12

651 65 4
                                    

Pagi itu ketika Hanbin bangun dadanya terasa sangat sakit sampai rasanya ia ingin menangis, tangannya meremas sprei dengan kuat sampai buku-buku jarinya memutih. Hanbin tidak bisa bernapas, penglihatannya juga kabur. Jantungnya sangat sakit seperti dipukuli oleh banyak orang dan terasa seperti akan pecah.

Satu hal yang ia pikirkan mengenai keadaan ini, penyakitnya semakin parah. Hanbin tau itu, Hanbin sekarat. Waktunya mungkin tidak banyak.

Hanbin batuk beberapa kali saat mencoba menarik napas untuk menetralkan rasa sakitnya.

Air mata Hanbin menetes tanpa izin. Bibirnya melengkungkan senyum kecil, pikirannya sedang berusaha mengingat setiap moment kebahagiaannya selama ini.

Ia hanya sedang berusaha berbahagia walau hanya sesaat, setidaknya sebelum Tuhan mencabut nyawanya.

Hiks...

Hanbin menggigit bibirnya untuk menahan isakan yang akan keluar.

"Hiks... Sa.. Kit..." tanpa sadar Hanbin menggumam, rasa sakit ini memang sangat menyiksa.

Tidak ada siapapun diruangan ini kecuali dirinya, Hanbin bisa saja memanggil dokter ataupun suster dengan tombol darurat yang terletak disebelah brankarnya.

Tapi ia tidak sanggup, jangankan untuk bergerak memencet tombol, untuk bernapas saja Hanbin membutuhkan tenaga ekstra.

Hanbin ingin menyerah, rasa sakit ini benar-benar tidak bisa ia kendalikan. Kepalanya luar biasa terasa pening, ditambah dengan jantungnya yang seperti diremas.

Rasanya Hanbin ingin berteriak menyerukan seberapa sakitnya ia saat ini. Tapi suaranya seolah tercekat ditenggorokan, sehingga membuatnya hanya mampu mengeluarkan desis-desis kesakitan.

❤❤❤

Jiwon merasa sangat bersalah, dia merasa sangat brengsek dengan mengabaikan Hanbin begitu lama. Jiwon tau selama ini Hanbin hanya berusaha menjadi pasangan yang baik untuknya, tapi ego yang besar dalam dirinya itu membuat ia berubah menjadi seorang penjahat.

Ia menjadi lelaki brengsek yang dengan mudahnya menyakiti hati seorang Kim Hanbin.

Jiwon menyesali segala perbuatannya pada Hanbin selama ini. Dan Jiwon bertekad untuk menebus semuanya begitu ia bertemu Hanbin nanti.

Sekarang Jiwon sedang bergegas menuju rumah sakit begitu mendapat panggilan dari Donghyuk tadi.

"Hyung datanglah kerumah sakit segera. Hanbin hyung membutuhkanmu." kata Donghyuk. "Dia mengalami sesak napas, dokter bilang kondisinya saat ini..."

"Kenapa dengan kondisinya saat ini?" tanya Jiwon dengan suara lirih.

"Kondisinya memburuk. Aku sudah menelepon orang tua Hanbin hyung untuk datang. Kau juga harus datang, karena sejak tadi Hanbin hyung terus mengigau menyebut namamu. Datanglah segera ke rumah sakit Gangnam, lantai 7, bangsal 10." Ucap Donghyuk kemudian mengakhiri percakapan mereka.

Dan sekarang disinilah Jiwon berada, berdiri disamping brankar Hanbin yang tertidur begitu nyenyak dengan bantuan masker oksigen yang menutupi hidung bangirnya.

Hanbin terlihat sangat rapuh, wajahnya juga sangat pucat seolah tak dialiri darah setetes pun.

"Hanbin-ah.. Aku sudah datang, kau tak ingin membuka mata hm?" ucap Jiwon.

Ajaib..!

Netra Hanbin perlahan membuka dan mengerjap saat cahaya silau mengenai retinanya.

Hanbin memandang Jiwon lekat yang belum menyadari bahwa ia sudah sadar, tanpa sadar Hanbin tersenyum.

Harapan baru muncul dalam hatinya, semoga. Semoga saja kali ini cintanya akan terbalas, meskipun hanya untuk sesaat.

Tak apa, Hanbin rela. Hanbin akan menikmatinya tanpa sedikitpun menyia-nyiakan waktu yang Tuhan berikan padanya.

"Hyungh.." ucap Hanbin dengan suara parau dan terdengar lemah.

.
.
.

Hohoho up nih zheyenk

Gantung dulu yak, biar penasaran...

Jangan lupa voment

FooL | DOUBLE B [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang