Nafkah Dari Suami

3.2K 92 0
                                    

"Astagfirullahalazim, Mas Aira lupa!" katanya pada Nuril yang sedang memainkan ponselnya.

"Lupa apa Nduk?" tanya Nuril kaget.

"Besok pagi kan harus daftar ulang semester baru Mas," katanya masih membaca info di aplikasi whatsapp miliknya.

"Bukannya Aira bilang sudah ijin kepala sekolah?"  tanya Nuril masih bingung.

"Iya Mas, tapi Aira lupa belum bayar ke bank, kalo harus ke bank dulu pasti antrinya lama di kampus," keluhnya pada sang suami.

"Bayarnya berapa Sayang, kok Aira nggak bilang sama Mas?" Kata Nuril kini mendekat pada sang istri.

"Satu juta dua ratus lima puluh ribu, Mas" jawabnya sambil tersenyum.

"Yasudah besok Mas yang bayar ke bank, Aira  tunggu divkampus saja," kata Nuril lembut pada Istrinya.

"Nggak usah, Mas Nuril kerja aja," katanya sambil menatap sang suami.

"Gak papa, ini kebetulan temen Mas ada yang minta tuker jadwal jadi besok Mas berangkat sore," kata Nuril menjelaskan.

"Berarti besok Mas nggak pulang?" tanya Aira kaget.

"Pulang kok Nduk tapi malem, gak papa kan?"

"Gak papa sih Mas, tapi lebih baik paginya Mas istirahat aja Aira bisa berangkat sendiri," kata Aira dengan lembut pada sang suami.

"Mas gak boleh antar istri kesayangan Mas ini ke kampus?" tanya Nuril sambil membelai rambut panjangnya.

"Bukannya nggak boleh Mas, tapi Aira nggak mau Mas sakit karena kurang istirahat," katanya sambil menatap sang suami.

"Subhanallah, istri Mas ini perhatian banget sih! tapi gak papa kok Nduk besok setelah Mas masuk kuliah kan juga begitu kerjanya sore setelah pulang kuliah," kata Nuril sambil memeluk mesra sang istri.

"Mas janji ya harus jaga kesehatan, Aira sayang banget sama Mas Nuril" jawabnya bersandar dalam pelukan sang suami.

"Alhamdulilah."

"Jadi Aira berangkat sendiri kan Mas?" tanya Aira memastikan.

"Enggak, tetep Mas yang antar" katanya tegas.

"Nanti Mas capek?"
"Aira mau pijit Mas kan kalo Mas capek?" tanya Nuril pada Aira.

Aira tak menjawab, ia hanya mengangguk di hadapan Nuril.

"Gak ada masalah kan sekarang?"

"Terima kasih ya Mas, Aira bahagia sekali Allah jadikan Mas Nuril sebagai pendamping hidup Aira," kata Aira kembali memeluk erat sang suami.

"Aira janji ya, kalo butuh uang untuk apapun bilang sama Mas, termasuk juga biaya kuliah Aira sekarang!"

"Gak papa kok Mas, tabungan Aira masih cukup buat biaya kuliah!" kata Aira pada sang suami.

"Sebagai suami, Mas wajib memberikan nafkah lahir maupun batin Nduk. Bukan hanya nafkah batin saja, yang Mas yakin semua mampu, tapi Mas juga wajib memberikan nafkah lahir untuk istrinya, salah termasuk memenuhi kebutuhan Aira,"

"Tapi kan Mas juga masih kuliah,"

"Sayang, inget apa yang Mas bilang beberapa hari lalu?" tanya Nuril sebab ia pernah menjelaskan pada sang istri perihal nafkah.

"Iya Mas" jawabnya sambil mengangguk.

"Jadi Aira paham?" tanya Nuril lembut.

"Iya Mas, Tapi ....," kata Aira belum selesai bicara namun sudah dipotong oleh Nuril.

Nikmat Setelah HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang