9.Hand

2.4K 237 33
                                    


Ini pukul 2 siang. Rapat yang kemarin sempat diundur sudah terselesaikan tanpa ada penghalang lagi. Seharusnya ini waktu untuk Jimin istirahat, tapi dia ingat kalau harus mengantar proposal kerja sama pada Taehyung.

Tidak sopan jika dia hanya mengirim proposal yang sudah ditanda tangani itu bersama sekretarisnya. Apalagi jika diingat, namja itu sudah tidak terlalu muda lagi.

Hampir 15 menit Jimin mengendarai mobil hingga langkahnya sekarang sudah menginjak kantor besar kedua Hanseong Grup. Tata bangunannya cukup berbeda dengan yang utama, namun tidak kalah bagusnya. Begitu rapi, sejuk dengan dikelilingi taman, dan yang paling utama bersih.

Suasana yang sangat baru bagi Jimin, terakhir kali dia datang menamui kantor utama yang di ketuai oleh Kim Dongchan, selaku mantan ayah mertuanya. Dan sekarang tempat ini direktur utamanya adalah temannya, Kim Taehyung, sekaligus mantan adik iparnya.

"Hooo wasseo"

Sapaan Taehyung yang masih duduk di kursi putar di balik meja kerjanya. Taehyung seperti biasa, tampan. Ada beberapa berkas diatas meja yang sedang dikerjakannya.

Dari awal Jimin masuk saja Taehyung masih sibuk membolak balik kertas di atas meja itu.

"Sepertinya kau begitu sibuk hari ini"

Sapa Jimin sembari melangkah menuju sofa empuk berwarna hitam di tengah ruangan.

"Seperti yang kau lihat, aku seorang direktur sekarang" jawab Taehyung tanpa melayangkan pandangan pada Jimin.

"Baguslah, sebelumnya kau hanya menghabiskan waktu bermain dengan wanita"

"Apa bedanya denganmu"

Jimin terkekeh dan mendaratkan pantatnya di sofa yang sudah siap memangkunya dari tadi.

"Kau mendengarkannya?"

"Bwo?"

"Kemarin, percakapanku dengan dia"

Jimin menghela nafas berat, sedikit membuang pandangan menembus kaca raksasa yang menjadi pembatas ruangan Taehyung dengan dunia luar.

"Hoo, aku dengar"

"Kokjongma, dia bukan gadis bodoh seperti dulu lagi"

Jimin memutar matanya lagi menatap Taehyung yang masih setia di balik meja segi empat itu.

"Dia sudah bisa berfikiran jernih sekarang, yang perlu di lawan hanya keras kepalanya itu" Taehyung menatap Jimin "aku sendiri juga heran keturunan siapa keras kepalanya itu"

Jimin kembali terkekeh melihat Taehyung mengomel dengan nada kutukan untuk adiknya yang sekarang entah dimana keberadaannya.

"Ah benar, kau membawanya bukan?"

Jimin bangkit dan berjalan kearah Taehyung.

"Ini, sudah di tanda tangani semua"

"Hooo, Park Jimin, keputusanmu memang selalu membuat orang terkejut"

"Cepat selesaikan pekerjaanmu, temani aku minum malam ini"

"Ya! Apa aku ini pesuruhmu! Enak saja memerintahku seenak jidatmu itu"

"Palli hae"

Kenop pintu yang diputar diiringi pintu yang terbuka lebar menarik perhatian kedua insan tampan ini. Lebih lagi saat dilihat orang yang muncul dari balik pintu itu.

"Oppa, aku........."

Kembali beradu pandang, Jimin melihat Hanri lagi dari jarak yang cukup dekat. Hal yang sukses membuatnya selalu mematung tidak bisa berfikir jernih untuk menggerakkan tubuhnya.

It's Lover Pt. IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang