PROLOG

35.7K 1.3K 254
                                    


"Akhh.. Sakit Jennie. "



"Apa!? "


"Tolong lepaskan aku Hiks... ini sakit sekali ku mohon. "




Si gadis yang di panggil jennie itu menyeringai makin lebar ketika melihat wajah kesakitan gadis di depannya saat ini. Terlihat sangat menikmati penderitaannya. Lalu tanpa ampun ia tarik lagi rambut gadis itu semakin kuat membuatnya sontak mendongak kesakitan dengan mata terpejam erat sambil menggigit bibirnya bergetar.

Jennie tersenyum sinis.

Apasih yang para lelaki di sekolahnya lihat dari perempuan ini? Dia bahkan tak secantik Song hye kyo sampai mereka harus memujinya cantik setiap hari. Sumpah telinga jennie panas sekali kalau mendengar para lelaki di kelasnya sudah bergosip ria membicarakan kecantikan wajahnya yang sejujurnya tak secantik kata mereka secara berlebihan. Terang-terangan mengajaknya berkencan dengan senyum idiot yang mereka tampilkan membuat jennie yang melihatnya ingin muntah.


Dan gadis ini selalu menanggapi mereka dengan mengulum senyum dan wajahnya yang berubah menjadi merah merona menjijikkan. Setiap bel istirahat berbunyi dia selalu lewat di depan kelas orang lain seolah memang sengaja untuk mencari perhatian mereka. Menggodanya. Entah itu kakak kelas, adik kelas ataupun teman seangkatan, mereka semua selalu bersikap manis padanya membuat jennie tak habis pikir menyaksikan orang-orang bodoh itu bisa tertipu dengan wajah sok polos yang dia pertontonkan.


Kim jisoo seorang gadis pintar yang masuk di kelas unggulan di sekolah ini juga si sekertaris Osis yang begitu di elu-elukan layaknya seorang putri.

Putri apanya? Wajah macam pantat panci begitu di sebut putri. Apalagi bibirnya itu sudah seperti paruh burung. Jelek sekali.

Jennie memang tidak mau menjadi putri tapi ia tidak rela kalau jisoo yang menjadi putrinya.

Dia tidak pantas.

Lihatlah betapa menyedihkannya dia sekarang.

Dia terpojok ke dinding dengan jennie yang masih setia menjambak rambutnya yang sudah berantakan seperti orang gila. Seragamnya kotor dan compang-camping sementara wajahnya sudah babak belur akibat ulah jennie dan dua temannya beberapa menit lalu yang sekarang tengah berdiri dengan tangan bersedekap sambil memperhatikan Bos mereka bangga. Dengan tampang dan gaya berandalnya jennie menyudutkan gadis itu sampai ia tak bisa berkutik. Membuat lisa dan rose tersenyum miris melihatnya.

Gadis berambut Brown itu meludahkan permen karet di mulutnya ke seragam jisoo melihat wajah sok polos yang masih ia tampilkan. Muak. Jennie mengepalkan tangan. Berusaha menahan diri agar tidak mencakarnya.

"apa salahku padamu jennie? Aku tidak pernah menggangumu" tanyanya dengan suara yang begitu lirih serta air mata yang berderai.

Gadis itu menyunggingkan setengah bibirnya lantas mendekatkan wajahnya ke depan jisoo yang semakin gemetaran takut melihat wajah jennie yang begitu menakutkan. Auranya dominan sekali.

"Aku benci melihat wajahmu yang sok polos ini. Kau pikir dirimu itu sebaik apa? Sudah merasa paling hebat setelah menjadi sekertaris Osis?. Sudah merasa paling pintar bisa masuk di kelas unggulan? Aku hanya menegurmu. Sebaiknya kau jangan besar kepala dulu bisa mendapatkan semuanya. Aku bisa saja menghancurkannya kalau aku mau. " jennie menangkup kedua pipi jisoo dengan satu miliknya sambil menggoyang-goyangkannya kanan dan kiri remeh.


Kemudian ia mendorongnya kasar. Meninggalkan bekas merah di pipi jisoo yang hanya bisa menunduk dalam. Terhina. Ia tidak mampu membela dirinya.

Jennie tersenyum senang. Puas sekali melihat jisoo yang bertekuk lutut padanya sampai tak sadar kalau sedari tadi ada seorang pemuda yang menyaksikan semua scenario murahan itu dalam diam.



Wajahnya datar sekali tanpa minat. Tidak berniat menolong gadis satu kelasnya itu yang dia sendiri pun tidak tau namanya siapa. Dia hanya tau kalau gadis itu adalah sekertaris Osis.

Tapi ketika melihat si gadis berambut Brown itu membuatnya tertarik untuk melihat drama kacangan ini sampai selesai.



"Kau keterlaluan. "

Dia menunjukkan dirinya terang-terangan di hadapan empat gadis itu. Duanya nampak terkejut dengan mulut menganga lebar. Sekertaris Osis itu menatapnya tak percaya sementara si rambut brown
Mengkerutkan alis bingung.

Mau apa pemuda ini?

"AKHH KIM TAEHYUNG." Teriak lisa dan rose histeris.

Pemuda yang di sebut kim taehyung itu berjalan makin dekat dengan wajahnya yang dingin dan tangannya yang ia masukkan ke dalam kantong celana bak model tengah fashion show.

Dia sudah berdiri menjulang di depan jennie dengan tatapannya yang begitu menusuk. Kemudian matanya beralih pada gadis sekertaris Osis itu yang masih menatapnya tak percaya. Takjub.

Pemuda itu menghela nafas jengah.





"Cepat pergi! "katanya memalingkan muka.

Jisoo lantas berdiri. Mengulum senyummya senang lalu kembali menatap jennie takut-takut yang melotot tajam padanya.

"Terimakasih" jisoo menundukkan kepalanya pada taehyung sebelum berlari pergi dari sana meninggalkan jennie yang langsung menatap pemuda di depannya protes.

"Apa-apaan kau!? " jennie berteriak marah siap meledak.

Taehyung tetap berwajah datar dengan santainya menunjukkan ponsel di tangannya di depan jennie.

Mata gadis itu sontak melotot.



"Semua yang kau lakukan sudah ku rekam. Datang ke kelasku nanti saat pulang sekolah kalau tidak mau video ini tersebar. "

Lalu dengan seenak jidatnya pemuda itu langsung pergi meninggalkan jennie yang mematung di tempatnya.

****

Lanjut?

Kalau iya nanti bakal ku usahain up cepat.

Defect TaeNie [ EBOOK PROJECT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang