018

1.4K 204 20
                                    

Jungkook berjalan pelan menyusuri jalan. Entah kemana, karena Jungkook masih belum berani kembali ke rumah. Jungkook berharap setidaknya hyung nya pulang. Setidak nya salah satu dari mereka.

Mungkin Hoseok atau Jimin.

Jungkook masih melanjutkan langkahnya hingga matanya kembali menangkap seseorang dengan pakaian serba putih sedang merenung menatap jalan raya di sebelahnya.

"Dia mirip—

Jungkook terdiam kala mereka berdua tak sengaja saling menatap. Jungkook tak melihat jelas wajahnya, karena ia berdiri di tengah kegelapan. Namun dari beberapa piasan cahaya Jungkook dapat melihat bahwa orang itu tengah menatap kearahnya.

Masih begitu sebelum akhirnya seseorang yang diketahui adalah seorang pria itu berlari menjauh. Dan terlihat ketakutan.

"Hey! Tunggu!" Karena rasa ingin tau yang besar, Jungkook berlari mengejar.

Namun orang itu menghilang di belokan jalan. Ia memasuki sebuah gang kecil yang terlihat sepi dan gelap. Akan menakutkan jika Jungkook masuk sendirian. Jungkook terdiam, sedang menetralkan nafasnya yang terengah. Tak lama setelah nya sekerumunan orang berpakaian biru dengan masker terlihat tergesa memasuki gang yang dimasukin orang tadi.

Jungkook ingin tau, namun salah satu dari orang berpakaian biru melarangnya ikut.

"Jangan. Tunggulah disini. Kau keluarganya kan?"

Jungkook menggeleng.

"Oh.. Kalau begitu kau bisa pergi. Kami bukan orang jahat. Kami petugas rumah sakit jiwa dan salah satu pasien kami melarikan diri."

Ah! Jungkook baru saja paham. Jadi orang tadi adalah pasien rumah sakit jiwa yang kabur. Pantas saja terlihat aneh. Jungkook mengangguk-angguk sedangkan si petugas tadi telah berdiri di depan gang lengkap dengan suntikan bius di tangannya, berjaga jika pasien itu keluar.

Jungkook memutuskan untuk pergi. Karena mungkin saja keberadaan nya disana bisa menggangu petugas-petugas itu untuk melakukan aksinya.

Tak berapa lama mereka keluar, dengan seseorang yang di bopong bersama dalam keadaan tak sadarkan diri—di bius. Lagi, rasa penasaran Jungkook muncul. Jadi pemuda itu membalik badan guna melihat orang 'tidak waras' tersebut.

Namun hanya kakinya —yang tak beralas— saja yang berhasil dilihat Jungkook. Sedangkan bagian tubuh yang lain telah masuk ke dalam mobil.

Sudahlah.

Bukan urusannya.

Kali ini Jungkook harus memikirkan dirinya sendiri. Karena ia bahkan tidak tau harus pergi kemana sekarang. Jungkook sangat-sangat berharap para hyung nya memiliki sedikit rasa khawatir terhadapnya dan pulang ke rumah.

Huh..

Jungkook membuang nafas kasar. Ini memuakkan. Pemuda itu mengusak rambut hitamnya frustasi. Tak lama kemudian ponsel si pemuda Jeon berbunyi.

Dengan segera tangan nya merogoh benda persegi tersebut dari kantong nya.

Namjoon Hyung is calling...

"Halo hyung!" Tanpa sadar Jungkook menaikkan suaranya karena saking bahagianya.

Akhirnya salah satu hyung nya menelpon.

"Halo Jungkookie. Kau dimana?"

"Hyung aku tidak berani pulang! Ada seseorang di dalam rumah dan— Oh hyung! Kau dimana sekarang?!"

"Di rumah. Tidak ada seorang pun disini dan kau meninggalkan rumah dengan pintu terbuka lebar."

Tunggu! Pintu terbuka lebar? Tapi tadi ia menguncinya. Apa berarti memang ada seseorang yang masuk tadi?

"Hyung aku mengunci pintu rumah lalu masuk ke kamar. Dan tiba-tiba kamarku terkunci."

"Ya kamarmu memang terkunci. Karena itu aku menanyakan mu. Kupikir kau ada di dalam kamar."

"Tidak hyung seseorang ada disana. Mereka pasti berniat jahat."

"Dan Hyung aku akan pulang sekarang."

Tut—

Dengan cepat Jungkook berlari seperti orang kesetanan. Bahkan tak menyadari sebuah mobil yang melaju kearahnya.
Jungkook baru menyadarinya saat sinar lampu mobil menyilaukan matanya.

Dan di detik berikutnya Jungkook sudah tak mengingat apapun lagi. Karena semuanya berubah gelap.

.



















































"Kookie?"

Jungkook mengerjapkan matanya pelan. Pandangannya buram dan seluruh tubuhnya kaku.

"H-Hoseok hyung?" Dengan susah Jungkook berusaha menggerakkan bibirnya yang terasa begitu kering.

Jungkook masih berusaha menjaga kesadarannya saat seluruh tubuhnya tiba-tiba mengejang.

"Jungkook! Kau baik?!"

Jungkook masih bisa mendengar teriakan panik Hoseok yang menggelegar memanggil-manggil namanya. Sekitar sepuluh atau delapan kali. Setelahnya semuanya lenyap begitu saja.

.











Jungkook side/pov

Aku kembali kesini? Ya, kamarku. Tapi di depan sana terlihat gelap. Dan aku baru saja menyadari, bahwa disini, di kamarku tak terlihat lagi seperti milikku. Semuanya hilang. Dinding putih kamarku telah berubah menjadi hitam.

"Hyung?!"

Aku berteriak. Sungguh keadaan dan tempatku sekarang sangat menakutkan. Bahkan dari sini aku bisa mendengar berbagai macam suara yang terdengar acak-acakan—tergabung.

Dengan perasaan takut bercampur penasaran, aku beranjak dari kasur. Berjalan pelan kearah kegelapan di depan sana. Semakin kedalam, suara-suara itu makin jelas terdengar.

Dan—

Jungkook side/pov end.

Jungkook menyusuri ruangan gelap yang mungkin tak berujung ini. Melewati banyak benda-benda yang tak asing baginya.

Karena benda-benda itu adalah

Sebuah piano.

Jam pasir, Oh Jungkook melupakan jam pasir yang ia temukan di apartemen itu. Dan mungkin sudah hilang.

Ponsel yang tergeletak diatas nakas.

Pil putih yang Jungkook tak tau itu apa.

Foto dua orang anak kecil.

Dan sebuah belahan botol dan kaca.

Disamping itu Jungkook juga melewati banyak lukisan. Dimulai dari lukisan abstrak, lukisan seseorang yang terlihat mengerikan, lukisan burung yang dilukis dengan meninggalkan kesan mengerikan, dan lainnya.

Hingga akhirnya Jungkook sampai pada tempat dimana di tengahnya ada sebuah meja kecil lengkap dengan sebuah proyektor di atasnya.

Jungkook memperhatikan benda itu, sebelum akhirnya menekan tombol play disana.

Sebuah tulisan besar menjadi pembukanya. Dan Jungkook memilih untuk menduduki dirinya sembari menatap kearah depan.




#The Truth Unfold

Lengkap dengan suara ombak sebagai backsound nya.

TBC.
Aku up guys.
Aku rada 'gimana gitu' liat total yg baca sama yg vote. Jauh :(
Dan belajar dari pengalaman. Eak~

aku BAKAL UP LAGI kalo VOTEnya NAIK setidaknya gak sejauh ini perbedaannya.

Dan semisal KOMENnya RAME aku bakal up juga secepatnya. Kalo gak? :( ya..

Eh aku bnyk bct. Yaudh bye~

Magic Shop [BTS story]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang