4- Lalu yang Lalang

2.5K 467 65
                                    

Double update bcs why not 🌚🌚🌚









...











Cuaca cerah menghiasi langit jingga sore ini. Burung merpati beterbangan kesana kemari, menghiasi langit kota yang sebentar lagi berganti dengan gelapnya malam.










Hangyul sudah duduk dibawah pohon area taman yang sepi, menyesap rokok yang ia bawa dari Korea sambil sesekali memainkan game dalam ponselnya malas.










Beberapa manusia keluar dari area gedung yang tinggi menjulang, entah membawa kendaraan pribadi, hingga duduk dibawah halte bus yang kini ramai.










Otto von Guericke University, Magdeburg










Hangyul sudah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, begitu juga informasi mengenai calon sanderanya yang kini sedang berada dalam gedung entah melakukan apa.









Berbeda dengan Hangyul yang kini berpakaian santai, hanya sebuah kemeja dan ripped jeans, Yuri berpenampilan lebih misterius.









Pakaiannya serba hitam, kemeja hitam panjang, celana jins hitam, dan ditimpa jaket kulit dengan warna senada. Sebuah kacamata hitam mampir di hidungnya yang mancung, beserta masker dan topi yang melengkapi penyamarannya hari ini.









Sebuah airpod rahasia mampir disebelah telinganya.










Dan sebuah pistol tersembunyi dibalik jaket kulitnya.










Yuri cukup santai, berdiri diatas balkon hotel yang disewanya, beberapa kali menyipitkan mata pada seluruh siswa yang barusaja keluar dari gerbang sekolah yang kini berhadapan dengan balkon kamarnya.










"Yuri, kau mendengarku?" Bisik Hangyul, mendekatkan bibir pada alat komunikasi mini yang ia sampirkan di kerah bajunya yang terlipat.









"Ya," Jawab Yuri seadanya.










"Aku bosan," Keluh Hangyul tidak penting.









Yuri tersenyum sekilas, "Tentusaja kau bosan, karena kita hanya menyandera, kau kan lebih suka melihat jantung dan ginjal yang dikeluarkan dari tubuh manusia," Ejeknya melanjutkan.









Hangyul mengangguk setuju, "Kau benar sekali, aku seharusnya menjadi dokter bedah saja," Curhatnya.









"Dokter bedah kepalamu! Nilai sekolahmu saja tak pernah tinggi," Gumam Yuri sesuai kenyataan yang ada.









"Ya, ya, ya, kau benar. Nilai sekolahku tak pernah tinggi, oleh sebab itu aku jadi pekerja gelap dan bukannya dokter," Sahut Hangyul tidak terima.









Keduanya sempat terdiam dalam beberapa lama, hingga lampu oranye jalanan mulai dinyalakan seiring dengan redupnya cahaya malam.









Hangyul sudah menghabiskan satu pak rokok, namun yang ia tunggu tak kunjung tiba.









"Fuck! Sebenarnya kemana sih dia?" Umpat Hangyul beberapa kali, ia sudah digigit nyamuk beberapa kali.









Darkest Kingdom (PRODUCE X 101)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang