Bab 3

5K 489 47
                                    

"Tae, kalau aku sayang sama kamu gimana?"

Jungkook menatap Taehyung lekat. Memperhatikan perubahan ekspresi Taehyung yang jujur membuat jantungnya berdetak tak karuan.

Taehyung hanya diam menatap Jungkook dengan bola mata yang melebar. Namun beberapa detik kemudian, tawanya memecahkan keheningan.

"Hahaha... Kamu ini ada-ada aja deh, Koo... Ya gak apa-apa lah. Kenapa emangnya? Aku juga sayang kok sama kamu. Sayang banget malahan. Kamu kan sahabatku yang paaling baik. Tentu saja aku menyayangimu. Dasar kamu ini!" Taehyung kembali menyeruput minuman yang ada di hadapannya.

"Hanya sahabat ya? Sepertinya memang tak lebih dari itu. Sadarlah Jeon. Kamu tak akan bisa menjadi lebih dari seorang sahabat buat Taehyung." Batin Jungkook.

Jungkook terdiam dan menghabiskan makanan yang ada di depannya.

Setelah selesai makan, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kediaman Taehyung. Jungkook langsung kembali ke rumah setelah mengantarkan Taehyung. Dia sengaja tidak mampir karena hari juga sudah sore. Dia harus membantu bundanya di rumah.

"Bunda, Koo pulang!" Ucap Jungkook saat memasuki rumah.

"Eh, anak bunda udah pulang. Kok sore?" Tanya Bunda sedikit mengerutkan dahi kala mendapati wajah Jungkook yang terlihat masam.

"Tadi Koo masih ngantar Tae dulu, Bunda." Jelas Jungkook seraya mengambil kue kering yang ada di hadapannya. Kebetulan bundanya sedang membuat kue kering di dapur.

"Oh, lalu kenapa mukamu jadi lesu begitu? Bukannya senang ya kalau pulang bareng dengan Taehyung? Apakah kalian bertengkar?" Tanya bunda. Jungkook menghembuskan napas kasar.

"Bunda? Kalau cinta kita bertepuk sebelah tangan, kira-kira apa yang harus kita lakukan?" Tanya Jungkook lesu. Terlihat sekali sorot keputusasaan dari matanya.

"Jangan menyerah, Sayang. Mencintai seseorang itu tidak harus memiliki. Jika kita tulus menyayangi dia, maka kita tidak akan menuntut banyak padanya. Kita hanya akan berusaha menjadi yang terbaik untuknya. Membuatnya selalu bahagia meski dengan cara yang sederhana. Itulah yang namanya cinta." Jelas bunda Jeon. Jungkook yang mendengar penjelasan itu langsung memeluk sang bunda dengan erat. Sesekali ia mencium pipi bundanya.

"Bunda pakar cinta terhebat deh! Koo sayang Bunda!" Setelah itu Jungkook segera melesat menuju kamar.

"Aissshh... Anak itu. Sepertinya dia sudah mulai mengenal cinta. Ah, lucunya baby boyku." Gumam sang bunda diiringi senyum manisnya.
.
.
.

"Maksud Jungkook tadi apa ya? Kenapa dia langsung jadi pendiam setelah bertanya tadi? Apakah maksud dia menyayangiku itu lebih dari sahabat? Ah, tidak mungkin. Pasti bukan itu maksudnya. Dia mungkin hanya kekenyangan, makanya jadi pendiam. Iya, begitu." Monolog Taehyung kala mengingat kejadian di restoran tadi.

Dia kemudian bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aktivitas yang lumayan padat hari ini membuatnya merasa gerah. Ia ingin cepat-cepat membersihkan diri agar tubuhnya kembali segar.
.
.
.

Pagi ini Taehyung berangkat dengan raut yang bahagia. Sang kekasih sudah menunggunya di depan rumah untuk mengajaknya berangkat bersama.

"Apakah Hyung menunggu lama?" Tanya Taehyung saat sudah berada tepat di hadapan Bogum.

"Tidak kok. Aku baru saja sampai. Ayo kita berangkat." Ajak Bogum. Dia membukakan pintu mobil untuk Taehyung dan kemudian melajukan mobilnya menuju kampus.

"Maaf ya Sayang, kemarin aku sangat sibuk. Jadi gak bisa antar dan jemput kamu. Kamu tidak marah kan?" Tanya Bogum sesekali melirik ekspresi Taehyung.

"Gak apa-apa kok. Aku bisa ngerti. Kamu pasti sibuk kan? Apalagi kamu sekarang sudah mulai mengerjakan tugas akhir. Aku paham kok." Ucap Taehyung. Bogum mengelus surai Taehyung dan tersenyum.

Extraordinary Love [KV]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang