6- Tidak Biasa

2.3K 481 87
                                    

"Kendalikan amarahmu," Pesan Seungwoo, mendudukkan diri disebelah Hangyul, disebuah sofa panjang yang posisinya berseberangan dengan piano dalam kamar Hangyul.










Laki-laki disebelahnya nampaknya tak memiliki keinginan untuk menjawab atau memberi penjelasan mengenai amarahnya yang meledak sepulang dari Jerman.










Sebuah pistol Hangyul banting diatas sofa, beserta barang lain seperti rokok dan kondom yang tersimpan dibalik saku jasnya.










"Apa yang terjadi?" Tanya Seungwoo pelan, memiringkan badannya agar menghadap Hangyul dengan sempurna.










Hangyul mengendik, mengangkat nanar kedua pundaknya keatas, tanda bahwa ia juga sebenarnya tidak mengerti dengan apa yang terjadi.










"Hangyul, apa yang terjadi di Jerman?" Tanya Seungwoo berulang.










Sebuah hembusan napas panjang Hangyul berikan, mengeluh sambil memejamkan matanya rapat, menahan amarahnya yang kembali mendidihkan kepalanya.











"Tanyakan pada keparat Yuri," Ucap Hangyul akhirnya, "Dia merusak semua rencana, membuat aku ingin memecahkan kepalanya sekarang juga," Lanjutnya kemudian.










Seungwoo mengangguk mengerti, bahwa keduanya pasti mengalami hal yang janggal selama menjalankan tugas di Jerman.










Dulu, pernah sekali Hangyul marah pada Yuri ketika senjata laras panjang milik Hangyul gagal Yuri edarkan ke salah satu negara dan menyebabkan Hangyul ditahan di penjara kurang lebih dua bulan dengan tuduhan penjualan senjata secara gelap.










Namun, keduanya kembali berbaikan seperti semula hanya karena pernah suatu malam keduanya sedang kelaparan dan didapur hanya ada satu bungkus mie instan sedangkan penghuni yang lain sedang berada diluar kota.










Seungwoo menepuk punggung Hangyul pelan. Sedikit banyak ia yakin bahwa Hangyul dan Yuri pasti akan berbaikan seperti semula dalam waktu dekat.










"Hei, boleh aku masuk?" Bisik Jinhyuk, menyembulkan kepalanya masuk kedalam kamar Hangyul.










Seungwoo mengangguk memberi jawaban, dan Jinhyuk langsung melangkah masuk tanpa diperintah.










Usai duduk disebelah Hangyul, Jinhyuk mengangkat sebelah kakinya, memiringkan posisi agar ia bisa bertatapan dengan Hangyul sepenuhnya.










Tangan Jinhyuk penepuk pelan pundak Hangyul, "Lupakan saja, dia akan mengurus yang ia kurung bersama sanderamu dibawah tanah," Terang Jinhyuk pelan, jari-jari panjangnya mulai menyalakan rokok yang diselipkan dideretan giginya yang rapi.










Hangyul mengernyit tidak percaya, bagaimana bisa Jinhyuk terlihat membela Yuri habis-habisan?










Tidak berselang lama, sebuah hembusan asap rokok Jinhyuk tiupkan lewat bibirnya, "Orang yang ada dibawah tanah bersama sanderamu adalah satu-satunya orang yang akan jadi kelemahan Yuri," Terang Jinhyuk pelan.










Seungwoo refleks menegakkan duduknya yang santai, "Baek Jin?" Tanyanya kaget.










Jinhyuk mengangguk.










Darkest Kingdom (PRODUCE X 101)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang