Carles berlari menuju ruangan dimana keponakannya di rawat.
Saat sampai, Carles melihat orang tuanya dan adik beserta istrinya."Bagaimana?" Tanya Carles. Membuat mereka semua menegok ke arah Carles.
"Heum, tak apa. Hanya lengannya retak. Mungkin sebulan akan sembuh." Jawab Carli, Carles menghembuskan nafasnya lega.
"Dan kami punya kabar baik untukmu." Ucap Carli membuat Carles menaikkan satu alisnya.
"Kau akan punya keponakan, Nina sudah mengandung 2 Minggu." Carles menatap tak percaya ke arah Carli yang sedang menungging kan senyumannya.
"Benar, nak. Setelah kita bertemu Oliv, lihatlah kabar baik terus berdatangan, dimana kamu memenangkan tender yang miliaran. Sungguh mama merasa bodoh telah menyia-nyiakan Oliv dulu." Carles tak berkata-kata. Dia hanya tersenyum tipis.
🌸🌸🌸
Sedangkan di tempat terdapat laki-laki yang memakai pakaian Cassual dan Formal sedang membicarakan sesuatu.
"Apakah kau sudah menemukan dia?" Tanya pria memakai pakaian Cassual dengan mengisap rokok yang ada ditangannya. Sedangkan pria berpakaian Formal menutup berkas yang ada di tangannya dan memandang lawannya dengan tatapan dingin dan raut serius.
"Hm." Dehemnya, Sedangkan pria pria berpakaian Cassual mengangguk-angguk kepalanya sambil mematikan rokok yang telah habis ditangannya.
"Lalu apa yang kau lakukan?"
"Menjadikannya milikku dan mengambil apa yang telah ia ambil. Jantung itu hanya berdetak untukku."
"Hanya untukku." Lanjutnya.
Oliv tersenyum menatap ketiga anaknya yang sedang bermain di ruang tv dengan senyum mereka, namun senyumannya pudar ketika matanya menatap Matthew yang sedang menatapnya.
"Kenapa?" Tanya Oliv lembut. Matthew menggeleng kepalanya dan berjalan ke arah kamarnya tanpa menghiraukan adiknya yang bertanya-tanya dan Oliv yang kebingungan.
Dengan segera Oliv berjalan mengejar Matthew yang berjalan ke kamarnya. Ia membuka pintu dan menatap Matthew yang berada didepan jendela menatap Bintang. Ia melangkahkan kakinya menuju Matthew namun langkahnya terhenti saat anaknya mengucapkan sebuah kalimat yang membuat ia menegang.
"Apakah dia ayahku?"
Matthew membalikkan badannya menghadap ke arah Oliv yang terkaku.
"Pria yang dipantai tadi. Apakah dia ayahku?" Lanjutnya.Oliv menatap tak percaya ke arah Matthew yang menatapnya meminta penjelasan.
"Bu..bukan. dia bukan ayahmu." Ucap Oliv sedikit terbata-bata. Matthew menampilkan senyuman tipis."Kau berbohong Bun. Bunda gak bisa nutupin itu dari Matthew karena Matthew gak seperti adik Matt Bun." Ucap Matthew.
Sedangkan Oliv dalam hati membenarkan. Matthew adalah orang yang sangat peka terhadap sekitar. Dan selalu mengerti keadaan IQ nya yang tinggi membuat Oliv takut. Takut bahwa dia segara tahu siapa ayahnya hanya melihat wajahnya.
"Wajahnya, matanya, Hidung, rahang, semuanya sama dan bunda bilang dia bukan ayahku. Aku memang anak kecil Bun tapi aku tidak bisa untuk dibohongi." Ucap Matthew yang sudah berada didepan Oliv, sedangkan Oliv hanya terdiam tanpa sadar air mata nya keluar. Matt menghapus air mata yang ada di pipi bundanya.
Lalu menatap air mata itu yang ada dijari telunjuknya.
"Apakah dia yang telah membuat air mata ini keluar, Bun?" Matthew mengusap air mata Oliv ke rambutnya dan menatap bundanya."Bunda kau seharusnya tak berbohong jika ayahku sudah meninggal, Bun." Ucapan Matthew membuat Oliv sepenuhnya menatap ke arah anaknya yang lebih pendek darinya.
"Bunda tak-" ucapan Matthew terhenti
"Ya dia ayahmu!!!, Ayah kandungmu!!!" Matthew tersenyum puas saat jebakannya berhasil membuat Oliv mengatakan kebenarannya.
"Siapa ayah kandung kak Matt Bun, berarti dia ayah kandungku?" Ucapan itu membuat Oliv menegang.
Oliv membalikkan badannya dan terkejut menatap Marcell yang menatapnya tajam meminta penjelasan. Oliv menghela nafas dan menatap Matthew yang mengedikkan bahunya tak acuh.
"Bun.."suara tajam Marcell membuat Oliv tersentak.
"Nanti bunda jelaskan. Sekarang bunda mau ke dapur buat makan malam." Oliv segera keluar dari kamar anaknya. Sedangkan Marcell menatap Matthew meminta penjelasan. Matthew hanya mengedikkan bahunya.
Marcell menatap tajam Matthew namun Matthew sama sekali tak terintimidasi oleh tatapan Marcell dan malah tersenyum miring lalu beranjak pergi dari kamarnya. Sedangkan Marcell mengepalkan tangannya, menatap tajam depannya.
Oliv membelokkan dirinya kekamar nya. Badannya menyender di pintu yang telah ia tutup, tubuhnya merosot disusul oleh air mata yang turun sedikit demi sedikit hingga deras, bahkan isakan pun keluar dari bibir mungilnya.
"Hiks..kau menang Carles, hikss... selamat anakmu telah mengakui, mengakui bahwa kau ayahnya. Aku sudah kalah Carles, aku kalah..." Isakan Oliv semakin terdengar keras.Jantungnya berdetak kencang, membayangkan wajah sang anak yang mirip dengan ayahnya, Matt. Wajahnya membuat ia lemah, lemah karena dia tak bisa melupakan wajah itu, lemah akan hatinya yang berdetak cepat. Ia tak polos yang tak mengetahui apa penyebab jantungnya berdetak cepat mengingat seorang pria. Ia tahu jika itu tandanya...
Ia masih mencintai pria itu.
Tangan rapuh nan mungil itu menyentuh dadanya yang berdetak cepat.
"Hilanglah...hiks..hiks, kau bahkan telah mengambil alih hatiku Carles, apa hiks..kau tak puas membuatku terluka. Sekian lama aku tak bertemu denganmu dan beranggapan bahwa aku sudah tak mencintaimu, tapi setelah kembali melihat kembali wajahmu aku salah, hikss aku masih mencintaimu, mencintai pria yang telah membuang ku, kau terlalu bodoh Oliv, hiks.."Setelah mengatakan semua itu, terdengar suara hujan turun yang didampingi oleh petir-petir yang menyambar.
Sedangkan didalam sebuah ruangan terdapat seseorang yang menyentuh dadanya yang berdetak kencang, entah kenapa ia merasa sangat senang bahkan bibirnya sampai tersenyum tulus. Matanya menatap jendela dimana hujan turun deras dengan petir-petir yang menyambar, hingga pikiran tertuju pada suatu orang.
"Oliv..."Hai guys setelah sekian lama akhirnya Update juga. Yuuuuhuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu..
Maaf ya kalo kurang dapet feel nya, soalnya aku lagi sibuk banget dan kemarin juga hari batik, jadi aku sekarang akan lebih sibuk menjelang hari santri jadi maaf ya kalo Minggu ini atau beberapa Minggu aku gak up. Tapi jangan bosen ya nungguin hehe.
Byeee
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TRIPLETS
RandomSeorang wanita yang harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya yang selama ini dibanggakan ternyata adalah orang tua angkat. Pantaslah dia merasa aneh dengan sikap mereka, mereka seolah-olah tak peduli bahkan seperti membenci. Namun ia...