15 | (Sweet Liar)

30 2 0
                                    

Tahun kedua SMA

Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, Senja merasakan ada sesuatu yang berbeda. Senja dan Jingga memang tidak pernah terlihat berdua disekolah, bahkan dikelas. Namun hal itu mulai terasa tidak terlalu nyaman.

*. *. *.

From : Ngga'
Aku sakit..

Tiba - tiba saja ponsel Senja bergetar,

Kenapa? Tanya Katherine.
Perubahan ekspresi Senja, membuat Katherine penasaran.

Hah? Mm...aku mau ke kantin deh sebentar..istirahat dulu ya, mau titip makanan ngga?

Sore ini Senja dan Katherine sedang ekskul, setelah melihat pesan itu Senja langsung bergegas menuju kantin. Dan Katherine pun melihat sahabatnya dengan penuh tanya, namun hal itu coba ia singkirkan sebelum semua yang ia pikirkan terbukti dengan sendirinya didepan matanya.

Apa sih yang kamu sembunyikan dari aku, Senja...

----

Hai!! Senja!!

Tiba - tiba saja Gilang, yang tak lain adalah sahabat Jingga, menyambut kehadiran Senja sangat alami, dan tidak merasa kehadiran Senja itu aneh. Bahkan sepertinya, Gilang sudah mengetahui kehadiran Senja. Terlihat Jingga sedang bersandar pada Gilang. Senja pun beranjak mendekati mereka berdua.

Dia sakit, senja...
Jelas Gilang, sambil menggeser duduknya dan mempersilahkan Senja duduk menggantikannya.

Mendengar itu pun Senja hanya mengangguk kecil, dan menggantikan Gilang. Sehingga Jingga pun bersandar padanya. Suasana sore hari ini, memang cukup sepi.. dikantin hanya lalu lalang anak anak ekskul yang sedang mempersiapkan acara seni tahunan.

Oke..gua tinggal ya...kalian disini, sekalian aku mau nelpon anak - anak. Buat bantu gua nganterin dia. Kayaknya ga mungkin dia balik sendirian.
Jelas Gilang.

Senja masih diam terpaku, sebenarnya hatinya bertanya - tanya. Dan sepertinya Gilang mengetahui banyak tentang dirinya dan Jingga. Ataukah, Jingga memberitahukan soal mereka pada Gilang? Perlahan pertanyaan - pertanyaan hadir dibenak Senja. Gilang yang sedari tadi bersandar dibahu Senja pun bergumam.

Put..

Suara Jingga berhasil membuyarkan lamunan Senja.

Eh..iya..
Punggung tangan Senja, langsung menuju jidat Jingga. Uh..panas.

Kamu, demam Ngga'...lebih baik kamu pulang...
Tiba - tiba Senja merasa khawatir, Jingga yang biasanya banyak protes tiba-tiba menjadi pendiam. Dan menekuk tubuhnya karena menggigil. Senja pun mengusap punggung Jingga.

Bertahan ya, Ngga'...
Sabar...kamu bisa kok bertahan sebentar lagi.

Jingga merasakan tangan Senja mengusap kepalanya, sadar tak sadar Jingga tersenyum bahagia dalam diam. Sayangnya tubuhnya yang menggigil tak bisa memandang wajah cemas Senja. Sepertinya akan sangat menggemaskan .

Beberapa orang yang lalu lalang melihat mereka berdua, pasti setidaknya ada yang bertanya - tanya dalam hatinya. Dan Senja sangat menyadari hal itu, dan rasanya harus siap dengan apapun resikonya. Ini pertama kalinya mereka terlihat berdua bersama.

Hai!! Jingga!!

Tak lama ada suara perempuan dari kejauhan, rambut cantiknya terurai, dengan higheelsnya dia percaya diri menuju ke arah mereka. Jingga pun menoleh sejenak,

Eh hai...

Jingga tersenyum seadanya, menoleh ke arah Senja yang menunjukkan ekspresi.

SIAPA? AKU GAK KENAL.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang