16.Last Happiness

2.9K 233 43
                                    


Gimana gaess asupan malam jum'at maren?
Menarik bukan 🌚🌚

Kapan lagi coba magnae tercintah jadi pebior 😂

Oke dari pada aku nge-bacot kita lanjutkan perjuangan bini enchim yah

Happy reading yeoreobun
😇

.
.
.

Jimin ingat bagaimana pekatnya aroma alkohol malam itu dari tubuh Hanri. Jimin juga tidak melupakan bagaimana lelapnya perempuan itu tertidur digendongan Jungkook.

Jika Jimin memiliki mesin waktu seperti nobita dan doraemon, Jimin ingin kembali ke dua hari yang lalu untuk menggantikan Jungkook menggendong Hanri. Jimin ingin mengantar Hanri ke kamar dan jika dapat dia-lah yang tidak akan keluar dari kamar itu setelahnya.

Ceklekan kenop pintu kamar mandi yang di putar menyadarkan Jimin. Jimin memperhatikan bagaimana semakin besarnya perut Rian saat ini. Perubahan di diri Rian juga terlihat jelas, kedua pipinya sedikit membengkak karna kebanyakan minum susu ibu hamil.

Jimin ingat bagaimana ibunya dari dua bulan terakhir sangat memperhatikan Rian. Wanita tua itu sudah sering mengajak istrinya berbicara, bahkan sering mengajak Rian untuk berjalan di taman belakang guna melatih kandungannya.

Jimin bangkit dari kursi kerjanya dan menyusul Rian yang berjalan perlahan sambil memegang pinggangnya, sesekali juga terlihat kalau Rian meringis kesakitan.

"Tidurlah, kau pasti terlalu lelah hari ini karna banyak beraktifitas bersama eomma"

"Gwaenchana-yo ajussi"

"Kau memang tidak apa, tapi aku yang ada apa, setiap kali melihatmu meringis kesakitan membuatku khawatir"

Hening.

Rian tidak salah dengar, Jimin mengucapkan kata khawatir untuk dirinya.

"Tidurlah, kubantu kau......"

"Aku tidak ingin dibantu"

"Lalu apa?"

"Ajussi pasti juga lelah karna seharian bekerja, temani aku tidur, ajussi juga harus tidur bersamaku, aku tidak ingin tidur sendiri"

Jimin menarik dan menghembuskan nafasnya guna mengalah pada Rian.

"Baiklah, kita tidur sekarang"

Jimin memapah Rian sedikit menuju ranjang king sizenya. Setelah menyelimuti Rian, Jimin sedikit berjalan dan segera mengisi bagian kosong dari ranjang itu.

Jimin sempat terkejut saat salah satu tangannya di genggam erat oleh Rian. Jimin memperhatikan pahatan wajah Rian yang masih terlihat kencang mulus tanpa satupun jerawat yang menganggu.

"Aku ingin anakku nanti seperti Hanri eonni"

Sangat mengejutkan. Jimin tidak bisa memalingkan tatapannya dari wajah Rian yang sepasang matanya sudah tertutup rapat. Dipastikan Jimin kalau Rian mengucapkan itu dengan tulus, karna ada senyuman di bibir tipis itu.

It's Lover Pt. IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang