[Completed]
■season 2
I'm sorry but I Love You
And please comeback to me,
I can leave all of the part in my life but not you.
I know this is begin of me, so let me to save it.
Ini sudah 3 bulan berlalu semenjak Rian memutuskan untuk mencintai Jimin. Pernikahan yang sudah berjalan hampir 1 tahun.
Namun, Jimin sama sekali belum menyentuh gadis itu untuk disetubuhi. Rian sering bertanya mengapa. Senyuman, hanya itu jawaban dari Jimin.
Fikirkan saja sendiri, tidak lucu jika Rian ke sekolah dengan perut buncit setelah Jimin memaksa menanam benihnya. Gila saja.
Walaupun Jimin memang seorang ajussi, tapi dia tidak mungkin menghancurkan hidup gadis kecil yang merupakan istrinya itu.
Bahkan pernikahan mereka sangat ditutupi, hanya 2 keluarga itu saja yang menghadiri sebagai saksi pernikahan sah mereka.
Teman Rian, hanya Yeonjun dan rekan gamenya saja yang tahu kalau dia seorang murid yang sudah bersuami. Mau bagaimana lagi, Rian pasti butuh tempat untuk berbagi cerita walaupun dia judes sampai ke akar.
Siang ini tidak ada war. Rian, Yeonjun dan murid lainnya sedang bereksprimen di labor fisika. Entah apa yang dicampurkan sampai molekul air itu berasap-asap.
Jika tentang praktek Rian lebih menguasainya. Dia sangat suka praktik dari pada teori. Walaupun di keduanya dia tetap unggul dari murid lain.
Cerdas.
Di waktu yang sama di tempat yang berbeda. Jimin sedang berkecamuk di meja kerja dengan helaian kertas yang dari tadi disodorkan oleh sekretarisnya.
Seorang pria yang terlihat sudah cukup berumur, bisa diterka dari wajahnya dia pria berumur 50 tahunan, namun tetap tampan karna terawat, menjabat sebagai sekretaris Jimin dari 3 tahun yang lalu. Jimin menemukannya karna rekomendasi dari sahabat lama Kim Taehyung.
Seorang CEO juga dari perusahaan lain. Dan ingatlah, tidak kalah tampannya dari Jimin. Satu lagi paling penting, dia masih lajang. Entah apa alasannya masih betah membujang.
"Ini akan diajukan sore ini daepyonim"
"Baiklah, bagaimana dengan meeting ku hari ini, sudah beres semua?" Saut Jimin tanpa menoleh.
"Meetingnya di undur 2 hari lagi daepyonim"
"Waeyo? Terjadi sesuatu?"
"Penerbangannya dibatalkan hari ini, mereka akan sampai lusa"
"Baiklah"
Jimin menyerahkan berkas yang sudah dia tanda tangani semua. Tentu saja sekretarisnya langsung menyambut dengan sopan dan membungkuk sebelum meninggalkan ruangan.
Jimin melepas kaca mata yang bertumpu dihidung. Melonggarkan dasi yang serasa mencekik tenggorokan sedari pagi tadi.
Hari yang sangat melelahkan dengan semua petisi entah yang datang dari perusahaan mana saja.
Jimin bangkit berpindah ke kursi empuk di depan meja kerjanya. Mendaratkan pantat di sana dan mengeluarkan benda pipih miliknya dari dalam saku outer hitam yang dikenakan.
Jimin memperhatikan layar ponsel di telapak tangan dan ibu jarinya sedikit berolah raga mencari sesuatu yang ingin dilihatnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.