.
.
.
.
."Sana minta maaf," Kataku sambil menyenggol lengan Mas Jaehyun yang kini hanya diam di sebelahku sambil menggigiti jarinya.
Hari ini kebetulan anak-anak dan Mas Jaehyun tengah libur. Jadi Mas Jaehyun berniat untuk meminta maaf pada Jena. Karena sudah dua hari ini Jena mendiami Mas Jaehyun. Ia marah karena Mas Jaehyun mengizinkan Kyumi untuk menyebutnya sebagai Papah.
Jena yang sedang bermain dengan si kembar di ruang tengahpun tidak memperdulikan Mas Jaehyun saat suamiku itu menghampirinya.
Aku melihat interaksi Mas Jaehyun dan Jena dari belakang mereka, "Minta maaf buru," Ucapku tanpa suara saat Mas Jaehyun melihatku seolah meminta pertolongan.
"Jena?" Panggil Mas Jaehyun. Yang di panggil hanya melirik dan pura-pura sibuk bermain dengan si kembar.
Mas Jaehyun menghela nafas. Sebenarnya ini sudah keempat kalinya Mas Jaehyun meminta maaf pada Jena. Tapi anak itu tidak pernah membalasnya, "Maafin Ayah sayang. Ayah cuma sayang kamu kok. Serius deh."
"Jangan marah lagi ya?" Bujuk Mas Jaehyun.
"Marah aja Jen!" Bukan suaraku apalagi si kembar. Itu suara Jichan yang baru saja pulang futsal.
"Abang diem," Omelku sambil membekap mulut Jichan dan membawanya ke kamar. Kalau tidak di bekap, yang ada hubungan Mas Jaehyun dan Jena tidak pernah akur karena di kompori terus oleh kompor meleduk alias Jichan.
Jaehyun berdecak kesal saat anak laki lakinya berbicara asal, "Jangan dengerin Abang. Abang itu nggak patut di contoh. Jahat dia," Kata Jaehyun meyakinkan Jena, supaya anak perempuannya tidak terpengaruh oleh Jichan.
"Ayah juga jahat," Balas Jena sekenanya. Setelah itu ia pergi meninggalkan Jaehyun dan juga si kembar yang kini sedang mentertawai Jaehyun. Si kembar seperti meledek Jaehyun karena tidak di maafkan oleh Jena.
"Astaga Buna, anak kamu gede ambek banget," Jaehyun terlihat frustasi. Ia tahu dirinya salah karena lebih membela Kyumi saat itu, tapi ia tidak akan menyangka kalau Jena akan marah padanya sampai hari ini.
******
Oke gagal lagi.
Aku tidak tahu harus bagaimana membujuk Jena agar anak itu berhenti marah dengan Mas Jaehyun. Masalahnya bukan hanya Mas Jaehyun yang pusing karena tidak di maafkan Jena, tapi aku juga. Bagaimana tidak? Mas Jaehyun itu terus merengek kepadaku supaya aku membantunya membujuk Jena. Padahal Jena itu tipe anak yang susah dibujuk kalau sedang marah atau ngambek, "Iya aku bantu. Ini aku lagi mikir gimana caranya Mas."
"Tapi jangan lama-lama loh Bun, nanti Jena makin marah sama aku."
"Ya salah sendiri itumah."
Mas Jaehyun berdecak, lalu ia memeluk tubuhku, "Ayo Bun, bantu aku. Kita ke kamar Jena sekarang ya?"
Aku melotot. Mas Jaehyun itu lupa atau bagaimana sih? Bisa-bisanya ia mengajakku ke kamar Jena, padahal posisi kami sekarang sedang mandi. Ya, Mas Jaehyun tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi dan memintaku untuk membantunya membujuk Jena. Karena kamar mandi yang tidak ku kunci, ia jadi leluasa untuk masuk dan memeluk tubuh telanjangku seenaknya, "Aku mandinya belom kelar Ayah. Lepas makanya, daritadi pelukan mulu udah kayak teletubies."
Mas Jaehyun menggeleng, "Udah enak tau posisinya."
Aku mencubit lengan Mas Jaehyun yang mulai bergrilya dengan nakal, "Jangan dulu! Aku belum pasang alat kontrasepsinya Mas," Aku memang baru akan memasang IUD minggu depan. Jadi sebisa mungkin Mas Jaehyun harus menahannya, "Aku nggak mau ya hamil lagi. Empat anak aja kamu ngurusnya masih belum bener. Gimana lima? Kapan-kapan aja pokoknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married ; Jung Jaehyun [END✔]
Fanfic[15+] Sequel dari Nikah ; Jung Jaehyun "Aku mau punya banyak anak," -Jung Jaehyun High rank #4 in kpop (20/7/19)