BAB 18

1.3K 71 9
                                    


Mentari telah datang yang disambut burung-burung dan sisa-sisa kabut malam yang menjadikan hari semakin indah. Namun Fira yang masih asyik dengan tidurnya terbangun dengan suara lembut suaminya.

“Engghh,” Fira menggeliat dan mulai membuka matanya.

“Ayo bangun sayang aku udah masakin makanan spesial buat kamu,” ujar Fahri yang berada disamping Fira.

“Yaudah lo turun dulugih nanti gue nyusul,” kata Fira yang berusaha membuka matanya.

Karena tak ingin menunggu lama, Fahri pin menggendong nya dengan gaya bridal style.

“Aaa… Fahri turunin gue,” teriak Fira ketika digendong sang suami.

Fahri pun tak mengindahkan teriakan tersebut dan akhirnya sampailah di ruang makan.

“Silahkan tuan putri,” kata Fahri sambil menarik kursi untuk sang istri.

“Lo kenapa sih?” tanya Fira yang melihat Fahri sedikit berbeda.

“Kenapa?? Ganteng ya,” ucap Fahri yang memuji dirinya sendiri.

“Iiih kepedean,” kata Fira yang sedang mengambil nasi.

Fira pun mulai memasukkan makanannya pada suapan pertama. Ketika makanan tersebut masuk ke dalam mulut Fira, dia merasakan makanan yang rasanya sangat luar biasa.

“Fah eh Ri eh panggilan lo apaan sih bingung gue,” Fira menggaruk tengkuknya

“Emm… sayang ,” ujar Fahri dengan senyum manisnya.

“Serius nih.”

“Yaudah kamu bisa panggil aku Fafa.”

“Fafa?” ucap Fira yang mengingatkan sesuatu

Hai namaku Fafa nama kamu siapa?” tanya anak kecil tersebut.

“Namaku Ira,” jawab anak perempuan yang ada di hadapan Fafa.

“Kamu kenapa bersedih,” kata Fafa sambil menggenggam tangannya.

“Aku kesepian di rumah, papa sama mama aku pergi kerja terus,” kata Ira sambil memanyunkan bibirnya.

“Yaudah yuk kita main aja yu,” ajak Fafa.

“Ayuk.”

Fahri pun membuyarkan lamunan Fira yang sedang mengingat teman masa kecilnya yang selalu menemaninya dan selalu membuat dia bahagia.

“Fir kamu kenapa?” kata Fahri  yang menepuk-nepuk pipi Fira.

“Emm… gak papa,” jawab Fira yang sedang menetralkan pikirannya.

“Kamu tadi mau tanya apa?”

“Ini makanannya yang buat siapa?” tanya Fira penasaran.

“Siapa lagi kalau bukan lelaki tampan di depanmu ini,” jawab Fahri kepedan

“Oh ya ini gak gratis loo,” lanjut Fahri

“Gila kali lo masa gue suruh bayar,” kata Fira yang sedang kesal.

“Bayarannya Cuma cium kok,”

“Hah,” pekik Fira.

“Kenapa? Bingung ya mau pipi atau bibir,” kata Fahri cengengesan

Seketika Fira mendaratkan tangannya ke pipi Fahri “Plak”

“Aww, kok pangeran di tampar sih sakit dong,” ucap Fahri yang sedang meringis kesakitan

“Pangeran apa? pangeran kodok ya. Buruan gih makan.”

“Kita makan sepiring berdua aja ya biar romantis,” goda Fahri kepada istrinya

Sholeh Dan Calon Sholehah (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang