•-•001•-•

58.6K 1.6K 35
                                    

"Ya kamu bukan anakku!!! Kamu anak sahabatku yang hamil diluar nikah!!! Kau bukan anakku, kamu cuma anak haram!! "Teriak seorang wanita paruh baya menggema di ruangan itu dan membuat wanita yang dihadapan terdiam membeku dengan air mata yang mengalir.

"Tu Denger!! Udah gue bilang Lo tau bukan kakak gue, cihh najis gue punya kakak kaya lo. Dasar anak jalang!!" Sinis perempuan yang lebih muda darinya.

"Diem Vella kakak ngak bicara sama kamu." Gumam Gadis itu. Wanita adalah Oliviana Christina Stewart.

"Ibu..ibu bohongkan.. hiks." Ucap Oliv dengan tangan memegang tangan wanita paruh baya itu yang langsung di tepis.

"Kamu tahu!! Ibu mu itu telah mengambil suami saya!!! Kamu lahir dari rahim wanita sialan itu dan dari benih Suamiku. Hiks Dan gara-gara kamu Suami saya meninggal, hiks." Teriak wanita itu membuat Oliv membeku dan menjatuhkan dirinya di lantai dalam posisi duduk.

Oliv mengelengkan kepalanya pelan sambil bergumam ngak...

"Mending lo pergi!!! Dan gue tegesin jangan sampai Lo nampakin muka lo di rumah ini, ngerti!!! Pergi dasar anak haram, anak pelakor. Dan ingat jangan gunain lagi Marga Stewart karena marga asli Lo itu Millane" Sinis Vella dengan tangan menarik lengan Oliv yang pasrah dirinya di tarik-tarik oleh Vella.

Brughh...

Vella mendorong Oliv dengan keras hingga kepala menatap lantai hingga memar.
"Vella biarin Kaka tinggal disini, hiks.." mohon Oliv dengan menarik tangan Vella yang langsung dihempaskan kasar.

"Ngak!! Gue Jijik tinggal serumah sama anak pelakor, Cihhh...PERGI!! "sinis Vella dengan akhir bentakan. Dengan terpaksa Oliv pun melangkahkan kakinya meninggalkan rumah tersebut.

Oliv berjalan dengan keadaan yang sangat kusut, matanya sebab, dipunya masih ada air mata belum lagi rambutnya yang berantakan dan bajunya yang kusut. Dia menatap kosong ke depan dengan pikiran yang kusut.

Hanya ada kata seandainya, Seandainya dia tak penasaran, Seandainya dia tak bertanya, Seandainya dia tak mencari tahu mungkin dirinya masih berada di rumah itu bersama sang adik dan wanita yang dianggap ibu walaupun dia sering mencaci-maki nya. Berjalan tanpa sandal, Namun sepertinya tuhan mengerti bahwa dirinya sedang bersedih bahkan hujan turun seakan ikut merasakan sedihnya. Jalan sudah sepi dikarenakan sudah jam 10 malam. Oliv menghapus kasar air matanya.

"Aku akan tinggal kontrakan dan memulai hidup baru." Gumam Oliv dan melangkah kakinya menuju bank terdekat untung saja dirinya membawa buku tabungan di tas nya sehingga dia tak harus kembali lagi. Dan bajunya? Dia akan membelinya lagi.

•-•-•BABY TRIPLETS•-•-•

"Terimakasih.." ucap gadis itu memberikan uang kepada seorang wanita paruh baya dan tersenyum ramah. Wanita itu mengangguk dan membalaskan Senyumnya.

"Baiklah ini kuncinya, semoga betah."

Gadis itu tersenyum dan mengangguk
"Pastinya." Sambil menerima kuncinya.

"Baiklah saya tinggal dulu." Gadis itu mengangguk dan tersenyum tulus lalu membuka rumah dihadapannya yang telah terlalu kecil dan besar.

"Huh.. melelahkan." Gumamnya lalu merebahkan dirinya di Kasur yang tak terlalu besar.

"Baiklah besok aku harus mencari pekerjaan." Gadis yang tak lain Oliv Itu pun berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Tak lama Oliv keluar dengan handuk yang melilit tubuh indah, mulus dan putihnya. Oliv pun mengambil sebuah piyama  dan memakainya. Lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

Tanpa sadar air matanya kembali mengalir kembali dengan deras memikirkan bagaimana takdir untuk dirinya.

Oliv memejamkan matanya berharap bahwa itu adalah mimpi.

BABY TRIPLETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang