Kenanganku Mengusik Suamiku

2.9K 99 0
                                    

"Nduk, ini buat Aira!" kata Nuril memberikan amplop pada istrinya usai menemani sang istri masak.

"Ini apa Mas?" tanya Aira heran memperlihatkan amplop pemberian Nuril.

"Itu buat ganti uang Aira untuk belanja kemaren dan kebutuhan Aira nanti," jelasnya pada Aira.

"Tabungan Aira masih ada kok Mas," jawab Aira masih memegang amplop pemberian suaminya.

"Ya nggak boleh gitu, uang Nduk disimpen aja ini kan kewajiban Mas sebagai suami," jawab Nuril sambil membelai rambut panjang sang istri.

"Iya Mas, alhamdulilah terima kasih Mas," kata Aira sambil tersenyum.

"Cuma sedikit Nduk, insyaallah minggu ini Mas gajian," kata Nuril sambil meminta Aira membuka amplopnya namun sang istri menolak.

"Gak papa Mas, insyaallah cukup," kata Aira membuat sang suami begitu bahagia dengan jawabannya.

"Yasudah yuk sarapan nanti Aira telat lo," kata sang suami pada Aira.

"Iya Mas, tunggu ya Aira siapkan dulu sarapannya," kata aira sambil berjalan menuju dapur.

Setelah disiapkan oleh Aira, mereka pun sarapan bersama di lantai dekat dengan tempat tidurnya. Sungguh Aira menikmati kesederhanaan ini bersama sang suami yang diam-diam begitu ia kagumi.

"Nduk nanti Mas antar ya, hari ini kan Mas libur?" Kata Nuril saat masih sarapan.

"Iya Mas" jawabnya lembut pada sang suami di hadapannya.

"Gak papa kan?" Tanya Nuril memastikan.

"Ya gak papa Mas, masa diantar suaminya menolak sih!" kata Aira sambil memandang mesra suaminya.

"Aira nakal sekarang," kata Nuril membuat sang istri kaget.

"Nakal gimana Mas?" tanya Aira heran.

"Suka bikin hati Mas berdebar kalo liatin Mas kaya gini," jawabnya sambil senyum-senyum.

"Mas yang ngajarin kok, kemaren waktu masih dirumah Aira, Mas suka  gitu," protes Aira sambil menikmati sarapannya.

"Iya deh Mas kalah, terima kasih ya cintaku," kata Nuril sambil tersenyum.

"Aira kasih apa kok Mas terima kasih?" jawabnya menirukan kalimat yang sering diucapkan sang suami.

"Ini dimasakin enak banget sama Nduk" jawabnya sambil kembali menyendok makanan.

"Tadi kan Mas bicara kewajiban harus dapat haknya dong setelah kewajiban dilaksanakan," katanya sambil terus menatap sang suami membuatnya salah tingkah.

"Nduk ini bikin Mas salah tingkah," katanya segera melanjutkan sarapan
Setelah keduanya selesai berbincang.

Usai menikmati sarapan bersama,  Aira segera membereskan piring dan membawanya kebelakang kemudian mencuci piringnya, sedang Nuril keluar menyiapkan motor untuk mengantar sang istri.

Tak sampai 10 menit mereka sampai disekolah, Aira pun Berpamitan pada sang suami kemudian Nuril kembali ke kostnya.

"Oh iya, kemaren kan aku bawa buku karya Aira," kata Nuril teringat buku yang dibuat oleh sang istri belum sempat dibacanya.

Ia segera membuka tas ranselnya kemudian mulai membaca buku tersebut. Lama sekali ia membaca buku itu hingga terbawa suasana.

"Muhammad Marwan Fuaidil,"

Nuril menemukan tulisan tangan di sela-sela buku itu. Ia mengaitkan cerita tersebut dengan nama laki-laki yang terselip dalam buku itu.

"Mungkinkah ini kisah nyata yang dibukukan? Mungkinkah laki-laki sederhana dan bersahaja yang begitu dikagumi tokoh dalam tulisan ini adalah sebuah nama dalam kertas ini?' batin Nuril menduga-duga.

Nikmat Setelah HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang