Wanna meet you!
* *
Can we meet??
* *
Aku didepan rumah kamu, let's meet!!
* *
Tinggalkan dia untukku! I want to be with you any longer..
* *
I love you...
I Miss you..* *
I need you..
* *
I'm sorry... I hurt you..always..
*. *
I hate you, i cant forgive you* *
Don't explain anything
* *
I don't even want to know about you anymore.
* *
END
Semua seolah seperti movie slide...bergantian hadir dalam pikiran Jingga. Semua hal yang sebenarnya ingin dikubur dalam - dalam adalah hal yang paling sulit untuk dilupakan. Terlalu indah...
Atau terlalu menyakitkan.Bila diingat ingat kembali siapa yang paling sering menyakiti, paling sering meminta perhatian, pengertian, dan segala sesuatunya mengarah padanya. Dirinya yang sebetulnya candu akan kasih sayang Senja. Namun keegoisan dari dirinya yang merasa dirinya tidak layak untuk mendapat kekecewaan sedikitpun dan pada akhirnya hanya berujung ketidak Adilan bagi Senja.
Saat Jingga bergelut dengan pikiran dan asumsi belakanya, yang sebetulnya semua berawal dari kecemburuan yang tak bisa ia ungkapkan. Karena Jingga merasa itu melukai harga dirinya. Oleh karena itu....yang sebetulnya tidak pernah memberikan kesempatan akan jalan takdir ini adalah...dirinya sendiri. Jingga.
Semua alur kehidupan Jingga seolah tak jauh berbeda dari sebelumnya, berlari sekencang mungkin pun akhirnya selalu berhenti di titik yang sama. Kebahagiaan yang dikejar semata untuk mengaburkan semua perasaan rindunya yang meronta - ronta tanpa melihat waktu, alhasil kembali nihil. Rasanya ini seperti karma karena ketidak Adilan yang dilakukan oleh Jingga saat terakhir kali meninggalkan Senja.
Semua ini sudah cukup melelahkan, dan jujur saja membuat Jingga membenci Senja dari hari ke hari. Karena semua kenangan ini terlalu nyata, menyakitkan, dan melelahkan.
Sepertinya...
Aku harus mencarinya...
Aku harus menemuinya...
Bahkan dalam mimpi sekalipun.Batin Jingga terus merutukinya sendiri, seorang Jingga yang biasanya terlihat dingin...sedang menunjukkan sisi lemahnya saat ini.
Lemah..karena hasrat dan keinginan yang selalu Jingga kubur dalam - dalam. Entah hingga berapa lama lagi.
*. *. *.
Tiba tiba saja Senja terbangun dari tidurnya, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam hari. Mimpinya barusan berhasil membuatnya terasa mati suri. Merasakan mimpi yang sangat nyata, bahkan sepertinya bukan mimpi melainkan kenyataan.
Mimpi yang selalu menggores lembar jiwa dengan nyata adalah saat Senja bermimpi tentang satu nama itu. Membuat Senja tak bisa menghapusnya dan berlari dari hati yang pilu, untuk semua yang pernah terjadi antara mereka berdua, walaupun itu dimasa lalu. Masa lalu yang harus dengan sekuat tenaga Senja maafkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E S T I N Y
RomanceKenangan di masa lalu, secuil kisah cinta saat remaja akankah menjadi takdir cinta yang sesungguhnya di masa mendatang?? Setelah dipisahkan oleh waktu, seorang Jingga yang akhirnya dipertemukan kembali dengan cinta pertamanya... Senja. Dari Cint...