Anjir ini udah 2k aja, kaget aku.
Pertama-tama aku ingin berterimakasih kepada para readers dan siders work ini, aku bingung mau ngomong apa, aku seneng cerita ini bisa lanjut terus karena dukungan kalian semua.
Oh iya, apa kabar kalian hari ini???
Udah sarapan/ makan siang/ makan sore/ makan malam?Semoga dimanapun kalian berada selalu diberi berkah ya oleh Tuhannya masing-masing.
Terimakasih sudah sudi buat mampir, selamat membaca!
# j o d o h #
Sudah sejam yang lalu sejak operasi berakhir, dan kini mas Jinhyuk juga sudah usai melewati masa kritisnya, Dokter yang menangani dia mengatakan bahwa peluru yang bersarang di dada mas Jinhyuk tidak menembus sampai Pleura nya.
Mendengar pemaparan tersebut aku menjadi sedikit lega, bagaimanapun luka tembak itu sangatlah berbahaya terlebih luka tembak memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda tergantung pada kecepatan pelurunya. Dan untung saja kecepatan dan ukuran proyektil yang di tembakan pada mas Jinhyuk masih dalam batas wajar.
Dan juga sebelum dilarikan ke RS. Bhayangkara Sartika Asih ini mas Jinhyuk untungnya sempat menerima pertolongan pertama dari rekannya.
Dokter juga bilang kalau mas Jinhyuk besok sudah bisa dipindahkan ke ruang inap biasa, untuk yang kesekian kalinya aku merasa lega.
Nyantanya ekspetasiku tidak selalu sama dengan apa yang aku hadapi setelahnya, ya tapi kan aku khawatir!
Aku hanya takut semua yang selama ini aku takutkan malah terjadi.
Aku takut dia mengingkari janjinya.
Aku tidak tahu mengapa aku justru jadi seperti ini, perasaanku tumbuh begitu saja seiring berjalannya waktu, jika dulu aku mati-matian menolak perjodohan yang aku anggap konyol ini. Maka kini lain halnya dengan aku yang sekarang.
Aku yang sekarang di siang dan malamku selalu bersyukur kepada Allah karena telah mempertemukanku dengan sosok pria hebat dan luar biasa seperti mas Jinhyuk.
Aku melirik arloji yang aku kenakan dan sekarang sudah menunjukan pukul 2:30 dini hari.
Minho, pak Seungyeon, juga mbak Linda istrinya, pamit pulang sejam yang lalu, ayah dan juga ibuk juga sempat menyusul kemari tetapi karena kesehatan ayah yang menurun akhir-akhir ini maka aku menyuruh mereka untuk kembali besok saja ketika mas Jinhyuk sudah dipindah ke ruang inap. Ayah menyetujuinya dan memilih buat pulang.
Aku disini hanya berdua bersama mas Jinhyuk, sekarang dia masih belum memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia akan sadar, aku paham karena pada dasarnya memang perlu waktu cukup lama untuk sadar pasca operasi yang agak berat.
Aku kemudian mendudukan diriku tepat disampingnya, kuraih tangannya kemudian aku tautakan jemariku dengan jemarinya itu.
"Mas, aku kira semua yang aku takutkan bakal kejadian," seruku pada dia yang hanya disahuti suara-suara alat medis yang ada disekitarku.
Aku mengeratkan genggaman tanganku di jemarinya.
"Tiga bulan semenjak pernikahan kita, kukira semuanya akan jadi datar kaya muka mas, tapi nyatanya memang ekspetasiku engga pernah seiring dengan realita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh | Lee Jinhyuk ✔
Fanfiction[ COMPELETE ] Perjodohan itu hal yang konyol, terlebih untuk seorang Ayudia Rasty. Namun, seberapa tegaspun Rasty mencekam hal konyol bernama perjodohan itu, ia sendiri malah harus menerima kenyataan pahit bahwa ia akan jadi salah satu korban tradi...