18

508 115 4
                                    

kalau bukan karena nayoung yang memohon untuk ditemani ke mall, mungkin hari ini sowon akan menghabiskan waktu di rumah untuk tidur-tiduran.

orangtuanya mengernyitkan dahi saat melihat sowon berpakaian rapi, bingung karena tumben sekali dia beranjak dari kamarnya.

"ma, aku pergi dulu ya," ucap sowon seraya mencium pipi kiri ibunya.

"iya, jangan pulang malem-malem."

sowon menganggukkan kepala lalu berjalan keluar dari rumah.

hanya membutuhkan waktu sepuluh menit bagi sowon untuk sampai di mall tempat janjiannya dengan nayoung.

melihat sowon berjalan ke arahnya, nayoung berlari kecil kemudian merangkul lengan temannya itu, "ayo ke lantai atas."

sowon menerima saja dirinya diseret oleh nayoung, "mau kemana sih?"

"beli skincare, abis itu kita minum kopi sambil ngobrol. gue udah lama ga ketemu lo."

"padahal baru sebulan ga ketemu dih."

"sebulan lebih lima hari," ucap nayoung mengoreksi perkataan sowon.

"terserah."

sehabis membeli skincare, mereka pergi ke gerai kopi yang terletak di lantai yang sama. sekarang hari minggu, jadi mall ini lumayan ramai.

"besok lo masih magang ya?" tanya sowon.

"iya. minggu depan terakhir."

"gimana magangnya?"

nayoung menarik napas panjang, "atasan gue ngomel mulu. pusing."

sowon tertawa mendengar keluhan nayoung.

"gue ga bisa bilang capek di depan lo. karena gue tau lo juga capek berkutat dengan jurnal dan artikel buat bahan skripsi," lanjut nayoung.

"seenggaknya berhadapan dengan benda mati lebih baik daripada sama manusia," canda sowon.

"tapi won, gue ada rasa sedih gitu bentar lagi magang gue kelar."

"bukannya lo seharusnya seneng ya?"

nayoung menggeleng, "mau tau kenapa?"

"apa?"

"kalau magang gue selesai, berarti gue ga bisa ketemu lagi sama cowok yang gue suka.."

sowon hampir saja tersedak, "lo demennya sama pegawai kantoran?"

nayoung mengibaskan tangannya, "bukan. sama mahasiswa magang juga."

"kirain.."

"di kantor tempat gue magang, semuanya udah pada nikah won. lo kira gue mau jadi orang ketiga gitu?"

"kok bisa sih lo suka sama orang padahal baru kenal sebulan? belom genap sebulan malah."

"sebulan tuh udah lebih dari cukup kali buat bisa suka sama orang," sahut nayoung.

"tapi lo ga tau dia dalemnya gimana," balas sowon.

"kan gue cuma naksir. bukan berarti gue mau jadi istrinya??"

sowon manggut-manggut, "iya sih."

"lo gimana sama jinyoung?" tanya nayoung tiba-tiba.

"gue berani bertaruh, telinga jinyoung pasti panas mulu gara-gara lo dan heehyun nanyain dia terus," ucap sowon.

"gue penasaran pengen liat orangnya secara langsung."

"ga penting banget sumpah."

"gantengan di foto atau aslinya?"

"sama aja kok. emang apa bedanya."

nayoung bertopang dagu dan menatap sowon lekat, "serius won, lo ga ada rasa suka sedikitpun sama jinyoung?"

sowon mengernyit, "maksud lo?"

"gue liat fotonya aja udah demen. gimana lo yang sering diajak makan bareng dan ngobrol segala macem."

"kan temen wajar aja begitu dong? kayak gue ke lo dan heehyun aja," kilah sowon, "bedanya, lo sama heehyun jauh lebih istimewa buat gue."

"lo bisa nyaman dan terbuka sama dia, yakin ga ada rasa apa-apa?"

sowon terdiam sejenak, "kalau sedikit, ya pasti ada. jinyoung baik, pinter, berpikiran terbuka, asyik diajak ngobrol, seru buat dijadiin temen diskusi. kayak ga ada kurangnya."

"ditambah ganteng," timpal nayoung.

"itu sih bonus," balas sowon.

"rencana lo selanjutnya apa?"

"selagi bisa temenan, begini aja udah cukup."

"beneran cuma temen? lo ga ada rasa sakit gitu pas tau dia punya pacar?" tanya nayoung menyelidik.

"gimana ya nay, orang kayak dia ga mungkin ga punya gandengan. kalaupun putus, pasti nanti ada yang baru," ujar sowon sambil mengaduk asal minumannya.

nayoung mengangguk paham, "saran gue sih. kalau lo ngerasa sakit, tinggalin aja. daripada temenan tapi bikin sedih."

just nothing | jinyoung, sowon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang