Bab 9

3.8K 366 46
                                    

Sesuai perjanjian, tepat pukul 3 sore Taehyung sudah berada di cafe Lazanta. Di hadapan Taehyung sudah ada strowbery milk shake dan kentang goreng. Tak lama kemudian, Bogum masuk dan duduk di hadapan Taehyung.

"Maaf terlambat. Apakah kamu menunggu lama?" Tanya Bogum.

"Udah 10 menit yang lalu. Mau langsung ngomong apa pesen dulu? Kalau mau pesen, sana gih! Aku tunggu di sini." Ucap Taehyung dan kemudian meminum minumannya.

"Ya udah, aku pesen dulu." Bogum pun beranjak untuk memesan.

Drrt...drrt...

1 message from Kookoo

Taehyung sedikit ragu untuk membuka pesan dari sahabatnya itu. Dia sengaja menyembunyikan pertemuannya dengan Bogum dari Jungkook. Entah mengapa, yang pasti dia belum siap untuk menceritakannya sekarang.

Dengan ragu Taehyungp un membuka pesan itu.

Kookoo

Tae, kamu di mana? Kok gak ngasih kabar?

Taetae

Aku lagi di luar, Koo, ketemu sama temen. Maaf tadi lupa gak ngabari. Hehe....

Kookoo

Kamu ada di mana sekarang? Aku jemput ya?

Duh, Taehyung jadi bingung. Dia harus mencari alasan yang tepat agar Jungkook tidak curiga dan menjemputnya.

Taetae

Eh, gak usah, Koo. Aku nanti masih mau mampir ke tempat lain sama temenku. Nanti kita ketemu aja di rumah. Oke?

Kookoo

Oke. Tapi kamu gak lagi nyembunyiin sesuatu dariku kan?

Taehyung menggigiti bibir bawahnya. Sahabatnya ini terlalu peka. Taehyung semakin takut, bagaimana jika Jungkook mengetahui bahwa ia sedang berbohong? Semoga saja sahabatnya itu tidak marah.

Taetae

Gak lah. Ngapain bohong sama kamu. Udah lah, nanti aku kabari lagi ya? Paipai Kookoo 😘

Taehyung segera memasukkan smartphonenya ke dalam tas.

"Ada apa, Tae?" Tanya Bogum yang berjalan mendekat seraya membawa nampan berisi pesanannya.

"Gak ada kok." Ucap Taehyung seraya tersenyum.

Bogum pun mengangguk dan meminum minuman yang sudah dipesannya. Keadaan begitu canggung. Taehyung mengedarkan pandangannya ke segala arah, selain wajah Bogum. Terasa aneh sekali menurutnya.

"Ehem... Tae?" Panggil Bogum. Taehyung pun menatapnya.

"Iya?" Sahut Taehyung.

Bogum mulai menggenggam jemari Taehyung yang berada di atas meja.

"Aku minta maaf udah duain kamu. Aku khilaf dan ternyata bersama dengan Eunha bukanlah pilihan yang tepat. Dia meninggalkanku dan bersama dengan yang lain. Aku nyesel, Tae. Aku mohon, kasih aku kesempatan ke dua." Mohon Bogum dengan wajah melasnya.

"Kenapa rasanya berbeda saat Bogum memegang jemariku? Kenapa terasa hambar dan gak sehangat saat Kookoo yang memegangnya? Apakah aku sungguh jatuh cinta sama Kookoo?" Taehyung menggelengkan kepalanya. Berusaha menyangkal pikirannya.

"Kamu gak mau maafin aku ya, Tae?" Tanya Bogum saat melihat Taehyung menggelengkan kepala.

"Eh? Bukan begitu..." Ah, Taehyung jadi bingung sekarang. Ia harus bagaimana?

"Tae? Jadi gimana? Mau memberiku kesempatan lagi?" Tanya Bogum.

"Em... Aku gak yakin, Hyung. Kamu mengajakku balikan bukan cuma karna pelampiasan kan karena ditinggal sama pacarmu? Hmm... Aku jadi ragu." Ucap Taehyung. Kakinya bergerak gelisah. Dia bingung harus gimana sekarang. Jujur, Taehyung sudah tidak ingin kembali padanya, tapi dia ingin memastikan sesuatu. Dia harus benar-benar memutar otak agar dapat memilih keputusan yang tepat.

"Aku sungguh masih menyayangimu, Tae. Aku mohon, kasih aku kesempatan. Sekali saja." Mohon Bogum. Wajahnya begitu memelas. Taehyung jadi tidak tega.

"Ya udah, aku kasih Hyung kesempatan kedua. Tapi bukan berarti kita bisa langsung jadian dan kembali seolah gak pernah ada yang terjadi." Taehyung menjeda ucapannya, menatap Bogum yang menatapnya lekat.

"Aku kasih waktu 1 minggu untuk Hyung membuktikan bahwa Hyung sungguh menyayangiku. Buat aku yakin. Keputusan apakah aku mau jadi kekasihmu lagi, aku akan memberi tahunya minggu depan. Gimana?" Tanya Taehyung. Bogum terlihat berpikir sejenak dan kemudian mengangguk.

"Baik, Tae, aku akan manfaatkan waktu seminggu itu dengan baik. Aku akan buktikan ke kamu kalau aku benar-benar masih menyayangimu. Terima kasih sudah memberiku kesempatan kedua." Bogum tersenyum manis setelahnya.

"Ya udah. Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa." Taehyung beranjak dari duduknya. Tapi dengan sigap Bogum menahannya.

"Aku antar ya?" Tawar Bogum. Taehyung ingin menolak sebenarnya, tapi ia merasa tidak enak.

"Baiklah." Taehyung mengangguk. Dalam hati ia berdoa, semoga saja Jungkook belum ada di rumahnya.
.
.
.

Sesampainya di depan rumah, mobil berhenti. Bogum segera turun untuk membukakan pintu untuk Taehyung.

"Terima kasih, Hyung." Ucap Taehyung dan kemudian tersenyum.

"Ya udah, kamu cepat istirahat. Sana, masuk gih!" Ucap Bogum disertai senyum manisnya.

"Iya Hyung. Terima kasih sudah mengantar. Paipai!" Taehyung melambaikan tangan dan segera memasuki rumah.

Taehyung dapat bernapas lega saat tak melihat mobil Jungkook yang terparkir di halaman rumahnya. Taehyung tersenyum, syukur saja dia tidak ketahuan, begitu pikirnya.

"Ma, Pa, Tae pulang!" Taehyung membuka pintu rumahnya dengan ceria. Namun, seketika keceriaan itu hilang saat mendapati seseorang yang sudah berdiri menatapnya tajam.

"K...ko...kookoo?" Taehyung sungguh tidak tahu jika Jungkook sudah berada di rumahnya.

"Jelaskan padaku, kenapa berbohong dan kenapa juga pulang bareng cecurut Bogum itu? Jelaskan sekarang juga!" Suara Jungkook sangat mendominasi. Taehyung jadi semakin takut. Taehyung harus eotteoke?

Bersambung...

Gimana gimana?
Ditunggu vomennya...

Extraordinary Love [KV]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang