Karma🐥3

743 63 0
                                    

Terlihat seorang perempuan yang duduk disebelah kursi kemudi sedang bergerak dengan kesal seperti sedang menyesali suatu perbuatan yang memalukan.

Sedangkan seorang pria yang fokus menyetir akhirnya tak kuasa menahan tawanya setelah mendengar cerita dari sahabatnya tersebut, "Hahahahah...."

Plakk...

"Aduh kampret lo hahahah... " Rupanya tamparan tak menghentikan tawa yang justru makin menjadi-jadi.

Sana menekuk wajahnya, "Bener-bener deh itu mulutnya si Mahiro enggak bisa difilter apa,"

"Mana elo anaknya nyebelin banget." Sambungnya sambil melirik tajam pada Yugyeom.

"Inget senyebelinnya gue dulu pas kecil elo pernah nangis karena enggak mau pisah sama gue."

"Bodoamat!" Yugyeom kembali tertawa.

"Yang gue heran itu kenapa tuh cowok beli kiranti sama pembalut. Aneh kan?" Tanya Sana yang masih saja tak habis pikir dengan pria yang ia temui kemarin saat menjalankan hukuman ToDnya bersama dengan sepupunya dari Jepang.

"Yakan bisa aja disuruh nyokapnya, adeknya, kakaknya, atau pacarnya."

"Sebenernya yang harusnya dibilang aneh itu elo. Tiba-tiba nawarin bantuan keorang asing." Ralat Yugyeom yang masih saja tertawa.

Sana membuang muka, "Gue mau mengundurkan diri dari Tzugyeom shipper aja deh."

"Dih sekarang mainnya ngancem." Rengek Yugyeom yang tak diperdulikan sahabat tersebut.

"Btw gue ngerasa enggak asing sama muka tuh cowok gyeom." Sana yang marah, Sana juga yang lupa jika sedang marah.

Yugyeom bersyukur memiliki sahabat yang sedikit aneh seperti Sana, "Oh ya? Mana liat videonya."

"Ya dihpnya Mahiro lah. Yakali gue nyimpen aib." Yugyeom kembali larut dalam tawa.

"Gue turun dihalte itu aja deh.  Soalnya ada janji sama Youngjae." Jelas Sana sembari menunjuk plakat warnet yang sudah terlihat.

"Pasti dimarahin om Choi lagi ya sepupu lo." Sana mengangguk mengiyakan tebakan Yugyeom.

Sana turun dari mobil lalu memasukkan kepala lewat jendela mobil Yugyeom, "Makasih sahabatku yang jelek... "

"Dih... Eh seriusan enggak mau gue anter masuk san?" Tanya Yugyeom memastikan pasalnya tempat bertemu dengan Youngjae sedikit jauh apalagi harus melewati gang sempit yang tentu saja tidak bisa dilewati mobil.

"Enggak lah dikira gue anak kecil apa. Elo mau ngaterin gue nganter Mahiro pulang aja gue berterimakasih banget."

"Iya sama-sama enggak usah sungkan. Kita kan tetangga sekaligus bestie." Seperti biasanya sebelum berpisah mereka melakukan tos persahabatan mereka.

.

.

.



Meskipun sekarang sedang marak bermain PUBG lewat ponsel ternyata tak membuat sebuah warnet menjadi sepi. Buktinya masih ada saja umpatan yang terdengar jelas ditelinga.

Bahkan, para master PUBG sedang berada disini karena berbagai alasan. Ada yang datang kemari karena password wifi dirumah diganti, ada juga yang tak mau ketahuan ayahnya, dan ada juga yang takut dipotong uang sakunya karena ketahuan bermain game.

"Tem..." Jika sudah seperti ini berarti pertanda Mark ingin membagi ceritanya, Kai hafal betul.

"Hmm?" Youngjae juga ikut menyimak.

"Gue kemarin ketemu cewek cakep banget dan pas ngeliat tuh cewek  gue ngerasa kayak ada something gitu," Jelas Mark yang masih terfokus dengan layar komputer.

"Kayaknya sih jodoh gue tuh." Sambungnya.

Kai sedikit terkejut, "PD banget lo. Atas dasar apa elo bilang dia jodoh lo?"

"Yakan ada yang bilang kalau kita enggak sengaja ketemu berarti jodoh." Jelas Mark sembari membayangkan wajah perempuan yang belum ia ketahui namanya tersebut.

"Wah anjir..." Umpat Kai yang hampir saja kalah.

"Emangnya elo udah enggak sengaja ketemu berapa kali bang?" Tanya Youngjae yang akhirnya juga ingin tahu.

"Sekali."

"What?! SEKALI?!" Pekik Youngjae dan Kai bersamaan.

"Ya biar jodoh harus ketemu berapa kali?" Tanya Mark dengan polosnya.

Kai terlihat berpikir, "Ya minimal 3 kali atau berapa gitu."

Sebelum berhasil menjitak Kai ponsel Youngjae terlebih dahulu berbunyi, "Bang gue pulang dulu ya. Paduka raja udah nelponin nih." Ia terburu-buru membereskan barangnya.

"Ati-ati!" Youngjae mengisyaratkan oke dengan tangannya dan tak lupa melambaikan tangan.

Mereka berencana akan memulai game lagi, "Aduh gue mau ketoilet dulu deh Mark. Udah enggak betah nih." Keluh Kai menghentikannya.

Sembari menunggu Kai kembali, Mark memperhatikan sekitar dan tak disangka matanya menangkap seorang perempuan yang tak asing baginya sedang berdiri didepan penjaga warnet sembari menelepon.

Sana beberapa kali menghubungi sepupunya tapi hasilnya nihil. Bahkan ia sempat berdebat dengan penjaga warnet.

Ia mengedarkan pandangannya dan tak sengaja saling berpandangan dengan pria yang ingin ia hindari karena ToD yang aneh.

Mau tak mau Sana tersenyum padanya, ya walaupun sedikit canggung. Sana segera pamit pergi dari tempat tersebut pasalnya pria yang ia temui kemarin memandangnya tanpa berkedip.

"Woy besok daftar ulang! Jangan kesambet dulu!" Mark baru tersadar karena teriakan Kai.

Mark melompat-lompat karena bahagia, "Gue udah ketemu sama cewek itu 2 kali."

Kai merasa malu dengan tingkah sahabatnya tersebut dan segera menghentikannnya.

"Terus elo udah tanya namanya?" Mark menggeleng pelan.

"Mark bego!!"


🐒🐒🐒
TBC.


Ini updatenya kecepatan apa kelambatan  😂
Eh btw kok wattpad eror gitu ya masak chapterku double gitu padahal diedit cuma 1 😑

Jangan lupa vote dan comment ya 😘


dkfflsegk_

Karma [LSOT] || Mark Sana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang