Teruntuk Byungchan stan, stay strong, jangan berkecil hati, masih ada banyak hari lain yang bisa membuat idol kalian bersinar.
Dan teruntuk kakak-kakak ku ELF di seluruh dunia, aku tahu ini berat, kalian pasti lagi down karena ditinggal appa bear, dia tahu yang terbaik buat dia, suju tetap 13 + 2, dan selalu akan jadi seperti itu.
Intinya untuk kalian semua, jangan berkecil hati ya! Semangat!
Oh iya, aku sampai lupa!
Selamat membaca...
# j o d o h #
Setelah menyerahkan segala syarat-syarat mulai dari N1,N2, SKCK dan sebagainya ke kantor mas Jinhyuk, aku merasa sangat amat lega karena kami tinggal menunggu sidang yang akan dilakukan lusa nanti, aku kira dulu menikah dengan seorang aparat negara tidak perlu serepot dan sesusah ini, ternyata aku salah, nyatanya tidak segampang itu.
Ternyata begini rasanya jadi Anggita, dia selalu mengeluh sebelum resmi menjadi seorang Persit, nyatanya memang serumit ini, ini baru awal, setelah menikah bahkan Anggita sering mengeluh padaku tentang banyaknya kegiatan-kegiatan yang harus dia ikuti, wanita yang tergabung dalam Persit Kartika Chandra Kirana itu selalu mengeluh-eluhkan ibu-ibu yang selalu menanyainya hal-hal yang selalu membuatnya kesal, terlebih jika dibanding-bandingkan dengan Persit lain, Anggita kadang sampai menangis kala ia bercerita padaku.
Memang konsekuensi menjadi istri dari seorang prajurit seperti itu, kita diharuskan hidup sederhana dengan berkehidupan sosial yang tinggi.
Belum saja aku resmi mengenakan seragam berwarna merah muda yang sering dikenakan istri seorang polisi nantinya, ada rasa khawatir yang singgah di benaku, ah aku sungguh tidak bisa membayangkan itu, bisa dihitung tinggal 14 hari lagi aku akan resmi menjadi Bhayangkari dari seorang AKBP. Segara Jinhyuk Argadi.
Aku menghembuskan nafasku lantas melirik mas Jinhyuk yang kini tengah duduk disampingku, ia tengah menyetir, aku ingin bertanya sesuatu, namun rasanya berat untuk dilontarkan, takut-takut pertanyaanku nantinya tidak penting sama sekali untuk dia.
Aku hanya ingin bertanya, apa saja tugas seorang Bhayangkari pada dia, tetapi aku memilih mengurungkan niatku untuk bertanya padanya, aku merasa tidak enak bertanya pada dia yang kini tengah fokus menyetir mobilnya, lebih baik aku cari di internet saja, iya lebih baik seperti itu.
Selama dua puluh menit di perjalanan, kami hanya diam, tidak ada satupun dari kami yang angkat bicara, aku dan dia sama-sama memilih untuk diam, jika boleh tahu pernah tidak kalian berada dalam situasi seperti yang aku rasakan saat ini? Ingin rasanya bertanya ini dan itu, tetapi dengan meyampingkan ego memilih diam karena si lawan bicara menampakan wajah datarnya?
Memang sulit kalau sudah bertemu spesies manusia semacam mas Jinhyuk ini.
Setelah melewati keheningan barusan akhirnya kami sampai di mall yang nantinya bioskopnya akan kami kunjungi hanya untuk menonton flm.
Mas Jinhyuk memarkirkan mobilnya, lantas menyusulku yang sedari tadi audah menunggu dia di dekat pintu masuk.
Tangannya terulur, spontan aku membuka dompetku, aku rasa dia tidak punya uang kecil untuk membayar parkir, tadi rasanya aku punya seleberan dua ribuan, tapi dimana ya? Aku membuka resleting tengah tas ku, dan nyatanya memang terselip di sana, tepatnya di bagian bawah dompetku, aku kemudian memberikannya pada mas Jinhyuk, namun dia malah menatapku bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh | Lee Jinhyuk ✔
أدب الهواة[ COMPELETE ] Perjodohan itu hal yang konyol, terlebih untuk seorang Ayudia Rasty. Namun, seberapa tegaspun Rasty mencekam hal konyol bernama perjodohan itu, ia sendiri malah harus menerima kenyataan pahit bahwa ia akan jadi salah satu korban tradi...