Oke ya gengs. Banyak yang setuju kalau visual Jichan itu Haechan. Terus Jenanya-Heejin. Heejin emang cocok banget si, secara Jena kan di princessin banget. Ga tau kenapa aku klop banget sama Heejin. Meskipun Somi juga cocok. Tapi terserah kalian kok mau memvisualisasikan siapa.
.
.
.
.
."JICHAN, BANGUN! JEMPUT NENEK SAMA KAKEK DI BANDARA SANA!" Jiae membangunkan putra sulungnya menggunakan speaker yang sudah tersedia di kediaman Jung. Bukan hanya menggunakan speaker, Jiae juga berteriak saat bicara di micnya.
Bayangkan bagaimana berisiknya suara Buna itu.
Jichan menggeliat dari tidurnya. Ia berdecak pelan, "Ini gue lagi enak mimpi mandi sama bidadari. Tapi ada aja gangguannya."
Klek pintu kamar Jichan terbuka, menampakan Jiae yang masuk ke dalam kamar sambil membawa sodet untuk memasak, "Bangun Chan. Buna udah neriakin kamu loh tadi."
"Bentar Bun. Lima menit lagi."
"Nggak ada ya lima menit lima menit. Mau anu kamu Buna pukul pakai sodet?" Ancam Jiae yang seketika membuat Jichan duduk dan memegangi anunya, "Jangan Bun. Nanti istri Jichan kasian," Balasnya memelas.
Jiae menghela nafas, "Yaudah, mandi sana. Sebelum jam delapan, kamu udah harus berangkat ke bandara pokoknya."
"Iya Bun," Ucapnya pasrah. Kalau Buna sudah memerintah sesuatu, anak-anak pasti akan melakukannya. Ya meskipun dengan ogah-ogahan.
Beres mandi, sarapan, dan buang air besar, Jichan langsung berangkat ke bandara untuk menjemput keluarganya yang datang dari Indonesia. Memang sudah tradisi sepertinya di keluarga Jung, kalau keluarga yang berada di Indonesia akan datang berkunjung ke Korea tiga bulan sekali atau empat bulan sekali untuk bertemu Jaehyun, Jiae dan keempat anaknya.
"Abang Jichan!" Jichan yang sedang memainkan ponselnya tersenyum lebar saat melihat kehadiran Naeun-putri pertama Doyoung dan Rose.
Umur Naeun hampir sama dengan si kembar, hanya saja lebih tua Naeun beberapa bulan.
Naeun berlari dan memeluk Jichan dengan erat, "Ih sumpah ya Bang. Naeun kangen banget tau ini," Naeun memang jarang berkunjung ke Korea, karena ia sibuk sekolah dan mengurus bisnisnya. Jangan kaget, diumurnya yang masih muda, Naeun sudah sukses menjadi seorang model dari beberapa brand ambassador ternama. Ya, sebegitu terkenalnya putri dari Doyoung dan Rose.
"Lagian kamu sekolah mulu," Balas Jichan, "Om sama tante mana? Mereka nggak ikut?"
Naeun menggeleng, "Mamah sama Papah lagi program bikin adik bayi. Mereka lagi honeymoon ke hawai. Naeun cuma sama nenek, kakek doang."
Kening Jichan mengernyit, "Mana nenek sama kakeknya?"
"Chan yaampun, kamu kok makin dekil aja si ?! Perasaan kecebur gotnya udah bertahun tahun yang lalu deh!" Jangan tanya suara siapa itu. Itu suara Mamah Yoona yang baru saja datang setelah mengambil kopernya. Ia langsung memeluk Jichan dengan erat.
"Mah kamu kayak nggak pernah ketemu Jichan aja. Udah nanti aja peluk-pelukannya, Papah capek," Keluh Papah Donghae.
Jichan tersenyum kearah Kakeknya. Ia bersyukur ada Papah Donghae di sini. Kalau tidak, bisa-bisa kuping Jichan panas karena diledek dekil terus oleh Mamah Yoona.
Tercebur ke dalam got itu pengalaman terburuk bagi Jichan sepertinya. Karena setelah kejadian itu, ia selalu di ledek dekil. Tanpa terkecuali keluarganya. Pernah sekali waktu, keluarga Jung sedang berlibur bersama. Lalu Jiae meminta salah satu pengunjung untuk memotret dirinya dan keluarganya. Tapi dengan polosnya pengunjung itu berbicara dengan bahasa Inggris yang artinya seperti ini, "Maaf. Tolong permisi dulu, keluarga ini ingin mengambil foto," Ucapnya sambil menyuruh Jichan bergeser dan menjauh dari keluarga Jung. Karena ia pikir Jichan bukan bagian dari keluarga Jaehyun.
Poor Jichan.
Sampai rumah, Mamah Yoona, Papah Donghae, dan Naeun langsung di suguhkan berbagai macam makanan buatan Jiae, "Jaehyun sama anak-anak kamu yang lain ke mana Ji?" Tanya Papah Donghae sembari memakan kimbap buatan Jiae. Sebenarnya Papah Donghae tidak terlalu suka makanan Korea. Ia lebih suka lontong atau gorengan yang berada di dekat rumahnya di Indonesia.
"Mas Jaehyun ya di kantor Pah. Cuma bentar lagi dia pulang kok. Kalau Jena sama kembar sekolah," Jelas Jiae, "Oh iya Pah, nanti tolong bujukin Jimmy dong."
Papah Donghae mengernyit bingung, "Bujuk apa?"
Jiae meminta bantuan Papah Donghae untuk membujuk Jimmy agar anak bungsunya mau memiliki adik lagi. Karena dari semua orang, Jimmy hanya mau mendengarkan apa yang dikatakan kakeknya.
"Kamu beneran mau punya anak lagi?" Kini giliran Mamah Yoona yang bertanya.
Jiae mengangguk, "Mas Jaehyun mau punya anak perempuan lagi katanya. Ya aku sih mau mau aja. Toh aku juga masih mampu Mah buat ngurusnya. Cuma ya Jimmy itu loh, susah banget buat dibujuk."
"Jangan heran kalau Jimmy kayak gitu. Kamu juga dulu gitu Ji soalnya," Mamah Yoona menyindir anak bungsunya, "Kamu inget nggak? Kamu selalu nolak keras kemauan Papah yang mau punya anak lagi? Kamu sampai kabur ke rumah nenek gara-gara nggak mau punya adik."
Jiae menunjukan deretan giginya. Dulu ia memang tidak menyukai anak kecil. Menurutnya anak kecil itu merepotkan. Apalagi kalau sudah menangis. Tapi semenjak Jisung-Keponakannya-lahir, Jiae jadi suka dan sangat menyayangi anak kecil, "Ya kalau Mamah mau punya anak lagi sekarang juga nggak apa-apa. Jia nggak nolak."
Kepala Jiae di sentil oleh Mamah Yoona, "Kamu telat. Mamah udah lewat masanya."
Lagi-lagi Jiae membalasnya dengan sebuah cengiran.
******
"Bunn, itu Jimmy nya gimana? Aku bujuk dia susah banget," Aku terlonjak kaget saat Mas Jaehyun tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi. Padahal posisinya aku tengah berendam.
"Ih Ayah apaansi?! Ngagetin aja! Keluar dulu sana!" Usirku sambil mendorong tubuh Mas Jaehyun.
Mas Jaehyun menggeleng. Ia malah bergerak membuka baju kerjanya, "Mau ngapain kamu? Nggak liat aku lagi berendem gini?" Tanyaku sambil memasang wajah curiga kearah Mas Jaehyun.
"Nggak ngapa-ngapain. Mau ikutan aja. Sekalian ngilangin pusing nih gara-gara Jimmy," Mas Jaehyun ikut masuk ke dalam bathup dan memposisikan tubuhku agar bersandar padanya.
"Emang udah nyoba buat bujuk dia tadi?"
Mas Jaehyun mengangguk dan meletakan kepalanya diceruk leherku, "Aku malah rela-relain jemput dia di sekolah loh supaya bisa ngambil hatinya. Tapi pas di mobil dia bilang gini, Ayah jangan ada maunya ya. Jimmy nggak mau adik. Gitu katanya. Padahal aku belum ngomong apa-apa."
Aku terkekeh, "Tenang. Aku udah minta tolong pawangnya Jimmy buat bujuk anak kamu itu."
"Papah Donghae?" Tebak Mas Jaehyun.
Aku mengangguk, "Aku yakin deh Jimmy pasti mau dengerin Papah."
Mas Jaehyun tersenyum, "Bener juga ya. Nggak sabar deh buat ke Indonesianya."
"Sama. Aku juga kangen loh Mas tinggal di sana," Kataku sambil mengingat-ngingat hal yang terjadi saat aku tinggal di Indonesia. Tidak terkecuali kenangan burukku tentang Sheila, Yuta, dan Chaeyeon, "Kangen temen-temen aku juga. Apalagi kalau udah curcol sama Rose."
"Aku kangen Bunda sama Ayah," Lirih Mas Jaehyun.
Aku membalik tubuhku menghadap Mas Jaehyun dan mengelus rambut suamiku dengan lembut. Membuat rambutnya basah karena terkena lenganku, "Nanti kita kesana ya. Kita doain Bunda sama Ayah supaya tenang dan bahagia di atas sana."
Mas Jaehyun tersenyum manis kearahku dan memeluk tubuhku dengan erat.
"Jangan peluk-peluk dulu. Belum kelar ini berendemnya," Kataku sambil terkekeh.
Mas Jaehyun menggeleng, "Nggak ada tempat ternyaman selain dipelukan kamu Bun."
Dan seketika, aku merasa seperti sedang terbang diangkasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
After Married ; Jung Jaehyun [END✔]
Fanfic[15+] Sequel dari Nikah ; Jung Jaehyun "Aku mau punya banyak anak," -Jung Jaehyun High rank #4 in kpop (20/7/19)