3 | (Confession)

94 4 0
                                    

One day...

someone is going to hug you so tight

that all of your broken pieces will stick back together

_Radith Pradithya

--------------------------------

"Nona Senja... "

diperjalanan pulang Senja bertemu dengan Kian, yang tidak lain adalah tangan kanannya Radith. Sedikit terkejut sebetulnya bisa bertemu dengan Kian saat ini.

"Kian? "
ujar Senja, masih sedikit kurang paham mengapa Kian ada didepannya, sambil. membukakan pintu mobil yang tiada lain adalah mobil Radith. BMW hitam milik Radith yang sangat ia kenal.

"Silahkan Nona.. saya diminta Radith, buat jemput Nona Senja" Ujar Kian masih dengan bahasa formalnya, melihat Kian menggunakan bahasa formal memperlihatkan sekali situasi yang tidak biasa, dengan kata lain ada hal yang cukup genting. 

Seketika itu saja, Senja seperti mendapat warning.

Radith. minta Kian jemput aku?
duhhhh... pasti karena seharian ini aku lupa ga bales pesan dia dan ga angkat telpon dari dia..Mampus kamu, Senjani Putiaaaaa!!

Semua pikiran itu berkecamuk di benak Senja. Senja pun tak bisa menolak, hanya bisa mengangguk kecil dan mengiyakan. Senja pun melangkahkan kakinya menuju ke arah Kian. Kian pun mengangguk dan tersenyum, sambil mempersilahkan Senja masuk kedalam mobil. Tapi Senja tidak melihat Radith sama sekali, pandangan Senja pun melihat ke dalam. mobil dengan seksama.

Trus Radith?? dia dimana...

"Tuan Radith sudah menunggu Non di apartemennya, Non.. "
Jelas Kian, seakan bisa membaca isi hati Senja. Dan Senja pun hanya bisa tersenyum pasrah, kayak orang yang udah kepergok nyolong makanan.

buset dah...si Kian punya mata batin kali yak... bisa nebak pikiran orang

Senja pun akhirnya masuk kedalam mobil, begitu juga dengan Kian.

"Hmm.. Kian.. "

"Iya, Nona.. "

"Kamu.. langsung antar aku pulang kan? " ujar Senja berbahasa non-formal, karena memang sebetulnya Kian itu adalah sahabat Radith yang sudah dianggap sebagai keluarga. Namun pekerjaan yang membuat Kian tetap ingin profesional bekerja. Walau usia senja cukup jauh dibawah Kian, Senja tetap calon istri Radith. Nyonya  Radith sang CEO.

"Maaf, Nona Senja.. "

"Maksudnya? "

"Sepertinya... saya harus mengantar anda ke Tuan Radith terlebih dahulu.. "

"Tapi.. sa--"
belum selesai berbicara, Kian sudah menjelaskan lagi.
"Maaf Nona... bukan saya lancang, tapi ini perintah dari Tuan Radith.. "

Senja tidak berkata-kata lagi. Tinggal menunggu saja apa yang akan terjadi malam ini. Akan berakhir seperti apakah, hari ini.

Oke... Fine!

Semenjak Bertunangan, Radith seolah memiliki hak veto aras dirinya, ditambah lagi kedua orang tua Senja sangat mudah dibuat jatuh cinta dengan karakter Radith yang memang santun, dan sangat perhatian. Selain mapan diusianya, Radith memang selalu bisa menaklukan hati orang tuanya. Tetapi kesuksesannya diusia muda, terkadang menjadikan dia sedikit terobsesi mengenai hal apapun yang ia inginkan. Dan hal itulah yang sedikit membuat Senja merasa sangat sesak. Senja... benar - benar sulit untuk lepas dari genggaman Radithya.

* * *

Suara alunan musik piano instrumental sayup sayup terdengar dari dalam apartemen sejak pertama kali Senja masuk kedalamnya. Kebetulan Senja memang tahu kode masuk apartemen Radith, yaitu tanggal lahirnya. Dan untuk Radith sendiri, seorang laki - laki pekerja keras dan tegas pada semua karyawannya, namun sisi lain dari dirinya adalah kehangatan hati yang selalu ia berikan pada Senja. Tatapan mata yang sendu dan lembut, tatapan mata yang bisa membuat Senja mengingat semuanya. Semua sudut hatinya. 

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang