Part 11 - Sexy Creature

3K 169 4
                                    

Drama pun benar terjadi, beberapa hari menjelang pernikahan Elda dan calon suaminya, sedikit berbeda pendapat. Mereka mungkin sudah lelah dengan pekerjaan namun dibuat ribet dengan pernak pernik pernikahan.

Namun itu semua berhasil terselesaikan sehari sebelum akad. Ya siapa lagi yang mengalah, tak lain dan tak bukan ialah Maron.

Tepat di tanggal cantik 01-08-2018 hari ini, dokter bedah berhasil mengucap serangkaian kata suci. Berikrar menjadikan Elda sebagai istrinya dan akan menafkahi, menyayangi dan melindungi.

Malam harinya, di jam 7 pesta resepsi digelar. Undangan sudah mulai berdatangan memenuhi ball room. Para bridesmaid kompak mengenakan kebaya model kutu baru warna salem, sangat cantik. Sementara groommaid serempak berjas hitam.

Pasangan raja ratu sudah bersanding di pelaminan. Sementara sahabatnya Vava dan Gadis sudah terpisah menemui rekan masing-masing.

"Ehemm," deheman sexy nan berat itu menginterupsi Gadis yang tengah mengambil makanan.

"Silahkan," mengetahui ada beberapa pria yang mendatanginya. Ia pikir akan mengambil makanan.

Gadis berjalan menuju meja kosong, tak sadar dirinya diikuti pria tampan dan mempesona dibelakangnya.

Setelah duduk,
"How was your day?" Bordes yang pendiam tiba-tiba berinisiatif memulai obrolan.

"Feel better after that night," jawaban Gadis kala itu terdengar ketus tak seperti biasanya yang lembut dan enak didengar.

"Sorry?"

"I don't think to say twice," waw Bordes sempat memastikan apa benar jika wanita didepannya ini adalah yang kemarin dia cium berkali-kali. Pasalnya malam ini, mulutnya sangat pedas.

"Waaw, suddently I feel sit with different ladies"

"Yes you are "

Bordes terdiam, ternyata wanita ini tak terlihat polos dan malu seperti kemarin. Tapi itu membuatnya makin tertarik. Ia menatap Gadis yang tengah memakan beberapa cake, dan snack ringat, shiit. Ia baru melihat tampilan wanita ini dari depan. Apa maksud dengan mengumbar sedikit belahan dadanya coba. Ia harusnya hanya untuk dilihat dirinya.

Bordes mendekat untuk berbisik di telinga Gadis, "aku melihat makhluk tuhan paling sexy". Dan berhasil, Gadis menatapnya dengan ngeri mendengar itu dari bibir seorang Alexander yang kaku.

"Maaf sepertinya ada tangan yang tidak pada tempatnya."

Bordes pun melirik tangannya yang sekarang nemplok di paha kiri Gadis. Hahaha, ia membatin pada tangannya, kau pintar sekali dalam memilih tempat singgah.

Sorry.

***

Bordes masih setia duduk di samping anak Rubianto ini. Menyaksikan dari awal sampai akhir cara Gadis makan. Sungguh semua tingkah laku wanita didepannya ini terekam anggun di ingatannya. Tak pernah sekalipun mengumpat atau bernada tinggi. Sepertinya tak terlihat kecanggungan dalam diri Gadis,justru kegugupan pada Bordes. Bingung apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Tak lama, wanita yang dipanggil Maron si Princess ini berjalan mendekati Vava. Saat ini tingginya sebatas telinga Bordes dan sangat pas untuk dicium.

Vava, Gadis dan diikuti beberapa pria naik ke pelaminan untuk memberikan ucapan dan doa. Tak lupa berfoto bersama. Dimana saat ini Gadis tepat disebelah kiri Elda. Fotografer menyuruh mereka untuk mendekat ke pengantin, semakin merapat.

"Maaaass," ucap Gadis manja.

Setelah tadi bertahan dengan bahasa formal. Ia sudah mulai kembali bak Princess. Pasalnya saat ini ia merasakan tangan nakal Bordes membelai pinggulnya. Spontan Gadis langsung membusungkan dadanya hingga punggung menempel pada dada bidang dan keras milik lelaki blasteran ini.  Ketahuilah setiap Gadis memanggilnya dengan sebutan itu, darahnya langsung mengalir ke bawah. Ditambah dengan posisi mereka yang memprovokasi.

"Setelah ini kita pulang,"
Pintanya harga mati.

Setelah berfoto, ia menggiringnya turun dan keluar menuju parkiran mobil.

"Maasss nanti Vava tahu,"

"Memang itu yang diharapkan"

"Mas pengin persahabatan aku sama dia hancur ?"

"No comment"

Dengan terpaksa, Gadis ikut pulang diantar Bordes. Ia bingung dengan tingkah dan sikap lelaki ini. Kepalanya melirik kiri dan kanan memastikan apakah Vava melihat adegan ini, dan semoga tidak.

Begitu sampai di apartemen, dirinya di gandeng naik lift menuju unitnya.

"Ayo buka," perintah lelaki itu agar segera menekan pin.

"Balik badan," baru kali ini rasanya Bordes mau untuk disuruh-suruh.

"Cepetan,"

Ceklek, pintu terbuka. Pria itu langsung balik badan dan Gadis didorong masuk menuju meja makan.

"Mas lagi apa-apaan si," merasa pria ini begitu menyebalkan.

"Aku udah ngga tahan dari tadi,"

Tak banyak kata, hanya banyak perlakuan dari Bordes. Pria ini sedari tadi menahan diri untuk tak mencium bibir merah Gadis.

"Mmm Mas," disela ciumannya. Gadis hanya diam, Bordes yang aktif mencium, mengecup dan mengulum bibirnya.

"Kenapa?" Ia penasaran kenapa Gadis tak membalasnya, "ini ciuman pertama kamu?"

"Masss"

"Hmmm"

"Ini dosa"

"Makanya mau ya jadi istri aku,"

"Tapi Vava,"
Setelah itu diciumnya lagi bibir Gadis panas.

"Ayo dibalas," dengan sedikit kaku Gadis menaruh tangannya di bahu Bordes. Semakin dekat tubuh mereka karena tangan lelaki itu yang terus merengkuh kuat pinggang Gadis.

Gadis memajukan wajahnya dan sedikit membuka bibir. Tak disia-siakan Bordes langsung menyambutnya. Mencoba menjelajahi bibir sexy ini hanya untuk dirinya seorang. Berkali-kali melumat dan menggigitnya. Decapan bibir diantara keduanya mengisi unit itu.

"Suka?"

Dengan ganas dan gemas bibirnya turun menyusuri leher putih itu memberikan ciuman basah dan jilatan.

"Mas,"

"Hmmm"

"Jangan keterusan"

"Sebentar,"

Sebuah gigitan dalam dan panjang di leher Gadis menyudahi keintiman mereka. Dan bebarengan dengan suara desahan yang amat sexy. Mata mereka saling beradu, dan ditanggapi senyuman oleh Bordes.

"Aku sebenernya pengin ngelakuin sesuatu dari tadi"

"Apa?" Tanya Gadis dengan polosnya.

Lalu pertanyaan ini dibalas dengan suatu tindakan nyata yang membuatnya kesel. Kedua tangan Bordes turun dan meremas bokongnya gemas berkali-kali.

"Mas!!" hardiknya kesal. Sambil menarik tangan itu menjauh.

"What is a beautiful night?"  Selama berdekatan dengan Gadis Evana Rubianto, mulai dari di Bandung mengantarnya ke suatu tempat hingga berakhir di rumah keluarganya sendiri. Memboncengnya, melindunginya dari tatapan pria-pria mata keranjang. Memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung kepala, semu Bordes hafal dengan sebaik-baiknya.

Hingga saat dia sakit dan bertemu di klinik, sikap perdulinya tiba-tiba muncul. Mengantarkannya hingga memesakan makanan. Tanpa disadari Bordes sudah melakukan banyak hal yang tidak pernah ia berikan untuk wanita lain, terutama Vava ketika jadi pacarnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak untuk vote, xomment atau follow ya guys.

Revisi 11042020

MY MAN - Bordes Alexander[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang