Deburan ombak terdengar begitu menghanyutkan. Membuat siapa saja akan merasa tenang. Sama halnya dengan Jungkook yang kini tengah duduk di sisi pasir putih. Tadinya hanya ingin berjalan-jalan dan melupakan sebentar kejadian aneh selama ini. Tapi mungkin hanya keinginan saja. Karena Jungkook sendiri tidak bisa melupakan kejadian itu semua.
Berakhir dengan dirinya duduk disini dengan pikiran yang melayang jauh kemana-mana.Jarinya bergerak perlahan diatas pasir. Membuat gambar abstrak di atasnya. Jungkook masih tetap begitu sampai seseorang menepuk bahunya. Jungkook menoleh, mendapati hyungnya tengah tersenyum lebar hingga gusi nya terlihat.
"Yoongi hyung?"
Jungkook berjengit sedangkan Yoongi memilih duduk di sebelah yang termuda.
"Kau kesini hyung?" Yoongi hanya terdiam. Sudah tidak ada senyuman lagi melainkan sebuah tatapan datar yang menatap lurus kedepan.
"Seperti yang kau lihat." Sesimpel itu. Jungkook sempat lupa bahwa hyungnya yang satu ini sedikit lebih pedas saat berkata-kata.
Keheningan melanda sementara, sebelum akhirnya sebuah pertanyaan dilayangkan.
"Kook kau pilih mawar atau kaktus?"
Jungkook berjengit, mencerna pertanyaan aneh yang Yoongi layangkan untuknya.
"Tentu saja mawar." Yoongi menatap Jungkook. Sebelum kemudian
"Kenapa?" Jungkook ikut menoleh, melayangkan sebuah senyuman kemudian menjawab
"Karena mawar itu indah." Jawab Jungkook.
Yoongi kembali menghadap kedepan. Menghela nafas kemudian berujar.
"Semua orang jika dipertanyakan seperti itu juga akan memilih mawar. Seperti mu. Tapi kalau aku, aku akan memilih kaktus."
"Kenapa?"
"Karena mawar itu indah jadi orang yang melihatnya akan melupakan diri di tangkainya. Berakhir dengan luka yang disebabkan oleh Duri si mawar. Sedangkan kaktus, dia memiliki duri. Siapapun juga tau itu. Karena hal itu kaktus dihindari agar tidak terkena dirinya. Dengan kata lain kaktus sudah memperingati bahwa dia mempunyai duri sehingga yang lain tidak akan menyentuhnya sembarangan."
Jungkook hanya terdiam. Ini kata-kata teramat panjang dari seorang Min Yoongi. Jungkook sendiri jadi bingung. Apa maksud ucapan Yoongi.
"Hyung aku tidak mengerti."
"Tidak perlu dimengerti. Kau akan mengerti dengan sendirinya nanti." Yoongi menjawab.
Setelahnya bangkit dari duduknya. Menepuk bagian belakang celananya.
"Aku pergi dulu Kook. Kita akan bertemu lagi di mansion. Sampai jumpa." Kemudian Yoongi berlalu begitu saja dan yang lebih muda hanya menatap diam.
Selepas kepergian Yoongi, Jungkook kembali terdiam. Yah.. Sebuah teka-teki. Satu lagi yang membuat pikirannya menggunung tak karuan. Menggunung memikirkan hal-hal yang sedikit 'aneh'
Bukan aneh lebih tepatnya sedikit berbeda. Hingga saat matahari mulai bersembunyi, Jungkook memutuskan untuk segera pulang. Selama di perjalanan Jungkook hanya memandang ke arah bawah sampai tanpa sadar menabrak seseorang di depannya.
"Eoh! Maaf aku tidak—hyung?" Yang ditabrak menoleh. Terlihat sama terkejutnya juga seperti Jungkook.
"Kook? Kau disini?" Jungkook mengangguk sebagai jawaban.
"Aku tadi hanya berjalan-jalan saja. Kalau hyung sendiri sedang apa?" Jungkook menatap penasaran kepada hyungnya—Seokjin.
"Aku baru saja membeli bensin. Jaga-jaga takut mobilnya mati." Yang lebih muda hanya ber 'oh' ria.
"Kalau begitu ayo kita pulang bersama." Ajak Seokjin.
"Ayo!" Balas Jungkook antusias.
.
Sampai di mansion mereka berdua bergegas masuk kedalam. Karena diluar sedang hujan deras dengan suara gemuruh kencang. Keadaan di dalam mansion sudah gelap. Mungkin karena yang lainnya sudah tertidur.
"Hyung kenapa gelap?" Jungkook bertanya. Namun sayangnya tak ada jawaban dari Seokjin.
"Hyung?" Saat untuk kedua kalinya tak mendapat jawaban akhirnya Jungkook berbalik untuk melihat kebelakang di mana Seokjin seharusnya berdiri.
"Hyung kau kemana?" Jungkook berteriak. Sedikit memberi tau kalau Jungkook takut gelap.
Ketakutan Jungkook di karenakan masa lalu yang terbawa hingga sekarang.
"Hyung!" Jungkook tak henti berteriak.
Debler!
Seketika Jungkook Berjongkok menutup kedua telinganya dengan tangan saat jendela nya tebuka karena angin yang kencang. Gorden-gorden putih berterbangan menambah kesan menyeramkan bagi Jungkook.
"Kumohon.. " Ucapan Jungkook melirih.
ARGHH
Jungkook terkejut mendengar suara teriakan yang terdengar begitu tersiksa. Dan Jungkook sangat mengenal suara itu. Suara itu adalah suara milik Kim Taehyung.
Tapi kenapa Taehyung berteriak kesakitan seperti itu?"Taehyungie hyung!" Jungkook berteriak.
Kemudian bangkit dari posisinya, mengabaikan rasa takutnya yang meluap begitu saja.
"Hyung!" Jungkook memutar tubuhnya mencari-cari sumber suaranya.
Hingga saat teriakan kesakitan itu terdengar untuk yang kedua kalinya, barulah Jungkook berlari menuju lantai atas. Tepat saat Jungkook berdiri di depan pintu ber cat putih yang tertutup rapat. Dengan ancang-ancang yang mantap Jungkook mendobrak pintu tersebut yang tak lain adalah pintu kamar milik Taehyung.
Namun ternyata saat pintu terbuka tidak ada siapapun di ruangan itu. Kosong, gelap. Hanya itu. Jungkook menggelengkan kepalanya diikuti dengan langkah mundur perlahan.
Tapi sayangnya langkah Jungkook terhenti saat punggungnya menabrak sesuatu.
TBC.
Hola! Lagi mood jadi up sekarang deh hehe. Mau tau dong menurut kalian ff ku kali ini gmn sih?Vote and comment yorobun :)
Bye! See you guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop [BTS story]✔
Short Story[End] . ❝Semuanya tampak aneh dan membingungkan. Bahkan rasanya seperti dikelilingin misteri yang jawabannya menghilang entah kemana. Namun bagaimana jika kebenaran yang selama ini terpendam kembali ke dasar? Karena sesungguhnya tawa itu adalah lamb...