ENAM

137 14 2
                                    

Maafkan apdetnya lama. Yayayayayayaya!.lagi banyak kegiatan banget hehehe.

Sekarang acaranya sudah mulai. Gue duduk dibangku paling depan,itupun duduk didepan disuruh Ayah gue pula.

Gue diam duduk menatap panggung dengan mata tertuju ke Ayah gue yang dadah-dadah sambil senyum. Gue cuman bisa balas dengan senyum tipis.

Tiba-tiba ada orang yang duduk disamping gue. Gue cuman Lirik sekilas,lalu cuek lagi. Dia tiba-tiba menepuk bahu gue pelan.

"Bokap Lo yang mana?"tanya cowok itu.
Gue lirik dia sekilas.

"Pak Ryan,"ucap gue.

"Haa? Pak Ryan? Lo anaknya Pak Ryan?"tanya dia heboh. Gue cuman mengangguk mantap.

"Eh tapi maaf nih ye. Jangan kesungging eh kesinggung,kok Lo gak mirip Om Ryan sih?"tanya Angkasa dengan nada hati-hati. Gue diam emang kenyataan sih yang diomongin Angkasa.

"Emang,gue aja gak tau kak."Angkasa mengangguk mantap.

"Emm...Eh Nama Lo siapa? Nama gue Angkasa,oh iya gue udah kuliah,bukan anak sekolah lagi tentunya,baru lulusan kemarin sih,"ucap dia dengan bangganya,bawel sekali cowok ini.

"Gue Elang kak."ucap gue singkat dan tersenyum tipis,mengulurkan tangan untuk berjabat tangan kenalan sama Angkasa. Jarang jugakan ada cowok yang hampir seumuran ginu yang ngajak gue bicara kayak gini,semenjak kejadian itu. Eh iya,Kenapa gue manggil dia kak? Ya,karena dia lebih tua dari gue,tentunya.

Angkasa menyambut uluran tangan gue dengan muka senang hati kayaknya keliatan banget,lagian dia kayaknya orangnya ramah dan gampang akrab."Elang Baharta?"gue menggeleng pelan.

"Terus?,"

"Elang Yudanto Anderson."dia mengangguk ragu sambil melepaskan salaman berjabat tangan itu dan tak bertanya apapun lagi. Ya, Mungkin dia bingung, kenapa nama gue gak ada hubungannya sama nama Ayah gue. Jujur,gue aja masih bingung sampai sekarang. Pengen mencari tahu dan nanya sama Ayah tapi belum berani.

"Eh gue pengen curhat nih!"ucap Angkasa gue lirik dia langsung mengangguk mantap. "Kalau pengen ya boleh."ucap gue.

"Sebenernya tuh yang harusnya kesini tuh adek gue. Cuman dia nolak,keselkan gue? Alasannya apa coba? Lo mau tahu?"gue cuman mengangguk.

"Dia capek baru pulang sekolah,alasan yang gak masuk akal banget kan? Padahal gue juga sama baru pulang dari kampus."cerocos dia,gue cuman bisa dengerin.

"Lo tahu adek gue?"gue menggeleng pelan,lah dia nanya yang jelas gue gak tahu. "Dia itu cerewet kayak gue,tapi jutek,nyeremin,dan satu lagi dia introvert kalau disekolah katanya. Beda sama gue kalau gue sama siapa aja ayo. Dia mah pilih-pilih banget orangnya."cercocos Angkasa.

"Adek kakak saling melengkapi mungkin?"tanya gue. Angkasa berpikir sejenak. "Bener juga sih ya,"gue mengangguk mantap. "Eh jangan bilangin siapapun tentang adek gue. Gue cuman berani cerita ke Lo doang,padahal baru sehari ketemu kan? Ya gue Srek aja gitu,soalnya gue susah kalau dipendem terus nih. Disini "Ucap dia sambil menepuk dadanya.

"Iya santai aja."Angkasa mengangguk mantap

"Elang,eh Angkasa."panggil Ayah gue.
Gue sama Angkasa nengok dan langsung berdiri.

"Eh om. Apa kabar om?"

"Baik,kamu dan Adek kamu apa kabar?"

"Baik kok om. Eh papa dimana om?"

"Lagi dibelakang panggung,"

"Yaudah Angkasa kesana dulu om,see you next time ye bro!"ucap Angkasa dan berlalu pergi meninggalkan gue dan Ayah.

"Yah aku mau kerumah Dina ada acara 40annya,aku kesana boleh?"

"Iya,tapi jangan pulang malam!"peringat Ayah gue. Gue mengangguk dan langsung menyalimi Ayah "assalamualaikum"
"Waalaikum salam"jawab Ayah gue dan gue langsung bergegas berlalu pergi dari acara ini.

Sesampainya gue dirumah Dina,gue langsung masuk kerumahnya,dengan pakaian masih pakai baju seragam sekolah yang acak-acakan.

"Assalamualaikum,"ucap gue.

Semua yang ada disana nengok ke gue,"waalaikum salam!"

Gue cuman tersenyum
dan langsung mendekati ibunya Dina.

"Eh Elang,sini duduk,"

"Iya Tan."gue langsung duduk lesehan didekat ibunya Dina.

"Emmm Elang kesini mau minta maaf sekali lagi,"ucap gue lirih sambil nunduk. Untung ibunya doang yang denger. Ibunya Dina langsung mengusap bahu gue lembut.
"Iya gapapa Elang,Tante udah ikhlas kok,"

"Tapi Elang gak enak Tan,"ucap gue lirik air mata gue hampir jatuh.

"Gapapa Elang,Tante serius udah bener ikhlas,"

"Emm Tan,tapi Elang bener gak tau apa-apa,"akhirnya air mata gue jatuh. Bodo amat lah mau dibilang cowok kok nangis? Lah wong cowok juga manusia kok.

Ibunya Dina mengusap bahu gue lagi dengan lembut.
"Iya Tante faham kok Tante ngerti,"ucap ibunya Dina sama-sama nangis. Nangis berjamaah deh jadinya. Orang-orang disana masih fokus mengaji.

"Udah gapapa Lang,Tante udah ikhlas kok."gue mangangguk mantap.

"Yaudah Elang ke pemakamannya Dina dulu ya Tan,"pamit gue. Ibunya Dina mengangguk sambil mengusap air matanya .

Gue berdiri diikuti ibunya Dina. Gue dianterin sampai depan pintu.
"Eh Tan ini tadi Elang kebetulan beli buah,buat Tante atau buat para tamu,"
Ucap gue sambil memberikan satu kantong buah yang kebetulan gue beli tadi sambil beli bunga buat kepemakamannya Dina.

"Iya Lang makasih ya."gue mengangguk mantap dan langsung memakai helm fulface gue yang biasa gue pakai. "Assalamualaikum Tan!"
"Waalaikum salam!'

gue mengangguk dan berlalu pergi.

Gue udah ada diarea pemakamannya Dina. Gue langsung buru-buru menuju ke makamnya Dina,karena udah sore juga.

Gue langsung simpan bunga yang udah gue beli tadi.

Gue jongkok didepan makamnya Dina.
"Dina,maafin gue kalau gue emang ada salah sama Lo,"ucap gue lirih sambil mengusap batu nisannya Dina. "tapi gue emang gak tau apa-apa,"gue tiba-tiba nangis,gak kuat bro begini. "Gue aja gak kenal deket sama Lo Din,gue cuman tau nama Lo, sama Lo yang mana,gue gak tau Din!"gue nangis terisak-isak.

Gue mengusap air mata, Tiba-tiba Dina ada didepan gue,"Dina!"panggil gue. Gue mengucek mata gue untuk memastikan ini mimpi atau nggak. "Dina!"panggil gue,Dina senyum, gue ikut senyum,"ini Dina?"tanya gue. Tapi dia gak jawab.

Dan tiba-tiba ada yang menepuk bahu gue,otomatis gue kaget banget,dan langsung nengok kebelakang. "Adek kenapa? Jangan melamun disini,lebih baik pulang udah mau magrib,"ucap kakek itu, dia penjaga pemakaman disini. Gue langsung lirik kedepan tepat tadi Dina ada didepan gue. "Loh kok?"tanya gue.

"Itu mungkin halusinasi kamu saja,ayo cepat pulang ini sudah sore,"

"Eh iya Kek makasih ya!"ucap gue dan langsung menyalimi tangan kakek itu. Kakek itu tersenyum bahagia,pas gue Salimin dan cium tangannya.
"Kakek jadi keinget cucu kakek,"ucap kakek itu dengan raut muka sedih. "Emm kakek yang sabar ya!,anggap aja aku ini cucu kakek!"ucap gue tersenyum manis. Kakek itu tersenyum manis juga.

"Makasih ya,semoga kamu mendapatkan jodoh yang baik hati,ramah sama seperti kamu!"ucap kakek itu. Gue cuman mengangguk. Yaelah kakek,udah ngomongin jodoh aja,gue aja belum kepikiran anjir apalagi gue ini jomblo pula ah anjir kok nyesek.

"Aaamiin, yaudah Elang pulang dulu kek,Assalamualaikum kek!"

"Waalaikumsalam."

Apdet nih,suka gak suka ya maaf ,maaf juga apdet lama,susah cari mood nulis hmm:(. Vote,Coment dan share biar semangat okee!.

kisah ELANG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang