Chanyeol sedang berkutat dengan tumpukan berkasnya, perhatiannya teralihkan karena ponselnya berdering, rahangnya mengerang mengenali nomor di layar ponselnya. Ia mengabaikannya namun telepon itu terus berdering tak menyerah hingga di dering ke 5 kalinya chanyeol memutuskan menjawab panggilan itu
"Apa yang kau mau? " sarkas chanyeol
"Sayang kau ingat malam panas kita beberapa waktu lalu? " jawab wanita di sebrang sana dengan nada menggoda yang terdengar menjijikan
"Bisa kah kau tak basa basi son wendi? " chanyeol menjawab dengan rahang yang mengeras menahan emosi
"Ohh ayolah sayang aku punya kabar baik sayang.. "
"Kututup jangan menghubungiku lagi!! " chanyeol hendak menutup namun ucapan wanita di sebrang sana menghentikan gerakannya
"Aku hamil, keturunan park aku mengandungnya" jawab wendi dengan nada bangga, chanyeol meremas pena di tangannya rahangnya mengeras matanya memancarkan emosi
rubah jalang jadi ini rencanamu batin chanyeol"Benarkah? " chanyeol mencoba mengatur emosinya
"Ya saYang disini di dalam rahiku ada buah cinta kita " wendi dengan seluruh kepercayaan dirinya
"Besok kau akan kutemani menemui dokter " jawab chanyeol datar
" sungguh?? Terimakasih sayang aku akan menemuimu besok aku mencintaimu" girang wendi dan telepon itu terputus
Kediaman wendi
Wendi mengelus perutnya yang mulai sedikit membuncit karena usia kandungannya hampir menginjak usia 4 bulan "sayang ,kita akan segera mendapatkannya aku akan menjadikanmu pewaris keluarga park dan membuat kita hidup dalam kemewahan park chanyeol ibu pastikan itu" senyum liciknya terulas di paras cantiknya pikirannya mengudara menyusun rencana bagaimana memperkuat bukti bahwa anak yang di kandungnya benar benar anak chanyeol
.
.
.
.
.Keesokan harinya dengan angkuh wendi berjalan memasuki gedung perusahaan milik chanyeol
"Katakan pada chanyeol aku sudah tiba " tanyanya tak sopan tanpa melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
Kyungsoo menbanting balpoint yang ia genggam "apa maumu? Kau benar benar tak beretika " kyungsoo menatap tajam wanita di depannya
"KAU!!! Jaga sikapmu dasar pegawai rendahan!! " sarkas wendi
"MWO!!! Yak jaga ucapanmu!! " kyungsoo memekik tak terima direndahkan
"BERHENTI" suara dingin dan tegas itu menghentikan ketegangan antara kyungsoo dan wendi.
"Sayang!! " pekik wendi hendak memeluk namun chanyeol berlalu begitu saja menuju pintu keluar ruangannya
"Cepatlah aku tak punya banyak waktu " ujarnya saat melewati wendi berjalan terlebih dahulu tanpa menunggu wendi yang kesulitan mengikuti langkah chanyeol
"Naik" titah chanyeol dingin membukakan pintu belakang sebuah sedan mewah "terimakasih sayang " wendi hendak mencium pipi chanyeol namun chanyeol berlalu pergi
"Myungsoong hospital " titah wendi pada supir chanyeol dengan nada angkuhnya sesaat setelah chanyeol berada di dalam mobil
"Seoul hospital" titah chanyeol "baik tuan" patuh sang sopir. Wendi membolakan matanya "sayang dokter kandunganku berada di myunsoong hospital sayang" wendi meremas jarinya sendiri
"Bukankah yang kau kandung di dalam rahimmu adalah pewaris keluarga park ? Aku akan memeriksakan keturunanku di rumah sakit yang terbaik " seulas senyum mengejek tergambar. Wendi mengeratkan tautan tangannya dia sudah menyuap dokter di rs myungsoong untuk menutupi usia kehamilannya tapi jika di rs seoul dia akan di periksa dia hanya bisa berharap keberuntungan berpihak padanya berharap chanyeol takan bertanya dengan detail tentang kehamilannya terutama usia kandungannya.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second (Complete)
Romantizmwarning mature content ⚠️ Gender switch "Aku tau aku yang kedua dan kau cinta pertamanya wendi-sii dan aku menghargai itu tapi aku tidak pernah cemburu karena chanyeol mengatakan akulah cinta terakhirnya "- byun baekhyun