"dibilangin ga usah bantuin," kata sowon ketika melihat jinyoung berdiri di depan pintu gedung kosannya pagi ini.
"siapa yang bilang mau bantu, orang mau main," canda jinyoung. ia mengekori langkah sowon menuju lantai atas, dan berhenti di pintu kamar bernomor 204 yang di depannya dipenuhi oleh tumpukan barang-barang.
"lo pindah ke kamar nomor berapa?"
"207," jawab sowon seraya mengangkat kardus berisi buku-buku.
jinyoung berniat untuk membawakan kardus yang besar tersebut, namun sowon menolak.
"mending lo bawain yang lain aja," ucap gadis itu. jinyoung pun menurut, ia beralih mengangkat nakas yang memang cukup berat.
"udah-udah, sisanya gue bisa sendiri kok," seru sowon saat jinyoung ingin memindahkan kumpulan tas nya.
"apaan sih, nanggung ini dikit lagi," setelah menaruh tas sowon di kamar yang baru, jinyoung membantu membawakan rak beserta sepatu-sepatunya.
"kan kata gue apa, ga usah bantuin. malah ngeyel," gerutu sowon sambil menggelengkan kepala melihat jinyoung yang duduk kelelahan di lantai kamarnya.
akhirnya seluruh barang sowon sudah berpindah ke kamar barunya, terimakasih atas bantuan jinyoung.
selagi sowon menggelar karpet, jinyoung beranjak ke rak piring, mengambil gelas dan menuangkan air minum untuk dirinya sendiri.
"enak ya, berasa rumah sendiri," sindir sowon yang membuat jinyoung tertawa.
"haus, won. lagian lo ga ada niat buat ngambilin gue minum."
"ya soalnya lo ga minta??"
jinyoung duduk di atas karpet yang barusan dihamparkan oleh sowon, ia memperhatikan gadis di hadapannya yang sedang menggantungkan foto-foto di lampu tumblr. khas perempuan sekali.
"lo ga ada niatan buat gantungin foto kita berdua disitu?"
pertanyaan jinyoung membuat sowon menghentikan kegiatannya sebentar, "gue ga punya foto sama lo."
"kalau nanti kita foto bareng, fotonya bakal dipajang ga?"
"ga tau."
"kok ga tau?" protes jinyoung.
"lo berisik amat dah," keluh sowon, "keluar yuk, gue mau makan."
"sekarang?"
"iya. gue sekalian mau bayarin lo makan, sebagai tanda terimakasih karena udah bantuin."
"ke tempat yang mahal ya. jarang-jarang gue makan dibayarin gini."
"hehe sialan," maki sowon, "jangan yang mahal-mahal dong, akhir bulan nih."
"iya bercanda kok," ucap jinyoung, "ayam bakar yang samping tempat laundry tuh katanya enak."
"iya enak banget. lo juga suka makan disana?"
jinyoung menggeleng, "belom pernah."
"di samping tempat ayam bakar itu ada penjual makaroni. lo harus nyoba deh."
"enak?"
"banget! sayangnya gue ga bisa sering makan gituan."
"kenapa?"
"bikin pusing. gue ga kebiasaan makan msg soalnya."
"ga bisa makan mi instan juga dong?"
"gue sering makan mi tapi abis itu suka pusing dan sakit tenggorokan. apa kualat karena nyokap ga bolehin kali ya?"
jinyoung terkekeh, "pola makan lo pasti sehat."
"sehat apanya, junk food mulu padahal."
"oh iya kemaren kan abis pizza."
"kalau lo? ga bisa makan apa?"
jinyoung tampak berpikir sejenak, "apa ya? gue kayaknya bisa makan semua. tapi ada beberapa makanan yang nggak begitu gue suka."
"kalau makanan pedes?"
"gue bisa makan yang pedes-pedes. tapi kalau pedesnya kebangetan, kayaknya gue ga kuat."
"padahal mau rekomendasiin seblak di kantin fakultas gue. itu enak banget tapi pedesnya ga wajar."
"boleh tuh," celetuk jinyoung, "kapan-kapan gue main ke kantin fakultas lo deh."
"waktu itu lo ngapain ke fisip?" sowon teringat kejadian dua minggu yang lalu ketika jinyoung meneleponnya.
"mau nyamperin kakak tingkat yang sidang."
"kalau nanti gue sidang, lo bakalan dateng?" tanya sowon.
"dateng lah."
"beneran?"
"iya. janji."
![](https://img.wattpad.com/cover/192355653-288-k39751.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
just nothing | jinyoung, sowon ✔️
Storie breviwe are nothing. and as you've always said, you want nothing.