16; Selang waktu

2K 270 26
                                    

⚠️⚠️⚠️

Untuk yang dibawah 17+ mohon untuk SKIP part ini. Dosaku udah banyak, nanggung kalian kloternya udah penuh.

Oh iya,

Terimakasih sudah sudi mampir selamat membaca!

Jangan lupa comment ya!








# j o d o h #

Rasty bangun dari tidurnya sekitar pukul 04:00 subuh, bayangan pria semalam adalah salah satu hal yang terus-terusan menghantui dirinya, Jinhyuk datang kekediamannya semalam tanpa pemberitahuan apapun.

Hatinya berdebar cukup keras kala mengingat kejadian semalam, kejadian dimana ketika ia merasakan rindu yang amat mendalam pada sosok pria tersebut, dan tanpa ia duga-duga orang yang tengah ia rindukan berlari dengan tergesa-gesa menuju teras rumahnya, katakanlah dia memang munafik. Ia rindu dengan pria tersebut namun ia masih saja tetap pada egonya.

Tak terasa tetesan air mata mulai berjatuhan dan membasahi pipinya, buru-buru ia usap, wanita itu menghela nafasnya pelan kemudian menatap cincin yang ada di jari manis tangan kirinya, dengan cepat ia  menggeleng pelan, Rasty lantas bangkit untuk menunaikan sholat subuhnya, dengan sholat Rasty berharap segala beban yang ada dibenaknya bisa berkurang. Saat manusia tidak ada yang mengerti dirimu maka hanya Tuhan lah yang sanggup mendengar segala keluh-kesah tersebut.







Selepas melaksanakan sembahyang Rasty turun kebawah, disana sudah ada ibu serta ayahnya. Ibunya tengah memasak dan ayahnya sedang membersihkan sangkar burung peliharaannya di depan rumah.

Rasty duduk di meja makan dan memimun segelas air putih untuk menghilangkan rasa hausnya, ibu yang tadi sibuk berkutat dengan berbagai macam peralatan dapurnya menoleh ke arah putri bungsunya tersebut.

"Dek, kamu mau sampai kapan diam disini? Ga kasian sama suamimu? Siapa yang masakin dia? Siapa yang urus dia? Kamu ini sudah dewasa, kamu sudah berumah tangga, kamu juga lagi hamil," ujar ibunya panjang lebar.

Rasty berdeham, ia mengalihkan pandangannya ke arah yang lain, membuat sang ibu berdecak kesal.
"Ibuk kan sering bilang, pertengkaran dalam rumah tangga itu biasa terjadi. Karena itu kamu dan Jinhyuk harus mengurangi ego kalian masing-masing, mungkin Jinhyuk waktu itu banyak pikiran, kamu juga kenapa ga kasih tahu dia kalau kamu lagi hamil? Repot kan jadinya," seru ibunya seraya menatap Rasty kesal.

Rasty hanya diam dan tidak menjawab, ia juga bingung dengan apa yang kini ia alami.

Tetapi perkataan Jinhyuk malam itu benar-benar membuatnya merasa sakit hati.

Rasty memejamkan matanya, memikirkan kembali apa yang barusan ibunya katakan.

Tentang bagaimana Jinhyuk mengurus dirinya, karena semenjak menikah semua yang berhubungan dengan pria itu selalu Rasty yang urus, terlebih Jinhyuk juga pria yang tidak bisa memasak. Rasty jadi khawatir.

Apa yang dilakukan pria itu pagi ini? Apa yang disantapnya untuk sarapan pagi ini? Dan apakah pria itu bagun dengan keadaan baik pagi ini?

Pertanyaan-pertanyaan sederhana itu berkecamuk dalam batin wanita tersebut.

Rasty merasakan sesak yang tiba-tiba singgah dalam relung hatinya.

Benar kata ibunya, seharusnya dia tidak se-egois ini kepada laki-laki itu.

Ia dengan cepat bangkit dari duduknya dan dengan cepat berjalan menuju kamarnya yang ada dilantai dua, melihat itu ibunya mendelik bukannya apa anaknya itu sekarang tengah mengandung, dan melihat apa yang tengah dilakukan putrinya itu membuat sang ibu panik bukan main, wanita paruh baya itu memanggil nama putrinya secara terus-menerus tetapi tetap abaikan.

Jodoh | Lee Jinhyuk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang