Hari Pertama Mengajar

3.3K 101 0
                                    

Pagi ini, usai solat subuh dan merapikan sajadah, Aira duduk disamping Nuril yang baru saja pulang dari mushola.

"Mas Nuril nanti Aira bawa motor sendiri ya?" katanya meminta ijin pada sang suami.

"Kenapa gitu? Nggak boncengan aja sama mas?" Jawabnya memperhatikan Aira.

" ya kan biar disana nggak repot Mas, kalo Aira mau kemana gitu nggak ngerepotin Mas?" katanya memberi alasan pada suaminya.

"Mas nggak ngerasa direpotin kok Nduk kalo harus antar Aira kemana-mana," jawabnya lembut pada sang istri.

"Berarti Aira gak boleh nih bawa motor sendiri?" tanya Aira kembali memastikan.

Nuril hanya diam, tak menjawab untuk beberapa saat kemudian menggeleng pelan di hadapan Aira.

Sang istri pun terlihat sangat kecewa dengan keputusan Nuril untuk tidak memperbolehkan Aira membawa motornya ke kost.

"Aira kenapa diem?" tanya Nuril sesaat pada sang istri.

"Gak papa Mas!" jawabnya sambil sedikit tersenyum.

"Aira marah sama Mas?" tanya Nuril dengan lembut.

"Enggak kok mas, Aira kan mau belajar nurut apa kata Mas," jawab Aira sambil menunduk.

"Sayang, Mas cuma khawatir aja sama Aira kalo bawa motor sendiri kesana," katanya sambil membelai rambut panjang Aira yang terurai.

"Iya Mas, Aira ngerti kok!" jawabnya pelan.

"Jadi?" tanya Nuril memastikan.

"Aira nurut apa kata Mas Nuril," jawabnya masih terus menunduk.

Nuril nampak bahagia mempunyai istri yang patuh padanya tapi disisi lain ia tak tega melihat Aira kecewa dengan keputusannya.

"Aira pernah bawa motor sampai ke Beringin?" tanya Nuril pada Aira yang sedang merapikan tempat tidur.

"Sering Mas," jawabnya sambil melipat selimut.

"Kemana?" tanya Nuril pindah duduk di kursi belajar Aira karena tempat tidurnya sedang dibereskan oleh sang istri.

"Ke tempat Mbak Izmi," katanya sambil merapikan seprai.

"Berarti Aira sering ya kesana?" tanya Nuril.
"Iya Mas," jawabnya masih menatap sang suami.

"Yasudah kalo begitu Aira boleh bawa motor sendiri, tapi kita berangkat lebih pagi ya biar Aira nggak ngebut takut telat ngajar, kan hari pertama," katanya pada sang istri.

"Serius Mas?" tanya Aira memastikan.

"Iya Nduk," jawabnya senang melihat senyum bahagia Aira.

"Terima kasih Mas Nuril," kata Aira sambil mencium tangan sang suami.

"Cuma terima kasih?" katanya menggoda Aira.

"Mas minta apa?" tanyanya dengan hati yang berdebar.

Nuril tak menjawab, ia hanya tersenyum kemudian menempelkan tangan di pipi. Secepat kilat Aira mendekat dan menempelkan bibirmya di pipi sang suami.

Nuril pun tersipu malu, tak disangka Aira mau melakukannya padahal hari-hari sebelumnya Aira tak mau jika diminta, pancaran kebahagiaan di wajah sang istri membuat dirinya pun ikut merasakan kebahagiaan pagi ini.

"Yaudah sekarang Aira mandi dulu nanti gantian Mas biar gak kesiangan!" perintah Nuril.

"Siap bos," kata Aira sambil berjalan menuju kamar mandi membawa handuk.

Saat Aira sedang mandi, Nuril membereskan rak buku Aira karena akan ditinggal lama oleh pemiliknya sehingga alangkah lebih baik jika dalam keadaan tertata rapi.

Nikmat Setelah HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang