5.Please

2.7K 239 12
                                    


Berkecamuk lagi dengan berkas yang harus segera diselesaikan. Tidak peduli lagi ini sudah pukul 11 malam.

Jimin sengaja tinggal di ruang kerjanya untuk menuntaskan segala urusan yang akan mengganggunya, serasa tidak ada waktu esok bagi Jimin.

Fikirannya semakin terasa sempit jika harus dikaitkan dengan urusan pekerjaan, belum lagi dengan segala tuntutan kesempurnaan dari sang ayah untuk perusahaan ini.

Depresinya lagi, ingatan Jimin selalu dan masih berputar sekeliling Kim Hanri.

Helaan nafas, pijitan kecil di puncak batang hidung,hingga dasi yang ditarik sedikit kasar untuk memberi ruang bagi leher Jimin agar masuk hembusan angin malam yang menyegarkan tubuhnya lagi.

Sesekali Jimin memutar tangan kirinya untuk melihat pukul berapa sekarang.

Ini lembaran terakhir, setelah ini Jimin berniat untuk menyampaikan keinginannya untuk mendapatkan apa maunya.

Berharap semoga waktu berpihak padanya, dan tidak berpaling lagi.

*****

"Wae? Kenapa kau menyuruhku datang kesini, tidak lihat sudah jam berapa sekarang?"

Taehyung melempar bola basket ke dalam ring. Dia tidak begitu peduli dengan eksistensi Jimin. Walaupun sebenarnya Jimin-lah yang mengajak untuk bertemu.

Dia berkali-kali melempar bola dan mengejar seakan hanya dia sendiri yang sekarang berada dilapangan ini.

"Berikan padaku alamatnya"

Kalimat itu menurunkan tangan Taehyung yang tadi sudah terangkat tinggi ingin melempar bola lagi ke ring. Tangannya memangku bola itu dipinggang, perlahan namun pasti Taehyung putar badan menemukan sosok Jimin yang masih rapi dengan stelan blacksuitnya.

"Mworagu?"

"Aku akan menjemput istriku"

Jimin terlihat sangat putus asa. Dari betapa lirihnya kalimat yang terucap dari mulutnya, ekspresi wajahnya yang tidak kalah kalut saat ini.

Taehyung membuang nafas ke udara dengan kesal dan sempat mendecih kesal sebelum dia kembali menatap Jimin yang tidak terlalu jauh dari posisinya.

"Kumohon, biarkan aku bertemu dengannya untuk......"

"Kau ingin aku memukulmu seperti 5 tahun yang lalu? Ditempat yang sama dan suasana yang tidak jauh berbeda"

Taehyung melempar kasar bola basket ditangannya. Tubuhnya berjalan ke arah Jimin, kedua tangannya langsung meraih dan mencengkram krah outer Jimin dengan kasar.

Hampir tidak ada jarak diantara wajah kedua namja tampan ini.

"Sadarlah, kau itu sudah menghancurkan adikku sampai keakarnya, apa itu masih belum cukup untukmu" Taehyung mendengus "jika kau mau aku akan menghabisimu malam ini, ditempat ini Park Jimin"

"Taehyung-ah....."

"Jika aku memukulimu malam ini tidak akan ada lagi gadis bodoh itu yang akan menghentikanku seperti waktu itu, kau mau"

Jimin melayangkan tatapan bola matanya yang tadi sempat menekur menatap lantai lapangan, menatap balik sepasang menik Taehyung yang memancarkan kebencian teramat nyata.

"Lakukanlah jika itu membuatmu puas dan bisa membalaskan rasa sakit adikmu yang telah kuberikan"

"Brengsek kau Park Jimin"

It's Lover Pt. IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang