22. Ulang Tahun

17.9K 1.9K 318
                                    

.
.
.
.
.

"Mas, ganti baju dulu sana. Sebentar lagi kan kamu harus ke kantor. Masa mau pakai baju tidur gitu," Mas Jaehyun itu sudah mandi dari tadi. Tapi ia belum mengganti piamanya.

Mas Jaehyun mengangguk lalu mengecup bibirku sekilas sebelum akhirnya ia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang masih bersih.

Aku pergi ke meja makan lebih dulu dan mempersiapkan sarapan untuk Mas Jaehyun dan anak-anakku, "Pagi Buna," Sapa Jena, lalu aku menunduk. Membiarkan Jena mengecup pipiku.

"Bun Bun! Inget nggak hari ini hari apa ?!" Jichan berlari kearahku dengan baju seragam yang belum dikancingi.

"Kancingin dulu dong Bang bajunya."

Jichan mengangguk dan kembali merapihkan bajunya, "Udah nih Bun. Sekarang Jichan mau nanya. Hari ini hari apa?"

Aku diam sebentar. Dan mengingat ngingat hari apa ini, "Hari rabu. Emang kenapa?"

"Buna nggak inget?" Tanyanya memelas.

Aku menggeleng, "Hari apa sih emang? Ada perayaan ya di sekolah kamu sama Jena?"

Jichan berdecak, "Hari ini tuh hari---,"

"BUN! JENO SAMA JIMMY NGOMPOL!" Ucapan Jichan di sela oleh Mas Jaehyun yang tiba-tiba memanggilku dari dalam kamar.

Aku tersenyum dan mengacak rambut Jichan, "Sarapan dulu ya Bang. Buna mau gantiin celana Jeno sama Jimmy," Kataku lalu meninggalkan Jichan dan Jena.

Aku masuk kamar dan melihat si kembar yang tengah duduk di karpet di dekat kasur. Mereka berdua dalam kondisi tidak memakai celana. Sepertinya Mas Jaehyun sudah melepaskan celana mereka, "Nana popol!" Oceh Jimmy sembari menunjuk-nunjuk Jeno. Mereka berdua benar-benar sudah banyak berbicara. Maklum saja, umur mereka sudah menginjak satu tahun hari ini.

Ya, 4 Desember. Tepat dimana Jichan dan si kembar lahir. Aku ingat kalau hari ini Jichan dan si kembar ulang tahun. Hanya saja aku pura-pura lupa, karena sore nanti aku akan memberikan kejutan pada Jichan.

"Kamu juga ngompol dek, nggak usah nunjuk-nunjuk Jeno," Ucapku sambil memakaikan mereka celana yang baru, "Ayah mana?"

"Nonoh," Jeno menunjuk pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Sepertinya Mas Jaehyun tengah bertelur di dalam sana. Maksudku buang air besar.

Aku hanya mengangguk dan membawa si kembar keluar kamar. Aku meletakan mereka di kursi makan khusus bayi, lalu memberikan mereka masing-masing mangkuk yang berisi bubur tim, "Jangan rebutan inget," Peringatku. Seolah mengerti, mereka mengangguk dengan kompak.

"Chan, kok nggak diabisin sarapannya?" Tanyaku saat melihat Jichan hanya mengaduk-ngaduk makanannya.

"Jichan sebel. Masa Buna nggak inget kalau hari ini---,"

"Aku berangkat ya Bun. Ada meeting soalnya," Lagi-lagi ucapan Jichan terputus karena di sela Mas Jaehyun. Dalam hati aku tertawa melihat wajah Jichan yang sudah merah karena menahan kekesalannya, "Ayo Kak. Kita berangkat," Jena mengangguk dan mengatakan iya. Kalau Jichan, anak itu hanya diam sambil merengut kesal.

"Mas bentar," Aku menahan lengan Mas Jaehyun yang akan masuk ke dalam mobil, "Jangan lupa. Nanti sore perayaan ulang tahun Jichan sama si kembar."

Mas Jaehyun tersenyum, "Beres Bun. Aku berangkat ya. Assalamualaikum."






******






"Rose, itu balonnya di taro di pojok sana aja ya," Aku meminta bantuan Rose, Mamah, Mbak Minjoo, dan kebetulan ada Mbak Jennie yang tengah menginap di Jakarta-karena Bang Taeyong harus bekerja di sini lagi untuk beberapa minggu ke depan-untuk mendekor rumah, supaya perayaan ulang tahun Jichan dan si kembar lebih meriah.

After Married ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang