.
.
.
.
.Setelah Mas Jaehyun berangkat ke kantor, aku, Jeno, dan Jimmy lebih memilih pergi ke rumah Mamah Yoona. Aku menceritakan sikap Mas Jaehyun yang tiba-tiba berubah dan menangis di pelukan Mamah, "Jahat banget kan Mah si Mamas," Aduku seperti anak kecil.
Mamah mengelus lenganku, "Menantu Mamah nggak mungkin begitu Ji. Kamunya aja mungkin yang salah paham," Aku jadi kesal sendiri karena Mamah terus-terusan membela Mas Jaehyun. Padahal aku ini anaknya, dan aku korban. Aku bahkan dibentak oleh Mas Jaehyun tadi.
"Salah paham gimana? Orang jelas-jelas Mas Jaehyun manggil orang yang di telpon sayang kok. Emang siapa lagi orang yang di panggil sayang selain aku sama anak-anak?" Aku takut jika Mas Jaehyun benar selingkuh dan akan meninggalkanku.
"Ya mungkin Doyoung," Tebak Mamah.
Aku berdecak, "Nggak mungkin Mas Jaehyun manggil Doyoung sayang," Kataku kesal, "Mahh Jia nggak mau pisah sama Mas Jaehyun."
"Kalau nggak mau pisah, kalian berdua omongin baik-baik dong."
Aku menggeleng, "Mas Jaehyun aja tadi bentak Jia. Jia takut."
Drrrttt....Drrrtt
Aku mengelap air mataku lalu mengambil ponselku yang bergetar diatas meja. Ternyata yang barusan menghubungiku adalah guru Jichan di sekolah, "Halo bu?" Sapaku dengan suara yang masih bergetar.
"Bu Jia, mohon maaf sebelumnya. Apa bu Jia bisa datang ke sekolah?"
Aku mengernyitkan dahi, tidak biasanya aku di panggil seperti ini untuk datang ke sekolah, "Memangnya ada apa ya bu?"
"Nanti saya ceritakan di sekolah. Ini mengenai anak ibu, Jichan."
Aku mengangguk meskipun guru itu tidak melihatku, "Kalau gitu saya akan kesana," Setelah itu aku menutup sambungan telpon, "Mah, titip Jeno sama Jimmy ya? Jia di suruh dateng ke sekolah Jichan," Sebenarnya perasaanku tidak enak mengenai Jichan. Aku tidak tahu apa masalah yang Jichan buat sampai aku bisa di panggil ke sekolah. Huh, masalahku dan Mas Jaehyun saja belum kelar. Tapi sudah di tambah masalah baru.
Setelah menitipkan Jeno dan Jimmy, aku langsung berangkat ke sekolah Jichan. Butuh tiga puluh menit untuk sampai sana jika berangkat dari rumah Mamah.
Sampai sekolah Jichan, aku buru-buru masuk ke ruangan guru. Di sana aku melihat Jichan tengah menunduk, dengan seorang guru perempuan di depannya, "Jichan," Panggilku pelan yang membuat Jichan mendongak. Tapi ia tidak menjawabku dan kembali menunduk.
Guru itu tersenyum dan menyuruhku duduk. Aku duduk berdampingan dengan Jichan, "Ada apa ya bu? Apa Jichan ngelakuin kesalahan berat sampai saya harus di panggil?"
"Sebelumnya saya minta maaf harus bilang ini pada bu Jia," Ucap guru itu lembut agar aku tidak tersinggung, "Jichan tadi pagi mencuri uang milik temannya," Mataku membelalak kaget. Tidak mungkin Jichan melakukan hal semacam itu. Apalagi aku selalu memberikan Jichan uang saku yang cukup untuk anak seusianya.
Aku menggeleng, "Jichan nggak mungkin ngelakuin itu bu," Kilahku, "Dia anak baik-baik kok."
"Ibu bisa tanya kok sama Jichannya, dia bener nyuri uang atau engga."
Aku beralih pada Jichan dan mengelus rambutnya, "Jichan beneran ngambil uang punya orang?"
Aku berharap Jichan berteriak tidak atau menggeleng. Tapi sialnya harapanku pupus ketika Jichan mengangguk dan mengiyakan kalau dirinya benar-benar mencuri.
Oh astaga, kenapa hari ini sangat kacau sih?!
Rasanya aku ingin menangis karena gagal mendidik Jichan, "Tapi kenapa sayang? Kamu kan Buna kasih uang saku. Kenapa harus nyuri uang orang?"
![](https://img.wattpad.com/cover/193239789-288-k510198.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married ; Jung Jaehyun [END✔]
Fanfiction[15+] Sequel dari Nikah ; Jung Jaehyun "Aku mau punya banyak anak," -Jung Jaehyun High rank #4 in kpop (20/7/19)