Semenjak dari kemarin, setelah pertemuan dengan Oma terakhir kali, Radith merasa hubungannya dengan Senja tidak terlalu baik. Banyak hal yang merasuki pikirannya sehingga rasanya jika melihat Senja ada cinta, rindu, dan juga cemburu. Sungguh sangat memalukan, ketidakpercayadiriannya ini.
Hampir tiga bulan menikah belum ada kontak fisik berarti layaknya pasangan suami istri diantara mereka, hanya beberapa kali kontak fisik karena memang diperlukan saat itu. Sikap Radith yang tidak dapat diduga itu, tidak menuai protes dari Senja. Senja pun sepertinya menikmati hal ini sebagai kesempatan untuk 'merefresh' pikirannya yang sebetulnya sangat membutuhkan ketenangan.
Alasan Radith adalah sedang tidak ingin memikirkan pekerjaan. Radith pun tidak sibuk menghubungi siapapun semua nampak sangat teratur atau sudah dihandle oleh pegawainya. Salah satunya oleh orang kepercayaannya, Kian.
--------------
Pagi ini, Senja merasakan udara pagi yang membuat dirinya enggan beranjak dari balik selimut. Senja sudah memutuskan untuk mengambil cuti selama 3 hari, tidak direncanakan namun sepertinya Radith pun tampaknya tidak berangkat kekantor, hanya wajah Radith yang sedang terlelap saat ini.
Ya Tuhan...
Radith..simanusia berhati lembut, tampan sedang terlihat tak berdaya saat ini dihadapan ku.
Batin Senja.Senja dengan sweater putih panjang dan rambut ikal terurainya melayangkan pandangannya keluar, hujan. Sangat indah.. Setenang ini rasanya, rintik hujan terdengar sangat harmonis.
Sebetulnya orang sekaya raya Radith dapat membawa dirinya kemanapun..bahkan ketempat yang sebelumnya tak pernah diduga-duga. Tapi tetap saja rumah adalah tempat ternyaman baginya. Ditambah hujan pagi ini sangat menambah suasana semakin menjadi - jadi. Ranjang mereka terasa sangat posesif.
pagi sayang...
Suara khas Radith memenuhi telinga Senja, berhasil membuat tubuh Senja bergetar entah kenapa. Sel abu - abu Senja membawa Senja secepat kilat ke realita. Walau sebenarnya Radith hanya menyebut namanya tapi dia belum terbangun dari tidurnya. Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi. Masih sangat dingin.Ada Radith!!! Suaminya, disampingnya pagi ini.
HOW CUTE!Senja pun menoleh lembut kearah laki - laki berperawakan gagah itu dengan wajah yang sayu. Baju pendek berwarna putih tanpa lengan membuat ketampanan Radith semakin meningkat
Terima kasih...
Sudah berusaha membahagiakanku.
Kamu baru saja menyebut namaku..
Apakah ada aku dimimpimu?
Sebahagia apakah kita disana?
Bisik Senja, seleluasa itu mengutarakan apa yang ingin diucapkannya saat Radith tertidur pulas.Senja menarik selimut putihnya, menutupi tubuh Radith dari rasa dingin pagi ini. Sebelum Senja kembali menatap pemandangan dari jendela kamarnya.
Sayang..
Lagi - lagi Senja mendengar suara Radith. Tapi kali ini Senja tidak langsung menoleh ke arah Radith, tak lama tangan kekar itu menyusup masuk dari dalam selimut memeluk pinggang Senja yang ramping. Dalam seketika Senja merasa terkejut, tidak terbiasa dengan interaksi seperti itu.Tangan itu meraih Senja dalam seketika, masih dengan mata yang terpejam Radith memeluk Senja dengan erat. Wajah mereka berdekatan, dan Senja dapat merasakan hangatnya nafas Radith . Tenaga Senja tidak cukup untuk melepas pelukan Radith, pagi ini Radith benar - benar aneh. Nafas lembut Radith terdengar sangat ringan, dan tanpa beban. Begitu leluasa dan bebas.
You are so beautiful, baby...
marry me, please...
Untuk kedua kalinya Senja merasa Radith sedang meracau lagi. Tangan Senja refleks mengusap rambut suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E S T I N Y
RomanceKenangan di masa lalu, secuil kisah cinta saat remaja akankah menjadi takdir cinta yang sesungguhnya di masa mendatang?? Setelah dipisahkan oleh waktu, seorang Jingga yang akhirnya dipertemukan kembali dengan cinta pertamanya... Senja. Dari Cint...