5; Pengajuan

2.1K 338 36
                                    


Apa kabar kalian semua, aku harap baik ya!

Inget ya, comment! Comment! Comment! Buktikan kalau readers disini barbar :)

Oke, cukup.

Selamat membacaaaaa💕
















# j o d o h #







Rasty tidak pernah merasakan perasaan sebahagia ini, wanita itu kini menggenggam erat jemari pria yang berhasil membuat ia uring-uringan selama dua minggu terakhir ini, pria itupun melakukan hal yang sama, bahkan mungkin lebih erat dari genggaman si wanita.

"Mas kenapa gak bilang?" Tanya Rasty memecah keheningan yang mereka berdua ciptakan barusan.

Jinhyuk tersenyum tipis, laki-laki itu ia merasa senang sekarang ada sosok yang mengkhawatirkan dia lebih dari siapapun.

Selama seminggu itu, ada hal yang tak patut ia ceritakan pada si wanita yang ada disampingnya ini, ia tidak mungkin bercerita kalau selama seminggu itu dia di hajar habis-habisan oleh para pemburu satwa liar bersama komplotannya.

"Saya lupa, maaf ya." Bohongnya.

Rasty mengangguk paham.

Padahal di dalam lubuk hatinya yang terdalam ia ingin sekali memaki, mecakar, bahkan menjambak rambut pria ini, tetapi tidak mungkin kan Rasty bersikap sebarbar itu di depan Jinhyuk, bisa-bisa ia yang ditembak lebih dahulu menggunakan senjata laras panjang.

"Tapi, saya khawatir mas."

Langkah Jinhyuk terhenti.

Pria itu kembali tersenyum tipis, lantas sedetik kemudian melanjutkan langkahnya yang terhandat barusan, tentu saja tingkah pria itu barusan sontak membuat Rasty tersentak kaget.

"Saya lebih khawatir daripada kamu, Rasty."

Rasty menyeringit.
"Kenapa begitu?"

Jinhyuk melepas genggaman tangannya terhadap wanita itu, ia kini menghadapkan badannya ke arah wanita itu, mata mereka saling berpandangan satu sama lain, Rasty dengan raut wajah kagetnya, dan Jinhyuk dengan raut wajah datarnya.

Namun, sedetik kemudian raut wajah pria tersebut berubah menjadi lebih hangat, pria itu tersenyum, dan apa yang dilakukan pria itu barusan berhasil membuat Rasty jadi semakin kaget.

"Saya khawatir karena saya tidak bisa menepati janji saya."

Rasty yang mendengar seruan Jinhyuk barusan langsung menggelengkan kepalanya tidak setuju, apa yang Jinhyuk barusan katakan tidaklah terbukti benar.

"Tapi mas menepati janji mas ke saya."

Jinhyuk mengangguk mengiyakan.
"Saya bisa menepati janji saya, itu semua karena do'a kamu, Rasty."

"Terimakasih karena sudah berdoa untuk saya."

Rasty tersenyum.
"Terimakasih ya mas, karena sudah kembali dengan keadaan selamat tanpa kekurangan apapun."

Jinhyuk mengangguk.

Jantung pria itu kini tidaklah sedang baik-baik saja, ada jutaan rasa yang kini berbaur di dalam sana, yang ia mau kini hanyalah melindungi wanita yang ada disampingnya itu dengan sepenuh jiwa serta raganya.

Jodoh | Lee Jinhyuk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang