Mau work ini end cepet dengan 15 part atau konflik terus tapi endingnya lama?
Ayo yang suka sesi baku hantam, bisa reply disini ya 😽
Terimakasih sudah sudi mampir,
Selamat membaca...
# j o d o h #
Seminggu semenjak kejadian mas Jinhyuk yang demam dan mual-mual itu, sekarang keadaannya sudah semakin membaik, ya walaupun akhir-akhir ini dia masih sering mengaku pusing dan merasa mual di pagi hari, dia bilang dia tidak apa-apa dan bisa melaksanakan aktifitasnya seperti biasa.
Aku menatapnya dan memberikan dia teh hijau sekadar untuk menenangkan pikirannya, akhir-akhir ini dia juga sering menangani kasus-kasus aneh, kebanyakan kasus yang korban-korbannya dimutilasi oleh pelaku dan dibuang di dekat asrama tentara.
Total dalam satu bulan ini sudah tiga kali kejadian seperti itu terjadi, dan yang terakhir adalah jasad seorang PNS Dinas sosial yang dimutilasi dan dibuang di dekat kodim tersebut.
Mas Jinhyuk juga akhir-akhir ini jadi lebih protektif denganku, mengingat banyak kasus-kasus kriminal yang terjadi belakangan ini, pulang-pergi Rumah sakit pun dia yang selalu antar, katanya dia tidak mau aku kenapa-kenapa, manis sekali kan? Hehe maaf sepertinya aku sudah resmi jadi bucinnya AKBP. Segara Jinhyuk Argadi ini.
"Mas jangan melamun begitu, ga baik ini minum dulu biar agak rileks," seruanku membuat dia terperanjat kaget, ia kemudian menghela nafasnya kasar, sepertinya dia memikirkan kasus mutilasi PNS Dinsos tersebut.
Dia kemudian meraih tanganku, lantas ia genggam dan cium sesaat.
Fyi, jantungku sedang tidak baik-baik saja.
"Terimakasih, aduh mas jadi makin sayang sama kamu," aku terkekeh pelan lantas mengelus surai hitamnya yang lebat itu, kok jadi gemas begini sih?
"Belajar gombal dimana sih?" Tanyaku penasaran.
Dia kini merangkul pinggangku lantas menaruh kepalanya di pundaku, tanganku ia taruh di atas surai hitamnya, ah aku paham.
Aku mulai mengelus surai hitamnya lagi, dia tersenyum kemudian mengeratkan pelukannya padaku.
"Pak Seungyeon yang ngajarin," serunya."Pak Seungyeon yang mana sih?" Tanyaku.
"Itu loh temenku yang jadi Opsir udara III di Lanud, belum pernah mampir sih dia, nanti deh mas suruh kesini sama PIA nya," serunya sembari memainkan bajuku.
Aku mengangguk. Dia kemudian melepaskan pelukannya dan mengecup bibirku singkat.
"Besok mas mau ada penyidikan dari pagi sampai malam, jadi kayanya ga pulang buat besok. Gapapa?" Tanyanya seraya memainkan jari-jariku, aku tersenyum lantas mengangguk.Ya, walaupun sejujurnya ada rasa tak ikhlas yang membiarkan dia pergi.
"Iya gapapa, mas jaga kesehatan disana, jangan sampai telat makan, jangan lupa Shalat, kabari aku juga kalau sempat, tapi itu wajib sih," celotehanku barusan ia balas dengan senyum tipisnya.
"Siap, 86!"
______
Aku menguap pelan kala berhasil menyelesaikan laporan yang nantinya akan aku serahkan kepada Kepala Bidang RS tempatku bekerja ini, sedari tiga hari yang lalu aku buat, mudah-mudahan langsung diterima jadi tidak usah aku revisi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh | Lee Jinhyuk ✔
أدب الهواة[ COMPELETE ] Perjodohan itu hal yang konyol, terlebih untuk seorang Ayudia Rasty. Namun, seberapa tegaspun Rasty mencekam hal konyol bernama perjodohan itu, ia sendiri malah harus menerima kenyataan pahit bahwa ia akan jadi salah satu korban tradi...