Chapter 20.

4.4K 381 91
                                    

Yo hoooo...saya kembaliii... 🙌🙌

Ada yang rindu?! Ada?! Ada?!
Tidak yakin saya kalau kalian rindu saya,tapi pastinya rindu cerita ini. 😋😎

Ya kan?! Ya dong?! Pastilah ya... 🙌🙌🙌

Fiuuuhhh...setelah hampir 1 minggu akhirnya saya punya inspirasi juga,daaaan...saya rada heran juga kenapa ya kalo tidak ada si Dobe kalian merasa agak - agak gimana gitu ya kan?! 😶😶

Jadi...tolong ya beritahu saya kenapa kalian para sobat sekalian rada tidak ngeh...kalo si Dobe tidak ada. 🙌🙌😅🙏 kan saya kepo juga. 😅😅😅

Okeh kalo begitu...mari kita meluncur ke part kali ini.

Next.

... ... ...



Sasuke terbangun dari tidurnya saat ponsel nya berbunyi nyaring,tubuh kekar itu pun bangun dari kasur kemudian mendudukkan diri di tepinya. Sebelah lengan kekar itu terangkat dan mengusap wajah putih itu untuk menghilangkan rasa kantuk yang masih menyerang.

Tangan kanan nya pun terulur untuk mengambil ponsel hitam yang masih berbunyi nyaring di meja nakas,matanya membaca nama yang tertera di layar tersebut kemudian menggeser icon hijau untuk menjawab panggilan tersebut.

"Yes,Uchiha Sasuke's here."

"..."

"How much?!"

"..."

"Hn. Where's them right now?!"

"..."

"Understood,and the weapon?! Don't say you must forgot."

"..."

"Ok thank you so much Bryan i-what?! You come here too?!"

Sasuke memijat pelipisnya yang tiba - tiba pusing setelah mendengar jika sahabat lamanya itu juga ikut turun tangan,apa jadinya para musuhnya nanti jika pria itu ikut - ikutan?!

Dan sekarang telinganya justru mendengar tawa khas Bryan,begitu bahagia dan menyenangkan pikir Sasuke.

"Ok fine. What?! No...no buddy,no i'm not. Ou Bryan come on...stop it!"

Setelah berkata demikian Sasuke pun langsung mematikan sambungan ponsel nya,matanya memandang jam yang ada di atas kasusnya,Pukul 08 : 00 ia masih punya banyak waktu.

Kaki jenjang nya pun beranjak dari kasur menuju toilet yang menyatu dengan kamar apartemen pemberian Neji untuknya,ya pria itu bersikeras memberikan 1 unit apartemen nya sewaktu ia kuliah dulu padanya dan berakhir ia tidak bisa menolak.

Sasuke memandang wajahnya yang basah di pantulan cermin,rambut belakangan nya sedikit layu karena kedua tangan nya yang basah menarik poni ke belakang tadi. Seringai iblis terpatri di bibirnya saat membayangkan bagaimana para tikus - tikus itu melihatnya nanti.

"Bagaimana reaksi mu jika aku ada di hadapan mu nanti,Akasuna?!"

Kini onyx nya terpaku pada bandul kristal dari kalung yang ia pakai,begitu kontras dengan kulit putihnya yang bersih. Informasi kecil Sasuke tidak suka mengenakan atasan saat ia tidur,ia lebih suka hanya mengenakan dalaman dan training saja. Beda halnya saat ia berada di desa Konoha,udara di sana begitu dingin dan sejuk jadi kalau ia melaksanakan kebiasaan nya tersebut sama saja ia bunuh diri namanya.

"Naruto."

Pandangan nya semakin sendu saat ia ia memandang kalung kristal yang ia pakai,pemberian kekasihnya di Konoha sana. Sudah lebih dari 1 bulan ia berada di Tokyo,mengamati sekitar sambil menyusun strategi penyerangan nya nanti.

I See Your Heart.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang