"Lang lo dimana?"tanya Pelangi heboh,gue usap kuping gue ini gak tega.
"Lang!"disebrang sana pelangi suaranya semakin keras,gue yang baru lagi aja nempelin handphone di Telinga udah kena lagi ini kuping. "Kebiasaan lo teriak-teriak mulu,"kesal gue.
"Ish yaudah maaf sih,"ucap Pelangi. "ish iya, gue tanya lo dimana?"tanya Pelangi kesal.
"Gue lagi di rumah sakit, Ayah gue kecelakaan,"ucap gue lesuh,bagaimana gak lesuh, kagetlah denger orang tua kita kena musibah kayak gitu.
"Ha?!"suara dua orang lawan jenis itu menggema ditelinga gue meski lewat telepon,gue merasa kesal ternyata Pelangi gak sendiri,"Lo sama siapa itu?"tanya gue sewot. Seriua,gue gak sadar ngomong sewot gitu sama Pelangi. "Sama Dino,biasa,napa sih emang?"heran Pelangi. Gue jadi kaku gak karuan.
"Ya gak kenapa napa sih,"ucap gue gelagapan.
"Yaudah lo kirim alamat rumah sakit lo dimana,sekalian jenguk Ayah lo sama ngebahas tentang surat Dina yang Dino temuin tadi dan ada di lo kan,"jelas Pelangi.
"Iya ntar gue minta ijin dulu sama Mamah gue,takut di suruh jagain Ayah,"ujar gue sambil melirik Mamah gue yang lagi ngobrol mesra sama Ayah.
"Oh,yaudah kalau bisa gak bisa lo kabarin gue,"jawab Pelangi di sebrang sana
"HM,"gumam gue dan langsung mematikan panggilan sepihak.
Gue menyimpan handphone gue di saku seragam. Mau nyamperin Mamah dan Ayah tapi gak enak ganggu kemesraan mereka,haha.
Gue coba maju selangkah,"Eh,gak deh". Gue mengusap wajah gue kasar.
Gue maju selangkah lagi,mau mundur lagi,gue gak sengaja denger omongan Ayah,
"Aku mimpiin dia terus sayang,"ucap Ayah gue sambil mengusap pipi Mamah dengan penuh cinta,gue sebagai jomblo merasa iri. "Aku udah janji sama dia buat nurutin kemauannya itu,"ucap Ayah gue lirih,gue denger mamah menangis gitu. Mimpiin? Janji? Maksudnya apa gue gak faham. Tiba-tiba,
"Lang?"panggil Ayah gue pelan. Otomatis gue refleks diam memantung sambil menatap Ayah dan Mamah senyum-senyum.
"Sini,"ucap Ayah gue,tapi begonya gue masih diam.
"Lang sini di paggil Ayah,"ucap Mamah gue sambil mengusap airmatanya yang gak mau berhenti.
Gue buru-buru mendekati Mamah,"Mah kenapa nangis?"tanya gue sambil mengusap air mata Mamah gue dengan lembut,Mamah gue menggeleng dan tersenyum,dasar perempuan,memang seperti itu kali ya kodratnya.
"Mah jangan nangis dong,"ucap gue sambil mengecup pipi mamah dengan penuh kasih sayang. Tangis Mamah malah tambah deras,gue jadi ikutan sedih,gue kecup mata Mamah yang tentu membuat Mamah gue jadi berubah senyum. Gue itu penyayang banget,apalagi sama Mamah sayang gue gak bisa diibaratkan,untuk Mamah,demi Mamah apa sih yang Nggak,meski gue emang jarang beriteraksi deket sama Mamah, "Ehem Lang,yang manggil Ayah bukan Mamah,"sindir Ayah gue,masih sempat ya Ayah gue cemburu padahal lagi sakit.
"Ayah cemburuan!"kesal Mamah gue sambil menatap Ayah gue kesal,Ayah gue meraih tangan Mamah yang menjauh dari tangannya,"Mamah jangan marah gitu,Ayah juga manusia cemburuanlah,"Ayah gue memelas.
"Masa cemburu sama Anak sih,"ucap Mamah gue cemberut. Kan,kan,gue jadi nyamuk lagi kan.
"Elang kekantin Rumah sakit ya,bosen,"ucap gue sambil meraih tas gue yang terletak disofa.
"Kenapa bosen Lang?"
"Bosen Mah serasa nyamuk,"tukas gue.
"Siapa yang nyuruh kamu ngerasa jadi nyamuk?Mamah bingung,"tanya Mamah gue heran.
"Gak ada sih Mah,"ucap gue cengegesan.
"Oh,"ucap Mamah gue cuek. Dan kembali lagi ke acara romatisannya.
"Emang ya dunia serasa milik berdua gitu, yang lain mah beban,"ucap gue disusuli tawa kencang.
Mamah gue dan Ayah menatap gue tatapan datar.
"Maaf Mah,Yah,Elang ke Kantin laper,Asslamualaikum,"ucap gue dan~buru keluar ruangan.
Gue berjalan melewati koridor Rumah sakit dengan coolnya. Gue mau belok,eh tiba-tiba nabrak orang.
"Aduh maaf Bu,"ucap gue sambil sedikit menunduk.
"Eh bentar,angkat kepalamu,"gue heran,apa maksud Ibu itu,angkat kepalamu cegi maksudnya? Eh apaansih gak nyambung,gue mendongak,Ibu itu mundur sambil menatap muka gue dengan detail.
"Mukamu kayak gak asing,"ucap Ibu itu,gue memegang pipi gue"Muka saya pasaran kali ya Bu?"ucap gue tanpa sadar. "Ish,Muka kamu tuh langka,"ucap ibu itu kesal. "Yaudah Bu,mari,saya mau ke Kantin dulu,"Pamit gue dan langsung melanjutkan perjalanan gue menuju kantin.
Handphone gue bergetar,kayaknya chatting masuk. Gue merongoh saku.
"Princess ketus,"gumam gue.
Princess ketus😏: Lang,gimana?
Gue mengetik balasan.
Elang ganteng😎:ke Kantin Rumah sakit bisa g?
Princess ketus😏 mengetik....
Gue berjalan,sambil menatap layar handphone gue.
Ada yang nepuk bahu gue,gue terlonjak kaget,entah kenapa pundak gue jadi susah nengok kebelakang,berat banget. "Cepet selesain,"satu kata yang gue denger,suwer,suaranya lembut banget.
Kepala gue langsung seketika biasa lagi.
Gue nengok kebelakang,Gak ada siapa-siapa,cuman orang-orang yang gue gak kenal aja lagi jalan berlalulalang.
Gue lirik handphone gue lagi,Pelangi udah spam chat aja di grup.
Princess ketus😏:Rumah sakit mana?
Princess ketus😏:Lang?
Princess ketuss😏:Elangg!!!!!!!
Princess ketus😏:Elangggggg gue itung sampai 1
Princess ketus😏:1
Princess ketus😏:dah lah.
Gue buru-buru balas pesan chat.
Elang ganteng😎: Rumah sakit Pelita,buruan!
#maaf part pendek. Lagi rindu sama Elang. Yang masih nunggu syukur,gak juga gak papa. See you.
Sekalian follow igku:@bunga.aaa1_
Suka update kata-kata ,meski masih acak-acakan. Mohon maklum ya, masih belajar😂.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah ELANG!
Teen FictionElang,namanya Elang,lelaki yang sudah kalian tebak dari namanya cukup membuat buluk kuduk merinding,dengan bayangan sikapnya yang begitu dingin dan tidak tersentuh. Tidak,disini sebaliknya, lelaki bernama Elang itu memiliki hati tulus,mudah bergaul...