18; Terimakasih, Komandan

1.9K 274 10
                                    

















DUARRRRR BLE UPDATE :*





















# j o d o h #


Rasty sibuk memilih beberapa buah-buahan yang akan dia beli untuk Rose yang tengah jatuh sakit.

Terlebih sepupunya itu jatuh sakit tepat 10 hari sebelum hari pernikahannya, sontak ini membuat satu keluarga besar keteteran karena segala acara yang harus diundur.

Jinhyuk yang ada dibelakang Rasty menghela nafasnya pelan, pria itu rasanya gemas melihat Rasty yang tengah hamil besar jalan-jalan ke supermarket seperti ini hanya untuk membeli buah, padahal ia bisa menyuruh Jinhyuk saja sendirian untuk membelikannya, namun Rasty menolak.

Wanita berambut sebahu itu tidak mau Jinhyuk yang membelinya karena ia tahu pria itu tidak bisa berbelanja.

Sempat sebulan yang lalu tepatnya ketika Rasty sedang merasa tidak enak badan, ia menyuruh suaminya itu buat membeli beberapa kebutuhan rumah tangga seperti bumbu-bumbu dapur serta beberapa makanan ringan juga buah buahan, pria itu malah salah ambil barang.

Disuruh membeli gula Jawa yang datang malah asam Jawa, sudah diingatkan membeli semangka yang dibawa pulang malah anggur merah yang harganya bahkan lebih mahal dari bedak Rasty.

Sontak itu semua dijadikan pelajaran buat Rasty, Jinhyuk memang keren dalam urusan bela negara. Tapi pria itu sama sekali tidak jago dalam urusan seperti ini.

"Masih lama, sayang?" Tanya Jinhyuk yang kini sudah menekuk wajahnya kecut.

Rasty melirik kearah suaminya, wanita itu menaruh beberapa buah-buahan yang ia ambil barusan di keranjang yang suaminya kini tengah pegang.

"Udah, aduh suamiku kecut banget mukanya kaya asem Jawa," seru Rasty seraya terkekeh pelan.

Jinhyuk mendengus.
"Biar ga kecut kasih gula."

Seruan Jinhyuk membuat Rasty tersentak, ia paham maksud pria itu.

Tapi, ia berpura-pura tidak tahu dan membuat Jinhyuk kesal.
"Mau beli gula? Kebetulan udah habis, biar sekalian," sahut Rasty diselingi senyum tipis.

Padahal aslinya dalam hati wanita itu tengah tertawa geli melihat tampang lempeng Jinhyuk.
"Tsk, gatau."

Rasty tertawa geli.
"Astaga, imut banget sih, suaminya siapa sih ini!?" Pekik Rasty gemas.

Jinhyuk mencebik.
"Gatau, aku masih perjaka," sahutnya asal.

Rasty makin dibuat terbahak oleh sahutan Jinhyuk barusan.

Apa?

Perjaka katanya?

"Misi mas, yang di perut pundung."

Jinhyuk langsung tersentak.
"Eh adek, enggak-enggak ayah bercanda!"

Rasty tersenyum mengejek.
"Udah tua juga, ayo ke kasir, mas bayarin ya?"

"Ya? Ya? Ya?"

"Iya dong."

Pria itu memperlihatkan raut wajah datarnya, ingin dia berkeluh kesah tapi nyatanya dia terlampau bucin pada Rasty.

"Ya udah, iya."

Rasty memekik senang wanita itu tertawa bahagia lantas dengan cepat berlari kearah kasir, Jinhyuk sontak melotot.

"Dek! Ya Allah hati-hati!"

"Astagfirullah istri siapa sih? Imut banget pengen banget saya makan."

Jodoh | Lee Jinhyuk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang