Karma🐥4

624 61 0
                                    

Mentari memang belum terbit dari ufuk timur untuk memancarkan kehangatannya. Namun, itu tak membuat anak perempuan yang sekarang sudah duduk dibangku kelas 11 tersebut bermalas-malasan dikasur empuk miliknya.

"Aduh anak mama udah bangun." Sang mama tersenyum senang melihat anak sematawayangnya sudah menuruni tangga tanpa harus ia bangunkan.

"Ya jelas lah ma. Makanya jangan nyombongin Yugyeom mulu." Ucap Sana menyombongkan diri sembari melakukan peregangan kecil. Walaupun matanya tak bisa berbohong jika siempunya masih mengantuk.

Mama Minatozaki terkekeh, "Iya deh anak mama emang rajin tapi kalau turun itu cuci muka dulu biar jelas kalau lihat sekeliling."

"Tauk nih." Sahut seorang pria yang membuat Sana terkejut saat mencuci wajahnya.

"Heh kok elo udah disini aja sih." Celetuk Sana begitu mendapati Yugyeom yang sudah duduk dimeja makan dengan seragam rapinya.

"Aduh berisik banget sih lo. Cepetan mandi kalau enggak gue tinggal nih." Ancam Yugyeom yang sukses membuat Sana berlari dalam sekejap.

Untung saja kali ini Sana bangun lebih awal jadi walaupun ia membutuhkan satu jam untuk berdandan, Yugyeom tetap menunggunya. Jika lebih mungkin saja Yugyeom akan meninggalkannya dan ia harus rela naik kendaraan umum.

Setelah selesai sarapan kilat, Sana segera masuk kedalam mobil milik sahabat sekaligus tetangganya tersebut.

"Ma berangkat dulu ya..." Pamit Sana sambil masuk kedalam mobil Yugyeom yang sudah terparkir dihalaman rumahnya.

Mama Minatozaki tersenyum dan melambaikan tangannya, "Yugyeom sayang hati-hati ya..."

"Iya tante cantik..." Balas Yugyeom lalu melajukan mobilnya.

Sana menekuk wajahnya, "Dih padahal yang pamit gue yang dihati-hatiin malah elo." Omelnya.

Yugyeom tertawa, "Hahaha makanya jadi cewek tuh yang rajin dikit dong."

Kali ini Sana malas menanggapinya, "Hmm..."

"Eh iya elo kok enggak cerita sama gue kalau ketemu sama cowok aneh tapi ganteng itu lagi?" Tanya Yugyeom sembari menahan tawanya.

Sana terkejut bukan main, "Dih bocor banget si toa!" Kesalnya setelah sadar jika ini semua kelakuan Youngjae.

"Ya elo sih udah tau bocor malah tetep cerita ke Youngjae."

"Siapa lagi yang dikasih tau?" Tanya Sana penasaran.

Yugyeom masih tertawa, "Maybe Bambam."

"Tamat riwayat gue. Alamat satu bumi bakalan tau curhatan gue nih." Ucap Sana lemas seolah belum makan.

Yugyeom melirik sekilas, "Sabar ya."

"Bodoamat..." Ketus Sana yang membuat Yugyeom kembali tertawa.

Sepanjang perjalanan kali ini Yugyeom terus menggoda sahabatnya tersebut. Apalagi melihat respon Sana yang menurutnya berlebihan tersebut.

"Woy turun udah sampe nih." Tegur Yugyeom sembari mengetuk kaca mobil miliknya.

Mau tidak mau Sana segera membuka pintu mobil dan berjalan bersama dengan sahabatnya tersebut.

"Yugyeom... Sana... " Panggil seorang laki-laki yang membuat Sana semakin malas.

"Eh gimana cowok aneh nan ganteng punya lo itu?" Tepat seperti dugaan Sana. Laki-laki yang tadi memanggil mereka tidak lain tidak bukan adalah Bambam.

Sana memasang wajah kesalnya, "Berisik tauk bam. Awas aja kalau lo berani nyebarin itu." Ucapnya berusaha memperingati Bambam.

Bambam dan Yugyeom tertawa, "Ututututu.... Mau diapain sih?" Tanya Bambam dengan nada mengejek.

"Gue bakal ngomporin Mina supaya ngejauhin elo."

"Jangan dong beb."

Untung Sana sudah hafal kelemahan para sahabatnya jadi ia tidak kesulitan jika sekedar mengancam.

Setelah perdebatan kecil barusan Bambam diam-diam menarik Yugyeom ke rooftop dan meninggalkan Sana yang berjalan di depan sambil mengomel sejak tadi.

"Kalian kok diem aja sih? Ngerti apa enggak?" Tanya Sana yang masih kesal dan menoleh ke belakang.

Sana semakin kesal saat mengetahui jika kedua sahabatnya meninggalkannya hingga ia tidak melihat ada tiang di depannya.

"Siapa sih yang naruh tiang disini?" Rengeknya sembari mengelus dahinya.

.


.

.


"Gue masih enggak percaya kalau ditunjuk jadi ketua." Oceh Yugyeom begitu keluar dari kelas.

Bambam dan Sana tertawa, "Udahlah gyeom terima aja. Siapa tau elo jadi deket sama bokapnya Youngjae." Ucap Bambam disela tawanya.

Yugyeom menekuk wajahnya, "Deket sama Tzuyu ajalah gue."

Sana langsung menghadiahi dengan jitakan, "Dih itukan kemauan lo."

"Eh bentar ya gue mau keruangan om Choi dulu." Pamit Sana pada keduanya.

"Gue tunggu digerbang." Ucap Yugyeom sebelum berjalan menuju parkiran bersama Bambam.


Brukk...


Sana tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan tangan yang penuh membawa berkas.

"Aduh maaf ya kak saya suka ceroboh." Ucap Sana panik sembari menolong orang tersebut memunguti berkas-berkas yang dibawanya.

Sana dan laki-laki tersebut saling pandang lalu terkejut, "Kita ketemu lagi." Ucap Mark sembari memberikan senyumnya.

Sana balik tersenyum, "Ternyata kita satu sekolah."

"Iya tapi kok enggak pernah ketemu ya."

Dari kejauhan Sana tak sengaja melihat pamannya yang akan memasuki ruangannya dan seketika membuatnya ingat tujuannya kemari, "Eh iya duluan ya kak."

"Item gue udah ketemu secara enggak sengaja 3 kali." Celetuk Mark dengan lirih dan senyum yang terus mengembang.

Mark buru-buru menaruh berkas-berkas milik pak Kang keruanganya dan segera pamit agar tidak diberi tugas lagi.

Dengan semangat dan senyum yang masih melekat diwajah tampannya, Mark berjalan menuju parkiran karena ingin segera mengatakan hal tadi pada Kai.

"Lho bang kok elo belum berangkat?" Tanya Bambam heran saat melihat kakak tingkatnya tersebut masih disekolah.

Yugyeom bergidik ngeri, "Dih malah senyam-senyum sendiri."

Bambam bersiap keluar dari mobil Yugyeom, "Gyeom gue nebeng bang Mark aja deh yang satu tujuan."

"Ati-ati lo kayaknya bang Mark kesambet." Ucap Yugyeom memperingatkan.




🐒🐒🐒
TBC.



Jangan lupa vote dan comment ya zeyeng 😂


dkfflsegk_

Karma [LSOT] || Mark Sana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang