BAB 24

1.2K 60 7
                                    

Berbulan-bulan kemudian.

Bulan demi bulan terus berlalu, rasa rindu kepada sang suami pun terus menyelimuti sosok Fira. Dia bingung harus bagaimana, apakah dia harus kembali menemui suaminya??

Hari ini Fira sedang berada di alun-alun kota bersama santri dan santriwati lainnya. Ya setiap dua bulan sekali pesantren memang memperolehkan santri dan santriwati untuk refreshing ke alun alun kota. Kini Fira sedang ingin mencurahkan isi hatinya kepada seseorang yang sedang dekat dengan Fira.

"Maaf ustaz bolehkah saya bercerita dengan anda?" ucap Fira kepada ustaz Mirza dengan sesopan mungkin.

"Tentu, oh ya kan sudah aku bilang ngomong nya nggak usah baku banget lah," kata ustaz mirza dengan senyuman dan dijawab anggukan oleh Fira.

"Dulu waktu kita ke pantai kan ustaz pernah tanya tentang masalah ku, nah sebenarnya aku sedang rindu dengan suamiku," ujar Fira yang berusaha menahan air matanya.

"Suami?? Kamu udah punya suami??" seketika  raut wajah ustaz Mirza menjadi kecewa. Ya ustaz Mirza memang memiliki rasa dengan Fira namun belum diungkapkan.

"Ya aku memang sudah punya suami dan ustazah Almira menyarankan ku untuk kembali bersamanya. Namun aku masih sedikit trauma." kata Fira dengan nada memelan.

"Trauma?? Maksudnya??" ustaz Mirza bertanya tanya kebingungan.

Fira pun menceritakan masalahnya beberapa bulan yang lalu. Air matanya pun tak sanggup ia bendung. Ustaz Mirza yang melihatnya pun merasa iba dan berniat untuk menolong Fira.

"Tenang aja, kamu akan saya antar menemui suami kamu sekarang. Kamu nggak perlu trauma karena aku akan selalu disamping kamu," Ucap ustaz Mirza dengan bijak.

"Ng..nggak usah, ustaz nggak perlu anter aku taku ngerepotin."

"Nggak, pokoknya nggak ada penolakan. Kita sekarang pulang terus kamu beres-beres terus nanti aku anter kamu le suamimu," kata ustaz mirza.

"Ba..baiklah."

Akhirnya Fira dan ustaz mirza kembali ke pesantren untuk bersiap-siap berangkat ke kota untuk menemui Fahri. Ya walaupun sebenarnya ini sakit, namun ustaz Mirza yakin dia akan bahagia jika melihat orang yang disayanginya bahagia.

***

Bulan demi bulan terus berjalan, keadaan Fahri pun semakin membaik dengan datangnya Farida dan sosok bayi kecil yang bernama Feyrin Nashwa Hanifah. Masalahnya dengan Fira pun sedikit terlupakan walau terkadang dia masih terngiang ngiang wajah Fira.

Pagi ini Fahri menghabiskan waktu bersama Farida dan baby Fey. Dengan menebar senyum Fahri berjalan santai mengelilingi taman komplek bersama Farida dan baby zahra.

"Kamu mau sarapan apa?" tanya Fahri kepada Farida.

"Aku lagi pengen soto nih," jawab Farida sambil menunjuk pedagang soto di taman tersebut.

"Kamu mau soto? Yaudah yuk kita makan soto," ajak Fahri.

Fahri dan Farida pun berjalan menuju pedagang soto tersebut.

"Fa kamu gendong baby Fey dulu ya aku mau pesen makanan," ujar Farida sambil menyerahkan baby Fey.

"Oh Okay,"

Lima menit kemudian pedagang soto tersebut datang membawa dua mangkok soto dan dua gelas es teh yang telah dipesan oleh Farida.

"Mana Fa baby Fey biar sama aku dulu biar kamu makan" kata Farida

"Nggak usah lah Far nanti kamu makannya gimana?? Apa perlu aku suapin??" goda fahri yang membuat Farida terkejut.

"Bo..boleh," jawab Farida ragu

Sholeh Dan Calon Sholehah (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang