Waktu hampir menjelang malam,senja hampir muncul juga,gue masih stay nunggu mereka datang,tiba-tiba handphone gue bergoyang,eh bergetar maksudnya.
"Halo lu dimana?lama amat sih lu!"sambar gue,"Anu Lang,"ucap Dino gugup.
"Parah lu No,ternyata omes ya lu!"sewot gue,lagian apaan coba ambigu woy.
"HALO LANG!"ucap Pelangi keras,kan kebaiasaan bisa-bisa kuping gue budek.
"Iya kenapa?"ucap gue lembut, sabar Lang sabar,batin gue menarik nafas dan menghembuskannya nafas pelan.
"Lang,lo jangan marah ya,"tiba-tiba gue dengar Pelangi nangis sesenggukan.
"Aduh lo kenapa kok nangis?"heboh gue sambil memegang kepala gue erat.
"Itu Lang,tapi lo jangan marah ya janji!"ucap Pelangi dengan sesenggukannya yang masih terdengar.
"Iya sayang,gak akan,"ucap gue gombal,kali aja nangisnya berhenti hahaha. Sedikit geli sih,bilang sayang sekali ceplos gitu.
"Tas gue di jambret,"Kata Pelangi pelan.
"Anjir,terus gimana?"heboh gue,kasian dong pujaan hati gue kena jambret gitu. Andai gue disana dan bisa menolongnya.
"Disana kan ada surat yang kita mau kasih ke kaporles Lang,"tiba-tiba tangis Pelangi pecah lagi.
"Ha?"kaget gue,gue semakin shock parah.
"Dino udah berusaha ngejar,sayangnya dia gak bisa karena dia bener-bener ngebut banget jalannya Lang,sampai Dino kehilangan jejak,"ujar Pelangi lagi-lagi dia menangis kencang lagi,jadi gak tega gue.
"Plat nomornya gak tau?"ucap gue tenang,padahal gue rasanya kesel banget kenapa harus tas nya Pelangi sih yang dijambret,sialan!.
"Nah itu,sialnya plat nomor belakangnya sengaja di kosongin,parah Lang,gue sama Dino dari tadi kepikiran surat itu dan kita masih dipinggir jalan mikirin itu 1 jam yang lalu,"Jelas Pelangi.
"Maaf ya Lang,padahal surat itu penting banget."
"Udah gak papa,lu berdua kesini dulu ceritain disini yang jelas,gue tunggu,"ucap gue dan langsung memutuskan panggilan.
Gue jadi melamun gini,sendiri,iya sendiri orang tua gue pulang dulu,habis isya temenin gue lagi. untung saat ini orang tua gue gak disini, pasti bakal heboh di introgasi.
Gak sampai 10 menit mereka sampai,dan mereka berdua Pelangi sama Dino ada dihadapan gue. Mereka nunduk,Pelangi masih sesenggukan."Udah gak papa,gak usah kayak begitu kalian,udah jelek makin jelek aja lu berdua kek gitu,"canda gue sambil tertawa. Mereka masih diem.
"Yaudah gini,kalian ceritain dulu yang jelas ke gue kenapa bisa dijambret gitu,"ucap gue tenang. Dino menarik nafas pelan. Kayaknya dia yang bakal ceritain kronologinya.
"Jadi tadi...
Flash back on
Ditengah-tengah perjalan,Dino merasa motornya terasa berat dan semakin lambat."Bentar,"ucap Dino datar. Dino menghentikan motornya dipinggir jalan. "Ban nya bocor,"ucap Dino lirih.
"Hm,yaudah dorong dulu aja keknya disana ada tambal ban,"Dino dan Pelangi bergotong-royong mendorong motor.
"Tuh No,tukang tambal ban nya,"tunjuk Pelangi,lalu mengusap dahi nya yang mulai bercucuran keringat.
"Iya,sori lo jadi ikut capek,"ujar Dino tak enak.
"Gak kok gak capek,cuman sedikit berkeringat aja ini mah,"jawab Pelangi cepat.
Akhirnya mereka sampai,Dino membuka tas dan mengambil air minumnya yang tinggal sedikit,lalu menyerahkan kepada Pelangi.
"Lo minum dulu nih,"ucap Dino tanpa ekspresi.
"Pekaan nih,air minum gue kebetulan abis,"Pelangi langsung menyambar air minum yang diberikan Dino,dan langsung meneguknya tanpa sisa.
"Eh lu gak kebagian dong,"ucap Pelangi sadar sambil menutup kembali botol minum Dino.
"Iya,nanti aja,"jawab Dino singkat.
"Emang lo gak haus?"tanya Pelangi. "Haus,"lagi-lagi Dino menjawab singkat.
"Ngapain lo kasih ke gue kalau gitu,"bisik Pelangi dengan nada kesal,yang membuat bulu kuduk Dino merinding.
Tidak sampai 10 menit,
"Ini udah selesai tambal ban nya bang,"ucap montir itu. Pelangi menyoren tas nya sebelah,lalu keluar duluan dari bengkel.
"Jadi berapa?""30 ribu aja,"Dino langsung menyerahkan uang berwarna biru,dan membiarkan kembaliannya diberikan.
"No gue beli minum dulu di warung sana."teriak Pelangi dan diangguki Dino."Makasih pisan bang,"Ucap montir tersenyum bahagia. Dino mengangguk da tersenyum tipis lalu menyalakan mesinnya.
Tiba-tiba Pelangi teriak,dan Dino melihat langsung tas Pelangi yang dibawa paksa,sampai Pelangi terjatuh. Dino langsung menghampiri Pelangi,dan Pelangi malah menyuruhnya mengejar jambret itu,sialnya jalan ini pun sedang sepi,jadi tak ada membantu Pelangi kecuali Tukang warung yang melihatnya,dan montir bengkel tadi.
Flash back off
Dan akhirnya gitu seperti kata Pelangi,gue gak bisa ngejar jambretnya."jelas Dino panjang lebar.
Gue jadi gak tega liat mereka,kasian banget,sampai kayak gini gara-gara mau bantu gue. "Sekarang tangan lo gak papa Pelangi?"tanya gue. Pelangi menggeleng,"Cuman luka kecil."
"No lo sini,samping gue,"Dino menurut,dan mengalih posisi disamping gue.
"Lo gak salah,Pelangi juga gak salah,gue malah harusnya berterimakasih sama lo berdua,"ucap gue sambil menepuk bahu Dino dan terkekeh pelan.
"Udah jangan inget-inget lagi kejadian tadi,santai aja,gue yakin ada bukti yang lebih kuat kok dari pada surat itu."Ucap gue dan tersenyum lebar sambil menepuk bahu Dino lagi.
#maaf makin kesini makin gaje,banyak typo juga,sebenernya kurang semangat sih sama cerita ini,karena merasa sider lebih banyak,dibanding yang Vote tapi gapapa,seneng juga kok dengab kalian menikmati cerita ini juga,makasih atas semua supportnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah ELANG!
Teen FictionElang,namanya Elang,lelaki yang sudah kalian tebak dari namanya cukup membuat buluk kuduk merinding,dengan bayangan sikapnya yang begitu dingin dan tidak tersentuh. Tidak,disini sebaliknya, lelaki bernama Elang itu memiliki hati tulus,mudah bergaul...