22 = My Handsome husband ( 私のハンサムな夫.)

8.1K 769 80
                                    

Usia kandungan Hinata sudah semakin membesar, tepatnya berumur delapan bulan. Sifatnya tergantung Mood saja, jika sedang senang, maka Hinata akan habis-habisan bermanja-manjaan pada Sasuke. Namun, jika sudah Badmood, rasanya Sasuke yang selalu jadi korban.

Bulan ini memasuki bulan Desember, wajar jika cuaca sangatlah dingin. Salju turun dengan lebatnya, membuat halaman rumah dipenuhi benda putih yang terlihat menyenangkan.

"Kaa-san ...." Kenichi memperhatikan Hinata yang sedari tadi sibuk merajut syal Biru navy.

"Nani ga atta, Ken?" sahut Hinata balas bertanya. Tangannya masih sibuk merajut syal yang hampir selesai.

Kenichi terdiam beberapa saat sebelum melanjutkan kalimatnya. "Menurut Kaa-san, apakah Tou-san sangat tampan?"

Hinata nampak memerah, kemudian kembali tersenyum. "Entahlah, tapi yang Kaa-san tau. Dulu saat di Akademi, Ayahmu banyak di-idolai para gadis."

"Apakah Kaa-san juga mengidolai Tou-san?" tanya Kenichi ingin tau.

Hinata tersenyum manis. "Tidak, kami bahkan jarang bertukar sapa," sahut Hinata. Sekarang ia mengikat benang terakhir dari syal-nya.

Kenichi semakin penasaran. Jika mereka tidak akrab, mengapa mereka malah menjadi suami istri?

"Lalu, kenapa Kaa-san menikah dengan, Tou-san. Dulu yang aku tau, Kaa-san sangat mengidolakan Naruto Jii-san. Kenapa malah berakhir dengan Tou-san?"

Are? Darimana putranya ini tau?

Hinata kembali tersenyum, kini senyumannya semakin lebar. "Ceritanya sangat panjang, Ken. Mama juga tidak menyangka, jika pada akhirnya Kaa-san dan Tou-san mu bisa menikah sampai memiliki dirimu dan Kirei." Hinata tersenyum manis.

"Takdir tidak bisa ditebak, Ken." Hinata mengusap surai raven putranya.

"Apa, Kaa-san sangat mencintai Tou-san?"

Hinata terjengkit kaget dengan rona merah yang menghiasi wajahnya. Tentu saja, iya. Jika tidak saling mencintai, tidak mungkin Hinata dan Sasuke sampai khilaf melakukan hal itu dulu.

Kenichi tertawa sumringah. Jika sudah seperti ini, Kenichi jadi ingin menggoda Kaa-san nya perihal hubungan mereka di masa lalu.

"Sudahlah, cepet bantu Kaa-san merapikan ruang tamu!" Hinata berdiri masih dengan wajahnya yang masih memerah.

Kali ini tawa Kenichi semakin kencang. Berhasil sudah menggoda Kaa-san nya hingga merona parah seperti itu.

* * *

"Tadaima."

"Okaeri nasai, Sasuke-kun." Hinata tersenyum manis. Ia membantu Sasuke melepaskan jubah hitamnya seraya menepuk beberapa kali karena butiran salju.

"Tumben pulang masih siang, apakah tidak ada kesibukan di markas ANBU?"

Mendapati Sasuke yang pulang sangat awal adalah kejadian yang langka, wajar jika Hinata bertanya.

ᴡᴀᴛᴀsʜɪɴᴏʜɪᴍɪᴛsᴜ [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang