5- Pertengkaran Saudara

2.3K 478 53
                                    

Jinhyuk mengembuskan asap rokok melalui belah bibirnya, membuka jendela kamarnya selebar mungkin agar mentari pagi dapat sedikit menyinari isi kamarnya yang gelap gulita.











Ia barusaja selesai di interogasi Seungwoo -dan Byungchan- perihal membawa orang asing dengan kaki tertembak kedalam rumah dini hari.










Tidak mau ambil pusing, Jinhyuk menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan padanya dengan lancar dan sesuai kenyataan yang ada.










Untung saja, tak lama setelahnya Yunseong dan Donghyun keluar dari dalam kamar dan membawa bekas peluru berlumuran darah yang berhasil mereka keluarkan dari betis pasiennya.










Sebelum pulang, Donghyun juga sempat berpesan bahwa obat bius yang ia suntikkan akan hilang dalam selang waktu tiga puluh menit yang artinya laki-laki bernama Wooseok itu harusnya sudah sadar sejak sejam yang lalu.










Namun pada kenyataannya, tidak ada tanda-tanda kesadaran yang akan segera Jinhyuk temui pada Wooseok yang napasnya masih teratur diatas ranjangnya.











Jinhyuk tersenyum miring, ia mengambil sebuah air dingin dari kulkas, mengisikannya kedalam baskom besar yang lalu dibawanya menggunakan sebelah tangan.










Byur!











Good.










Sepertinya air dingin memang mampu menyadarkan Wooseok yang kini berusaha mengais oksigen dengan wajah basah bekas siraman air dingin yang mengagetkan.










Dadanya naik turun dengan cepat, menerka dan menyimpulkan kejadian beberapa jam yang melintasi otaknya seperti film rusak.










Sebelah betisnya sakit sekali, juga hawa dingin pagi yang menerpa badannya secara tiba-tiba.










"Selamat pagi, Partner." Sapa Jinhyuk manis, duduk ditepian kasur. Giginya masih menjepit rokok yang belum tuntas ia hisap.










Wooseok merapatkan tangannya diatas perut, sebagaimana badannya gagal ia dudukkan.










Ia menyadari bahwa bajunya telah berganti, karena seingatnya ia tidak punya setelan piama merah muda yang kini membalut tubuhnya.











Menyadari pandangan Wooseok pada permukaan tubuhnya sendiri, Jinhyuk sedikit banyak mengerti, "Aku yang gantikan bajumu," Jawab Jinhyuk tanpa perlu diberi pertanyaan terlebih dahulu.










Pancar ketakutan terlihat jelas melalui dua manik yang menghiasi wajah Wooseok, mengikuti gigilan pada badannya.










Bibirnya menutup rapat, mengingat pertemuan pertamanya menyebabkan sebelah kakinya tertembak, maka tidak menutup kemungkinan akan ada kejadian yang lebih menakutkan menanti didepannya.










"Kau tidak ingin mengucapkan terimakasih karena kugantikan bajumu yang penuh darah itu, Partner?" Tanya Jinhyuk sambil menundukkan badannya, menghembuskan asap rokoknya tepat dihadapan wajah Wooseok.











"Te-terimakasih." Jawab Wooseok patah-patah, tenggorokannya kering.










Senyuman Jinhyuk terbit, disusul dengan kecupan singkat diatas bibir Wooseok yang kini melebarkan matanya kaget.










Darkest Kingdom (PRODUCE X 101)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang