Karma🐥22

586 29 7
                                    

Mark segera melajukan mobil Jackson dengan kecepatan penuh, ia berhenti di tempat Irene bekerja untuk menjemput sang sahabat tentunya.

Tadi saat berlari menuju mobil Mark sempat menelepon Irene.

"Ayo buruan ren." Begitu Irene masuk mobil, Mark langsung menancap gas.

"Mau kemana sih kita?"

"Nanti gue jelasin." Jawab Mark yang masih fokus pada jalan.

Irene berdecak malas, "Tadi pas nelpon lo gitu juga bilangnya."

Mark mengerem mendadak saat tiba dirumah sahabat lama mama Tuan dan kebetulan mereka sedang berada di taman depan rumah.

"Woy santai dong...!" Pekik Irene kesal.

"Mama..." Panggil Mark tanpa memperdulikan Irene yang terus mengoceh.

Mama Tuan langsung mendekat begitu melihat sang putra sulung, "Mark? Ngapain? Lho kok ada Irene juga?"

"Halo tante."

"Udah ma ayo ikut Mark sebentar."

Mama Tuan langsung berpamitan kepada sahabatnya karena prinsipnya adalah selagi ia bisa kenapa tidak? Semuanya untuk anak.

Mark lebih memilih melewati jalan pintas menuju bandara, meskipun begitu ia tak mengurangi kecepatan sama sekali.

"Woy..!! Ati-ati dong! Gue masih jomblo ini!"

"Mark ati-ati dong nyetirnya."

Protes Irene dan mama Tuan karena Mark menyetir seperti orang gila.

Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai di bandara. Tak sampai disitu bahkan Mark memarkirkan mobil dengan sembarangan.

"Kampret banget lo Mark gue mual!" Protes Irene begitu membuka pintu mobil.

"Udah ayo buruan keburu take off nanti."

Mark mengajak mama dan sahabatnya untuk berlari, sebelum semuanya terlambat.

Akhirnya sang mama memberhentikan aksi anak sulungnya tersebut, "Ini kita berdua mau diajak kemana sih Mark? Dari tadi ditanyain enggak dijawab."

"Sana salah paham sama Mark ma. Sana kira Mark sama Irene pacaran."

"Pantes aja kamu beberapa hari ini pundung terus."

"Makanya aku ke bandara ngajak mama sama Irene biar Sana percaya sama aku dan enggak jadi pindah ke Jepang."

Mama Tuan terkejut, "Sana mau pindah?"

"Yaudah ayok lari kok diem aja." Sekarang giliran mama Tuan yang semangat setelah mengetahui alasannya.

Mark tak sengaja melihat Sana dan mama Minatozaki yang bangun dari duduk. Mark berlari sekuat tenaga.

Syukurlah ia dapat menahan lengan sang pujaan hati.

Sana dan mama Minatozaki terkejut saat melihat Mark. Sana langsung melepaskan cengkraman Mark.

"Sana aku mau jelasin semuanya." Mohon Mark dengan teramat sangat.

Sana kembali berjalan bersama sang mama, "Maaf kak pesawat aku mau take off."

"Dengerin penjelasannya Mark dulu ya san." Sana berhenti ketika mendengar suara yang tak asing lagi baginya.

"Tante Dorine?"

Mama Tuan langsung menghampiri Sana dan menggenggam tangannya, "Please dengerin penjelasan Mark dulu ya san."

Sana awalnya ragu lalu berusaha meminta pendapat sang mama. Untung saja mama Minatozaki mengangguk sambil tersenyum.

"Kamu salah paham san. Semua kejadian yang kamu liat dan denger waktu di cafe itu salah paham. Aku cuma niat cek angle kamera sama sound makanya kayak nyatain perasaan aku ke Irene,"

"Dan Irene ini sahabat aku dari kecil enggak mungkin aku suka apalagi jadian sama dia.... soalnya dia bar-bar." Jelas Mark sambil berbisik diakhir.

"Mark Tuan gue bisa denger ya." Sindir Irene yang membuat Mark sedikit terkekeh.

"Iya san apa yang dibilang Mark itu bener. Tante kenal banget sama anak tante dan tante yakin Mark cuma cinta sama kamu." Timpal mama Tuan yang membuat Sana merasa bersalah.

"Jadi yang waktu itu cuma salah paham?" Mark mengangguk sembari menatap lekat mata kecokelatan tersebut.

Mark terkejut bukan main saat Sana memeluknya dengan erat di depan umum.

"Udah jangan dibahas lagi kejadian waktu itu." Ucap Sana lirih.

Mark bingung lalu melepaskan pelukan Sana dan berganti dengan ia memegang pundak Sana, "Lho kenapa?"

Sana menunduk, "Aku malu." Mark tersenyum.

"Minatozaki Sana kamu harus jadi pacar Mark Tuan...!!" Sana mendongakkan kepalanya.

"Ih kak malu ini tempat umum mana ada mamaku sama mamamu."

"Mama juga pernah muda kok san tenang aja." Ucap mama Minatozaki yang masih dapat mendengar ucapan sang putri.

"Oh ya itu tadi paksaan lho ya bukan pilihan."

"Sebenernya mau nolak tapi berhubung paksaan ya udah iya."

"Iya apa?"

"Iya Minatozaki Sana siap jadi pacar Mark Tuan."

"Ih gemesin banget sih kalian." Celetuk Irene yang sedang berpelukan dengan mama Tuan sangking gemasnya melihat mereka berdua.

"Makanya cari pacar jangan balapan mulu." Irene hanya berdecak kesal.

"Udah yuk nanti keburu ketinggalan pesawat san." Ucap mama Minatozaki setelah tersadar tujuan mereka ke sini.

"Lho kan kita udah jadian san kok kamu masih mau pindah?"

Sana pun dibuat bingung, "Pindah? Siapa yang pindah?"

"Kata Yugyeom kamu pindah ke Jepang." Sana dan mama Minatozaki malah tertawa.

"Tenang aja Sana enggak pindah kok Mark cuma mau jengukin neneknya di Jepang."

Mark hanya bisa menahan malu, "Kim Yugyeom awas lo...!!"

"Safe flight sayang." Sana membalas lambaian tangan sang kekasih.

Sana dan sang mama sudah hilang dari pandangan, kini saatnya Mark, mama Tuan, dan Irene kembali.

"Bahagia banget ya sahabat gue ini."

"Ya iyalah secara udah jadian gitu lho." Irene langsung menjitak sahabatnya yang menjadi sombong tersebut.

"Lho kok kamu balik lagi ada yang ketinggalan?" Tanya Mark begitu Sana kembali sambil mengatur nafas.

"Mmm... Sementara waktu bisa enggak rahasiain hubungan kita dari yang lain. Jawab aja kalau aku baru mau ngasih jawaban pulang dari Jepang."

"Boleh tapi ada syaratnya."

"Apa?"

Mark menarik Sana ke dalam dekapannya, "Jaga hatiku ya jangan nakal di sana sayangku."

"Pasti sayang." Ah lucunya pasangan yang baru jadian 5 menit tersebut.



🐒FINISH🐒

Jangan lupa vote dan comment ya

Akhirnya buku ini finish juga makasih ya buat pembaca setia buku ini.

Semoga cerita ini menghibur kalian dikala libur tahun baru ini. 😂

dkfflsegk_

Karma [LSOT] || Mark Sana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang