Hai!
.
.
Maaf banget lama gk up karna author sibuk masa cari sekolah baru wkwk.
.
.
Langsung aja
.
.
Hope you enjoy guys!
.
.Jungkook menoleh ke sekitarnya, tidak ada siapapun. Tapi Jungkook yakin sekali, ada yang memanggilnya tadi. Bahkan terdengar jelas sekali. Takut? Jelas, Jungkook takut sekali. Meski Jungkook sendiri bukanlah orang yang percaya akan adanya hantu di dunia ini. Tapi suara itu, dari mana datangnya?
Suara itu terdengar familiar. Jungkook berusaha mengingat, sekiranya suara siapakah itu? Namun sayang bukannya mengingat Jungkook malah merasa pusing sekali.
Tiba-tiba saja kepalanya terasa sangat berat dan sakit. Jungkook meremas kepalanya dengan kedua tangan. Menggerang kesakitan saat kepalanya terasa sakit bukan main.
"Arghh.. "
Tubuhnya melemas, membuat Jungkook terjatuh dari atas sofa dan terbaring lemas di lantai. Jungkook bergerak kesakitan saat kepalanya terasa berat dan sakit juga pandangannya yang mengabur. Jungkook memejamkan matanya, mencoba menahan sakit di kepalanya.
Namun anehnya saat Jungkook memejamkan matanya, Jungkook merasa seolah melayang. Tubuhnya terasa begitu ringan. Bahkan pendengarannya tidak bisa mendengar teriakannya sendiri.
Jungkook panik. Dirinya berusaha membuka kembali kedua matanya. Namun entah kenapa sangat sulit untuk melakukan nya.
"Jungkook"
"Jungkook"
"Jungkook""Buka matamu!"
"Jungkook! "
"Jungkook are you okay?"
"Jungkook! "
"Hiks..
" Hiks...
"Jungkook!"
"Jungkook!"
Jungkook tersentak. Matanya terbuka begitu saja. Jungkook menatap ke arah sampingnya, menemukan Seokjin tengah berlutut disebelahnya.
"H-hyung." Lirih Jungkook hingga akhirnya kedua kelopak matanya tertutup kembali.
.
Jungkook mencoba memfokuskan matanya. Melihat ke Seliling penjuru. Asing. Bukankah ini di rumah sakit? Jungkook bertanya pada dirinya sendiri. Jungkook ingin bangun namun sayang tidak bisa. Jungkook bahkan baru sadar, banyak alat terpasang ditubuhnya. Kepalanya di perban dan sesuatu mengganjal di lehernya. Kakinya menggantung dengan gips yang menempel sempurna.
Badannya benar-benar kaku, bahkan rasanya saat membuka mata sangat sakit. Jungkook melirik kearah jendela. Disana langitnya gelap. Bintang bertaburan di atasnya. Jungkook melirik kearah berlawanan dan menemukan seseorang tidur di sebuah sofa panjang dengan sangat lelap.
Jungkook kenal orang itu. Dia..
Bukankah dia Hoseok? Jungkook senang karena Hoseok hyungnya ternyata menemaninya. Namun anehnya bagaimana bisa kakinya di gips begitu? Seingatnya dirinya hanya mengalami sakit kepala yang benar-benar bisa membuatnya mati mendadak. Tapi kaki yang patah tidak ada sangkut pautnya dengan itu.Jungkook melirik kearah Hoseok lagi saat pergerakan kecil didengarnya. Disana Hoseok terlihat bergerak gelisah. Baru saja Jungkook akan mengeluarkan suaranya namun gagal saat kesadarannya direnggut. Disana Jungkook kembali memejamkan matanya saat Hoseok bangun untuk sekedar melihatnya.
.
"Hey."
Jungkook mengerjapkan matanya. Melihat kearah Taehyung yang tersenyum kepadanya. Tangan besarnya menggenggam tangan Jungkook yang lemas.
"H-hyung." Jungkook berujar pelan.
"Ya? Aku disini. Kau mau sesuatu?" Jungkook menggeleng. Memilih bangun dari posisi tidurnya dan memeluk tubuh Taehyung erat.
"Hyung sakit." Eluh Jungkook. Sedangkan Taehyung hanya memeluknya erat.
"Maaf sayang. Hanya ini yang bisa hyung lakukan untuk mengurangi rasa sakitmu." Ujar Taehyung. Namun Jungkook malah mengernyit bingung.
Kenapa Taehyung meminta maaf? Mengapa hyungnya ini bilang begitu? Memangnya apa hubungannya?
"Hyung, kenapa minta maaf?" Taehyung tersenyum, melonggarkan sedikit pelukannya untuk menatap wajah imut adiknya.
"Hyung hanya bisa memelukmu begini. Jika saja hyung bisa mengambil rasa sakitnya maka hyung akan lakukan itu." Kini giliran Jungkook yang tersenyum. Jungkook mengerti sekarang maksud ucapan Taehyung, mungkin.
"Tidak jangan bilang begitu hyung. Sakitnya hilang kalau hyung memelukku begini." Ucap Jungkook dengan mata berkaca-kaca.
"Benarkah?" Jungkook mengangguk kemudian kembali memeluk tubuh Taehyung.
"Tapi hyung." Jungkook melonggarkan pelukannya.
"Bukankah tadi Jin Hyung yang pulang? Kenapa bisa Hyungie yang disini?" Lanjut Jungkook.
"Jin hyung keluar sebentar jadi hyung saja yang menemani adik hyung satu-satunya. Lagi pula memangnya Kookie tidak mau kalau hyung yang disini?" Jungkook secepatnya menggeleng.
"Mau! Bukan begitu maksudku hyung jangan bilang begitu." Taehyung hanya cekikikan dibuatnya.
"Yasudah ayo tidur. Sudah malam dan waktunya tidur."
Jungkook baru sadar kalau hari sudah gelap. Artinya ia sempat tidak sadarkan diri terlalu lama. Karena bukankah tadi masih pagi menjelang siang? Dan Jungkook ragu. Memilih untuk menceritakan tentang mimpinya itu atau tidak. Karena mimpinya terasa nyata sekali. Jungkook jadi bingung sendiri dibuatnya. Namun akhirnya Jungkook memilih untuk memejamkan matanya saat Taehyung mengelus surainya lembut sambil bersenandung.
Begini saja sudah cukup baginya. Jungkook tidak mau apa apalagi. Cukup bersama hyungnya dan bersama-sama seperti ini. Karena rasanya Jungkook sangat diberkati saat salah satu hyungnya bersama dengannya.
TBC.
Pasti udah ketebak ya alurnya?? Huhu author emang gk pinter bikin yang misteri misteri an Wkwk. Malah begini jadinya.
Maaf kependekan tapi author butuh vote and comment kalian dimasa berat ini.Bye see you guys! 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop [BTS story]✔
Short Story[End] . ❝Semuanya tampak aneh dan membingungkan. Bahkan rasanya seperti dikelilingin misteri yang jawabannya menghilang entah kemana. Namun bagaimana jika kebenaran yang selama ini terpendam kembali ke dasar? Karena sesungguhnya tawa itu adalah lamb...