01

1K 100 3
                                    

Jinhwan pria yang nyaris cantik itu berlari tergopoh-gopoh menghampiri Hanbin yang sudah tidak sadarkan diri. Jangan tanya mengapa Jinhwan ada di apartemen milik Jiwon itu, karena Jinhwan akan dengan mudah menjawab.

"Hanbin itu adikku, jadi aku bebas menemuinya kapanpun dan dimanapun."

Ya hari ini Jinhwan pergi mengunjungi Hanbin di apartemennya, niat hati ingin memastikan keadaan adik sepupunya ini. Jinhwan justru mendapati kenyataan pahit.

Jinhwan bahkan baru mengetahui kalau selama ini Hanbin tidak pernah diterima dalam kehidupan Kim Jiwon. Pasalnya selama ini, Hanbin selalu menunjukkan kalau hubungannya dan Jiwon baik-baik saja, bahkan Jiwon sendiri turut andil untuk melakukan hal yang sama.

Jinhwan kecewa tentu saja, bagaimana pun juga Hanbin adalah orang yang paling dekat dengannya sejak kecil. Namun Jinhwan sendiri bingung bagaimana mengatasinya. Bicara dengan orang tua Hanbin tentu bukan jalan keluar yang baik, karena ia tau Hanbin pasti akan marah besar.

Hah...

Jinhwan menghela nafas kasar, saat ini ia sudah mengetahui kebenaran yang dialami adik kesayangannya ini, ya tentu saja karena Jinhwan melihat dan mendengar semuanya. Semua yang baru saja dikatakan Jiwon pada Hanbin.

Bahkan Jinhwan juga sempat melihat perangai kasar Jiwon pada Hanbin.

Sesak...

Rasanya Jinhwan juga merasakan apa yang Hanbin rasakan. Semuanya bercampur menjadi satu marah, kecewa, sedih dan juga lelah. Tapi, mengapa Hanbin begitu kuat menghadapi semua ini selama ini?

"Huft... Aku baru tau hidupmu sekacau ini Bin." celetuk Jinhwan sembari menatap nanar tubuh Hanbin yang masih tergolek lemah.

Perlahan, Jinhwan mengangkat tubuh Hanbin dan membaringkannya di ranjang. Walaupun tubuh Jinhwan lebih kecil dari Hanbin, tapi tubuh Hanbin yang terlampau kurus itu memudahkan Jinhwan untuk mengangkat dan memindahkannya.

"Kau sangat kurus Bin. Berbeda dengan Hanbin yang dulu. Kemana pipi gembulmu itu?" tanya Jinhwan pada Hanbin, yang tentu saja hanya dijawab dengan keheningan.

❤❤❤

Perasaan kesal itu selalu berhasil membuat Jiwon berlaku kasar kepada Hanbin. Kesal bukan karena Hanbin yang sulit diberi tau, tetapi kesal karena Hanbin terus saja bersikap baik padanya padahal ia sudah melakukan banyak hal pada Hanbin termasuk membentak dan sesekali berlaku kasar.

Entah apa yang Hanbin pikirkan, meskipun sudah sering kali ia perlakukan dengan buruk sejak setahun lalu. Hanbin tetap bersikap seolah tidak ada apa-apa dan bahkan selalu menunjukkan senyum terbaiknya dihadapan Jiwon.

Jiwon muak, jujur saja ia sangat muak dengan keadaan seperti ini. Pernikahan keduanya memang belum ditentukan dengan alasan agar Jiwon dan Hanbin membiasakan diri dulu,  namun hingga setahun lamanya. Jiwon sama sekali tidak terbiasa dengan adanya Hanbin disisinya.

Melihat wajah Hanbin membuat emosi Jiwon terkadang tidak bisa dikontrol. Perasaan marah yang membuncah membuatnya tanpa sadar menyakiti Hanbin baik secara fisik maupun mental.

Namun Jiwon tidak pernah mencoba mau peduli, baginya Hanbin pantas mendapatkan itu, namun sadarkah kau Kim Jiwon kalau Kim Hanbin rela menahan sakitnya mencintaimu seorang diri tanpa mau membagi pada siapapun?

Tidak mungkin...

Mustahil...

Jiwon sudah mengultimatum dirinya sendiri untuk tidak pernah peduli pada apapun yang Hanbin lakukan. Baginya Hanbin hanya orang asing yang tidak penting untuknya.

"Maaf Bin. Aku tau kau mencintaiku, tapi sungguh aku tidak bisa berbohong. Aku tidak mencintaimu, dan aku tidak bisa menerima dirimu dalam hidupku." monolog Jiwon.

❤❤❤

Sudah hampir dua jam sejak kepergian Jiwon dan sudah selama itu pula manik indah milik Hanbin masih setia terpejam erat, tidak ada tanda-tanda ia akan bangun.

Jinhwan sangat gusar, ia takut terjadi sesuatu yang buruk kepada adiknya ini. Apalagi saat ini, wajah Hanbin benar-benar pucat bagaikan tidak dialiri darah setetespun.

"Bangunlah Bin. Kau membuatku takut." ucap Jinhwan seraya memandang wajah Hanbin.

Dan...

Ajaib, Hanbin langsung terbangun.

"Eunghh." lenguh Hanbin, matanya terbuka perlahan, kemudian ia mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk dalam retinanya.

"Syukurlah kau sudah bangun Bin." Jinhwan tersenyum lembut pada Hanbin.

"Eoh... Ji.. Jinhwan hyung?" Hanbin tergagap ketika menyadari Jinhwan berada disampingnya.

Jinhwan tersenyum menanggapi ucapan Hanbin yang sarat akan keterkejutan itu.

"Aku baru datang kesini dan melihatmu sudah terkapar dilantai. Sebenarnya ada apa denganmu?"

"A.. Aku tidak apa hyung. Hanya sedang tidak enak badan."

Jinhwan kembali tersenyum, ia tau Hanbin berbohong, ia tau dengan jelas Hanbin sedang tidak baik-baik saja. Namun Jinhwan berusaha bersikap biasa saja.

Hanbin adalah segalanya untuk Jinhwan, oleh karenanya Jinhwan tidak ingin menekan Hanbin untuk bercerita perihal kehidupannya selama ini. Biarlah Hanbin yang akan menceritakannya sendiri.

.
.
.

690 word
Happy reading
Jangan lupa vote and koment.

FooL | DOUBLE B [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang