CHAPTER 3

743 84 16
                                    

RUMAH ANAK YATIM VICTORIA 2001 - 03:30

Anna Mathovani - Di Keheningan Malam

Di keheningan malam ini
Di kesunyian hati
Di kerinduan ku begini
Gelisah ku menanti

Oh kekasihku sayang
Oh pujaanku seorang
Lama nian tiada berita
Dari medan gerilya
Di keheningan malam ini
Hati runduk berdo'a
Kumohonkan pada Ilahi
Kan selamat sejahtera

Oh Tuhan yang kuasa
Oh lindungilah dia
Pahlawanku dirimba raya
Kalimantan utara kalimantan utara

Aku sering mendengar lagu ini dimainkan dalam rumah, setahu aku lagu ini bukan berasal dari negaraku, ia berasal dari negara jiran iaitu Indonesia tapi ia masih cukup popular.

Asal saja lagu ini Madam Hana putarkan, pasti ada masalah yang mendatang, aku sedih namun aku tidak boleh berbuat apa, apabila sekujur tubuh Aley yang sudah tidak bernyawa diusung keluar untuk dikebumikan.

Aku tidak tahu kenapa Aley berkeadaan seperti itu. Sempat aku melihat tubuh dan wajah Aley yang penuh dengan lebam. Aley baru 90hari bersamaan 3 bulan dia meninggalkan rumah yatim ini dan tinggal di rumah agam tersebut, tapi sungguh kasihan nasib Aley, dia telah dikembalikan namun dengan keadaan yang sudah tidak bernyawa.

Aku sempat memandang Luna wajah itu biasa-biasa saja tiada riak sedih, sedang aku melihat Luna, dia juga turut memandang ku dengan renungan tajam, namun lama kelamaan renungan itu bertukar menjadi senyuman. Luna senyum ke arah ku, lalu aku turut membalas senyuman Luna.

                         •••••••••••••

Sudah seminggu Aley dikebumikan, suasana rumah itu kembali seperti biasa. Hingga kini aku tertanya-tanya kenapa tubuh Aley menjadi begitu,

Seperti biasa aku tidak disukai oleh kanak-kanak dirumah ini. Mereka jarang bergaul dengan aku, kata mereka aku pembawa malang.

"Mayaaa" suara bisikan halus mulai kedengaran, aku melihat ke kiri dan kanan. Namun satu manusia langsung tidak kelihatan.

Aku melihat kearah tingkat atas rumah yatim ini,dan aku lihat Madam Hana sedang merenung ku disebalik tingkap dengan renungan tajam. Hatiku berdebar, sebab tadi aku tidak melihat dia dan wajah itu tiada seukir pun senyuman dibibir itu.

               "Maya!" Bahu ku ditepuk kuat, aku terkejut. Rupanya Luna punya angkara.

Aku melihat kembali ke tingkap dimana Madam Hana berdiri, hilang..... Aku menelan liur perasaanku barangkali.

Luna pula hanya memerhati tingkahku yang sekejap-sekejap mendongak keatas.

       "Hey Maya kenapa kau?" Soal Luna kepadaku.

       "Aku takut" jawabku, yaa semua tentangku sudah aku ceritakan kepada Luna, tapi tentang Luna banyak yang aku tidak tahu, dia tidak pernah ceritakan kisah dia kepada aku, tapi aku tidak memaksa dia, yang penting Luna tidak pernah tinggalkan aku sendirian.

Luna duduk bersama ku di bawah pokok, yaa memang aku selalu duduk di pokok ini entah kenapa tetapi pokok ini lah tempat aku melepaskan segala ketakutanku. Luna memeluk ku dengan erat, betapa aku sungguh bahagia. Aku sangat menyayangi Luna dan aku tidak ingin berpisah dengan Luna.

SEEN (ONGOING)Where stories live. Discover now