00

1.6K 132 11
                                    

Mencintai seorang Kim Jiwon adalah hal yang menyenangkan bagi Hanbin, namun sebaliknya mencintai Kim Hanbin adalah hal mustahil akan Jiwon lakukan.

Bagi Jiwon, Hanbin adalah benalu yang harus ia hindari. Ia tidak membenci Hanbin, hanya sedikit merasa terganggu dengan adanya Hanbin dalam hidupnya.

Jiwon terganggu dengan embel-embel 'calon istri' yang tersemat dibelakang nama Hanbin. Pasalnya, Jiwon tidak pernah mencintai atau bahkan menerima perjodohan antara ia dan Hanbin meskipun orang tuanya memaksa.

Jiwon menerima Hanbin hanya demi menghormati keinginan ibunya, orang yang sudah berjasa melahirkannya kedunia.

Dan...

Bagaimana dengan Hanbin?

Pria manis itu sebenarnya sudah tau, penolakan yang Jiwon lakukan kepadanya. Tapi ia tetap diam, enggan mengungkit apapun. Sebab ia tau diri, tidak ada yang berujung bahagia jika dipaksakan.

Namun..

Sungguh diluar perkiraan, Hanbin tidak pernah menyangka kalau Jiwon akan menerimanya. Walaupun terpaksa. Hanbin bahagia, setidaknya ia bisa memiliki Jiwon walaupun Jiwon tak mencintainnya.

Sayangnya, memiliki 'Jiwon' itu hanya dalam angan-angannya saja. Kenyataannya Jiwon sendiri selalu menghindar atau bahkan memaki jika Hanbin mendekat.

Pernah sekali, Jiwon menyebutnya dengan kata 'jalang' hanya karena Hanbin berusaha membantu Jiwon memasangkan dasi ketika hendak pergi bekerja. Jiwon enggan disentuh, Jiwon enggan diajak bicara oleh Hanbin.

Hanbin tidak masalah, setidaknya sampai saat ini Jiwon masih membiarkannya tinggal di satu atap yang sama.

Ya Jiwon dan Hanbin memang tinggal satu atap walaupun mereka belum menikah. Itu atas permintaan ibunda dari Jiwon.

Oleh karena itulah, sekarang Jiwon dan Hanbin tinggal berdua di apartemen milik Jiwon yang dibelikan oleh ibunya.

❤❤❤

Malam ini, Hanbin sedang sibuk berkutat di dapur untuk memasak makan malam yang sekiranya disukai oleh Jiwon.

Hanbin memang selalu nekat, padahal sudah sering ia ditolak oleh Jiwon saat berusaha menyiapkan makanan untuk Jiwon.

Terkadang Jiwon membentaknya karena memasak untuknya padahal ia tidak meminta. Bahkan Jiwon pernah membuang seluruh makanan yang sudah susah payah Hanbin masak hanya untuknya.

Tapi bukannya ia berhenti, Hanbin malah semakin gencar melakukan hal-hal yang dilarang oleh Jiwon.

Semua itu Hanbin lakukan hanya demi mendapat sedikit perhatian Jiwon, walaupun berupa cacian, atau bahkan pukulan. Hanbin rela, asalkan Jiwon masih mau berinteraksi dengannya.

"Apa yang kau lakukan?" suara berat itu mengalihkan atensi Hanbin yang sedang sibuk membuat sup. Cuaca malam ini memang sedikit dingin, oleh karenanya Hanbin berinisiatif memasak sup.

"Eh.. Jiwon hyung?." Hanbin sedikit tergugu ketika melihat Jiwon.

Jiwon berjalan mendekat, mengikis jarak yang memisahkan dirinya dan Hanbin. Kemudian menarik paksa tangan Hanbin untuk pergi meninggalkan dapur.

"Sudah berapa kali kukatakan? Tidak perlu memasak apapun untukku. Kau sudah tau kalau aku tidak sudi memakan hasil masakanmu. Dengarkan aku! Berapa banyakpun usahamu untuk membuatku luluh dan mencintaimu, aku tetap tidak akan pernah luluh padamu. Kau tak ada bedanya dengan jalang Kim Hanbin!"

"H... Hyung... Aku hanya berusaha menjad calon istri yang baik untukmu."

"TUTUP MULUTMU ITU! AKU TIDAK SUDI MENGAKUIMU SEBAGAI CALON ISTRIKU!!"

"Hyung... Hiks.."

"Lemah! Cengeng! Menjijikan! Aku sangat membencimu! Mengapa sangat berat sekali untukku mengatakan pada eomma kalau aku tidak mencintaimu Kim Hanbin? Mengapa eomma sangat menyukaimu, sehingga membuatku berat untuk menolakmu?"

"Ini sama beratnya hyung. Bahkan ketika aku mencintaimu, apa yang salah dari cinta ini hyung? Mencintai adalah hal yang diinginkan setiap orang, hiks... Bahkan aku rela jika posisiku hanya menjadi sang pencinta, atau hanya sebatas sang pengagum tanpa pernah dibalas pun tak apa! Semua itu hiks... Aku lakukan demi dirimu, asalkan aku selalu berada disisimu hiks.. Walaupun kau tak pernah menginginkannya. Aku rela hyung hiks..."

"Cih... Persetan dengan cinta Bin. Mengertilah aku tidak menginginkan semua ini."

Jiwon berlalu meninggalkan Hanbin yang masih terus terisak.

Selepas kepergian Jiwon, Hanbin merasa dadanya sangat sesak, entah karena ia terus menangis atau karena perkataan Jiwon. Tapi sensasi ini membuat Hanbin merasa tidak nyaman dan kesakitan.

"Eughh... Hiks... Ini sakit.." racau Hanbin.

Hanbin berjalan terseok menuju dapur, setidaknya walaupun sudah ditolak ia harus tetap menyelesaikan masakannya. Perihal dimakan atau tidaknya, Hanbin tidak peduli.

Namun...

Bruk..

Hanbin jatuh tersungkur kelantai, dadanya semakin terasa sesak membuat air mata Hanbin semakin banyak keluar.

Terakhir yang Hanbin lihat sebelum kegelapan merenggut kesadarannya adalah, bayangan seorang pria yang berlari kearahnya dengan tergopoh-gopoh.

Kemudian semua menjadi gelap.

.
.
.

Yuk... Bagi yang suka sama otp double b. Mampir ke work ku.

Jangan lupa vote and koment ya.

FooL | DOUBLE B [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang